Mala dan ketiga sahabatnya terkejut ketika tahu orang tua mereka telah menjodohkan mereka dengan anggota OSIS yang terkenal tegas dan selalu menghukum mereka. Akankah mereka bisa menerima jodoh tak terduga ini dan akan kah mereka menemukan cinta di balik keputusan orang tua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Nya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JDTO
Seorang gadis tenga berjalan mengelilingi desa harum bunga, kebetulan disini adalah tempat ia dilahirkan. Namun langkah gadis itu terhenti kala ada seseorang yang mengikutinya.
"ALEA!" pekik seseorang
Gadis itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang.
Degh
"A-afan ..."
Grep
"Kamu kemana aja Lea? Kamu tau gak aku khawatir sama kamu." ucap Afan sembari memeluk gadis yang bernama Alea itu
Alea mendorong tubuh Afan. "Jangan gini, fan, gak enak diliat orang."
"Aku kangen banget sama kamu lea, kamu kemana aja selama 1 tahun ini menghilang?"
"Maaf fan, tapi hubungan kita gue anggap sudah selesai satu tahun yang lalu."
Deg
Mendengar ucapan Alea membuat Afan benar-benar terkejut. "Kenapa? Kenapa Lea kenapa? Bukan kah kita saling mencintai? Dan berjanji buat selalu bersama?"
"G-gue gak pernah cinta sama lo, gue nyesel kenal sama lo fan gue nyesel!" setelah mengatakan itu Lea langsung pergi
Dilain sisi, tepatnya dikota Jakarta.Saat ini Devi sedang memasak makanan bersama kedua sahabatnya untuk menu makan mereka nanti malam.
"Kalo ada Mala pasti dia yang masakin kita, makanan enak-enak." lirih Vio
"Iya, kita gak bakalan di suruhnya tu nyentuh alat dapur.." sambung Haura
"Iya vi, hau, gue juga kangen banget sama masakan Mala, dia tu tomboy tapi jago masak. Gue beruntung banget sahabatan sama mala." timpal Devi
"Ahh jadi sedih lagi kan ..." mereka bertiga pun berpelukan guna untuk menyemangati satu sama lain
Prang..
"Astaghfirullah bunyi apaan tu, dev?"
"Gue gak tau vi.."
"Mending kita cek aja," timpal Haura
"Tapi gimana kalo itu kunti bogel?"
Pletak
Vio mengelus jidatnya kala di jitak oleh Haura. "Aw, sakit hau.."
"Astaghfirullah.."
"Ada apa dev?" Haura dan vio berlari mendekat ke arah Devi
"Itu foto pernikahan gue sama Afan jatuh mana bingkai kacanya peca lagu." ucap Devi sambil membersihkan pecahan-pecahan kacanya
"Hati-hati dev na—" belum selesai Haura berbicara namun Devi sudah terluka, terkena pecahan kaca tersebut.
"Ya allah dev, 'kan udah aku bilang hati-hati, jadi luka 'kan? Mana darahnya banyak lagi.." omel Haura
"Maaf hau, tapi tadi udah hati-hati kok cuma nasib sial emang gak ada di kalender."
"Tapi kok fotonya bisa jatuh ya? Padahal gak ada angin.."
"Iya juga ya, apa jangan-jangan ..."
...****...
Prang....
Semua yang berada diruang tamu terkejut kala mendengar suara pecahan. sorot mata semua menatap ke arah belakang, terdapat gadis cantik yang berdiri tegap dengan tatapan kosong.
"N-naura." lirih ima
"J-jadi ayah sama ibu bukan orang tua kandung Naura? Katakan bu yah orang ini berbohongkan? Ayah ibu jawab Naura jangan diem aja!" pekik Naura
"Iya." jawab Adam
Degh
"Laki-laki ini suamimu nak, dia mencarimu selama 7 bulan ini dan takdir membawanya kesini. Dia suamimu ..."
"Enggak! Ayah bohongkan mana mungkin Naura sudah menikah, Naura masih sekolah yah, Naura bukan anak yang gak benerkan ya yah?"
"Enggak sayang, kamu anak baik-baik."
"Terus kenapa ayah bilang dia suami Naura sedangkan Naura masih sekolah atau Naura berbuat zina yah? hiks... hiks... Naura enggak inget yah, Naura gak murahankan?" tangis Naura pecah
Ima memeluk putrinya itu. "Ibu percayakan sama Naura gak berzina, Naura belum menikah ibu, dia pasti bohong dia mau fitnah Naura ibu." racaunya
"Astagfirullah.. gak boleh begitu nak, dia suamimu." ucap Adam
"Hiks... Ayah lebih percaya sama dia? Ayah gak percaya sama Naura? Dia bohong yah, dia cowok brengsek! Cowok yang suka mainin perempuan."
mendengar perkataan Mala pedas itu keluar dari mulut istrinya membuat hatinya terasa sakit, namun ia memaklumi hal tersebut karena tau bahwa istrinya itu sedang hilang ingatan.
"Aku gak bohong la, ini bukti-bukti kalo kamu itu memang benar istriku."
Rakha memperlihatkan foto nikah mereka, namun sang empuh masih tak mempercayainya. "Bisa aja itu editan," ucapnya
"Ya Allah, kamu butuh bukti apa lagi la?" ucap Rakha prustasi
"Naura sayang, menikah muda itu tidak semua dilandasi karena kesalahan yang seperti kamu pikirkan itu, ayah sudah mendengar ceritanya dari nak Rakha kalo kalian itu dijodohkan karena orang tua kalian sudah sepakat dan tentunya itu akan menjauhkan kalian dari perbuatan zina." tutur Adam
Magrib tiba, Adam mengajak Rakha dan yang lainnya sholat untuk meminta jalan keluarnya. Rakha sempat ingin mengajak ketiga sahabatnya namun ketiganya pergi entah kemana. Rakha juga sudah memberi kabar pada para orang tua tentang keberadaan Mala.
"Ustadz, tante, Rakha pamit ya? Besok pagi Rakha jemput Mala disini." ucap Rakha.
Yah, walaupun Mala masih tak mengingat semuanya Rakha masih tetap akan membawa gadisnya itu kembali ke Jakarta.
"Iya nak.."jawab Adam dan sang istri secara bersamaan, sementara Mala memasang wajah masamnya.
'Kenapa rasanya aku ingin selalu bersamanya? Apa benar dia suamiku?' batin Naura
"La, aku pamit ya? Besok pagi aku jemput kamu, kita pulang ke jakarta." tutur Rakha sambil membelai surai panjang milik istrinya
Rakha pergi dari sana, saat ini ia sudah berada di rumah pak kades tepatnya di dalam kamar.
Drett...
Bunyi telpon terdengar jelas di telinga Rakha dan ketiga sahabatnya.
"Ck! Zay, hp lo tu dari tadi bunyi terus cepet angkat. Ganggu aja!" ketus Eby
"Iya gue angkat nih." Zayyan pergi menjauh dari sana saat mengetahui nama yang terterah dilayar handphonenya
📞....
"Hallo sayang, kenapa kangen ya?" goda Zayyan
["Assalamuaikum."]
"Hehe waalaikumsalam, maaf yang lupa.."
["Udah ah aku gak mau banyak basa-basi, Afan mana?"] tanya Haura to the point
"Kenapa cari Afan? Suami kamu 'kan aku bukan dia."
["Ck! Devi mau ngomong, tadi Devi telpon nomornya gak aktif."]
Haura bener-benar dibuat kesal oleh suaminya itu, ya walaupun ia sebenarnya sangat lah rindu dengan suaminya itu.
"Kam----" Zayyan menghentikan omonganya kala mendengar pemilik suara itu telah berubah
["Zay mana Afannya?"]` kali ini suara itu bukan lagi milik istrinya melainkan sahabatnya, Devi.
"Ck! Belum juga kangen-kangenan." gungam Zayyan sembari kembali masuk ke dalam
"Kenapa tu muka lo zay? Kusut amet, bukannya habis kangen-kangenan?" ucap Eby
"Ck! Jangan banyak tanya. Nih, fan, istri lo mau ngomong." Zayyan menyodorkan benda pipinya itu kepada Afan yang tenga mengobrol dengan Rakha
Afan sedikit menjauh dari sana untuk mengobrol dengan istrinya itu.
["Hallo beb, kamu kemana aja sih kok gak ngabarin aku? Kamu enggak macem-macemkan di sana?"]
"Salam dulu beb jangan langsung ngomel gini." ucap Afan dengan kekehan
["Hehe maaf beb, abisnya kamu sih gak ngabarin aku seharian ini."]
"Maaf ya, oh iya beb ini udah malam besokkan aku pulang nanti aja aku jelasinya ya?"
Sebelum sambungan telpon itu terputus Devi meminta Afan bernyanyi untuk menghiburnya yang lagi badmood, Devi juga tak menceritakan kejadian tadi sore dimana tanganya terluka karna pecahan kaca bingai foto mereka.
...****...
"Kita pamit ustadz!" ucap Rakha sambil menyalimi punggung tangan ustadz Adam
Sekarang Rakha beralih menyalimi punggung tangan ima. "Saya pamit ta--"
"Ibu, panggil saya ibu seperti Naura eh Mala maksud saya.." ucap Ima dengan senyum kikuk
Rakha tersenyum mendengar penuturan ima tersebut. "Rakha pamit bu, kapan-kapan rakha akan ajak Mala sering-sering berkunjung kesini."
Ima tersenyum mendengar itu semua. "Rumah ini akan selalu terbuka untuk kalian," ujarnya
"Aaaa ibu Naura pasti kangen ibu." Mala memeluk tubuh ibunya itu sangat erat
"Kamu jangan nakal ya? Disana jangan nyusahin nak Rakha, kamu harus nurut apa kata suamimu." ucap Ima yang di beri anggukan oleh sang empuh. "Satu lagi, nama kamu Mala bukan Naura sayang."
"Iya ibuku sayang, kenapa sih mau Mala kek Naura kek sama aja kedua nama itu untuk orang yang sama" ujar mala
Mobil jemputan mereka 'pun tiba, banyak warga yang menghantar mereka untuk kembali ke Jakarta bahkan teman-teman Mala selama di desa pun ikut menghantar.
"Naura!" pekik Mawar
Mala menoleh kesumber suara, tampak mawar yang berlari menghampirinya.
grep
"Hiks... kamu beneran mau pulang ke jakarta nau? Aku gak ada temen lagi kalo kamu pergi hiks... " Mawar benar-benar sedih ketika dapat kabar ternyata sahabatnya itu akan kembali kejakarta.
"Jangan nangis war, nanti Asep gak jadi suka sama kamu." bisik Mala
"Ihh Naura, aku 'kan lagi sedih kok kamu malah bercandain aku sih."
Mala terkekeh melihat wajah Mawar bersemu merah. "iya war, aku harus pulang keluargaku yang menungguku dijakarta, kapan-kapan kamu main kejakarta ya? nginep dirumah aku." ucap Naura. "Lagiankan nanti kamu mau kuliah di jakarta, nah bisa tu tinggal dirumah aku aja sekalian."
"Tapi kamu gak lupain aku 'kan nau?"
"Gak akan,"
"Ehemm" Rakha berdehem sambil menunjuk jam tanganya, Mala yang paham akan maksud Rakha itu pun hanya bisa berdecak kesal.
Mala masuk ke mobil dan mobil langsung melaju, namun di tenga perjalanan mereka di jegat oleh segerombolan orang-orang.
"Woy! mau cari mati lo?" pekik Zayyan
"Zayyan.." tegur Rakha.
"Maaf, abisnya tuh orang main cegat-cegat aja."
Dari segerombolan remaja-remaja yang mencegat jalan mereka itu muncul pemuda yang tak asing bagi mereka...
"Asep!"
LANJUTT secepatnya 💪💪💪💪💪💪💪💪❤️❤️
mumpung LG hotspot ma adek
oh ya nanti jangan lupa baca novel aku judul nya gadis cantik milik ceo
Aaaaa ini cb yg kucari²di FB itu akhirnya ketemu di aplikasi NOVEL TOON,
LANJUTTT SEMANGAT💪🏻💪🏻💪🏻