Luna Aurora Abraham rela meninggalkan nama belakang dan keluarganya demi menikah dengan lelaki yang dicintainya yaitu Bima Pratama. Seorang pria dari kalangan biasa yang dianggap Luna sebagai dewa penyelamat saat dirinya hampir saja diperkosa preman.
Dianggap gila oleh suami dan Ibu mertuanya setelah mengalami keguguran. Dengan tega, Bima memasukkannya ke Rumah Sakit jiwa setelah menguasai seluruh harta kekayaan yang dimilikinya.
Tidak cukup sampai di situ, Bima juga membayar orang-orang di RSJ untuk memberikan obat pelumpuh syaraf. Luna harus hidup dengan para orang gila yang tidak jarang sengaja ingin membunuhnya.
Hingga suatu hari, Bima datang berkunjung dengan menggandeng wanita hamil yang ternyata adalah kekasih barunya.
"Aku akan menikah dengan Maya karena dia sedang mengandung anakku."
Bagaimana kelanjutan kisah Luna setelah Tuhan memberinya kesempatan kedua kembali pada waktu satu hari sebelum acara pernikahan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Pernikahan
"APA... Kamu mau menikah?" Tanya Mama Widya kaget ketika Atlas menelponnya dini hari. Ya karena perbedaan waktu Swiss Indonesia adalah 5 jam. Jika saat ini Atlas melihat baru pukul 10 malam, tapi Mama Widya melihat jam menunjukkan 3 dini hari.
"Ada apa sih Ma masih gelap, kamu sudah teriak-teriak."
"Ini lho, Papa Atlas telepon katanya kita diminta datang ke sana pagi ini juga. Karena 3 hari lagi dia akan menikah." Ucap Mama Widya seketika ngantuknya hilang, begitu juga dengan Papa Wira langsung bangkit dari tidur lalu mengambil koper besar.
"Cepat bangun dan berkemas, setelah ini kita harus langsung berangkat."
"Papa tidak tanya, Atlas akan menikah dengan siapa? Kenapa Papa terlihat begitu antusias seperti ini."
"Karena aku tahu siapa putraku, dia tidak mungkin mengambil keputusan yang salah untuk kesekian kalinya. Aku lihat, anak itu sudah semakin dewasa cara berfikirnya. Dia sudah berubah Ma, dan kamu jangan membuat jarak semakin jauh."
"Jangan menambah kesalahan kita sebagai orang tua, Atlas masih putra kita yang harus kita dukung saat dia sudah memperbaiki hidupnya. Jangan pernah memaksa menikahi perempuan murahan yang tidak punya etika. Kamu tahu, tadi malam dia menyuruh Bibik masak dengan sikap arogannya padahal di meja makan masih banyak makanan yang tersisa."
"Baru hidup numpang saja sudah bersikap layaknya nyonya besar. Dan itu adalah kesalahan terbesarmu yang memelihara ular di dalam rumah. Kamu sebagai istri tidak pernah mau mendengar nasehatku sebagai suami. Jika suatu hari Laras menjadi duri dalam daging kehidupan pernikahan Atlas, maka kamu yang harus menanggung akibatnya." Tegas Papa Wira.
"Maaf, aku mengaku salah. Tapi kemarin aku sudah mengusirnya dari rumah. Aku tidak tahu kalau ternyata dia kembali malam hari. Baiklah, Papa bersiap dulu. Aku akan ke kamar Laras dan mengusirnya saat ini juga." Ucap Mama Widya melangkah keluar kamar.
Brak
Brak
"Bangun Laras, atau aku suruh dobrak pintu ini."
"Kenapa sih tante, ini masih belum subuh tapi tante sudah ribut di kamar orang."
PLAK
"INI RUMAHKU, AKU BEBAS MELAKUKAN APA SAJA." Teriak Mama Widya.
Para pembantu yang tidur pun terbangun dan ikut berkerumun di depan kamar yang digunakan Laras.
"Bibik, tolong kemasi barang miliknya saat awal masuk rumah ini. Sedang barang yang dibeli setelah tinggal di sini tinggal semua. Pak Budi, tarik paksa dia keluar dari rumah sekarang juga. Dan kalian semua harus ingat, mulai detik ini dia tidak aku ijinkan menginjakkan kaki di sini." Ucap Mama Widya menatap nyalang perempuan tidak tahu diri.
"Tante tidak boleh mengusirku sembarangan."
Srekkk... Ahhh...
Mama Widya sudah sangat marah, meraih rambut panjang Laras dan menariknya keras hingga tubuhnya ikut tertarik keluar kamar.
"Kemarin sudah aku peringatkan baik-baik untuk pergi dari rumahku. Tapi sepertinya kamu bebal dan mengabaikan ancamanku. Sekarang pergi dari sini, aku tidak mau menerima pelacur kotor sepertimu di sini."
"Aku mungkin kalah hari ini, tapi aku pastikan akan kembali. Karena rumah ini seharusnya menjadi milikku, sebagai pengganti putraku yang mati karena ulah anakmu itu."
"Dan Atlas harus tetap menikahi aku, karenanya aku tidak hanya kehilangan anak tapi juga rahim." Setelah mengatakan hal bodoh, Laras pergi dengan masih menggunakan lingerie.
Sementara itu, di sebuah hotel mewah nampak dua orang yang baru saja membuat kesepakatan menikah nampak sama-sama merasa canggung.
"Papa dan Mama akan berangkat hari ini juga dari Indonesia. Lantas apa kamu akan memberi tahu papa Bram dan kak Ervan?" Pertanyaan Atlas seketika membuat Luna tersadar, kakaknya itu menghilang.
"Astaga, aku lupa kalau Kak Ervan sedang patah hati karena ternyata calon istrinya bukan perempuan baik-baik. Sudah seminggu dia menghilang tanpa kabar." Ucap Luna.
"Ayo mas, antarkan aku mencari keberadaan Kak Ervan, dia tidak pulang ke rumahku berarti dia menginap di apartemen miliknya atau tidur di perusahaan." Ucapnya lagi.
"Mas... Kamu memanggilku mas, sayang?"
"Iya, sudah sekarang bukan waktunya membahas masalah panggilan. Ayo pergi." Tapi saat Luna membuka pintu kamar, pemandangan menakjubkan terlihat olehnya. Kamar sebelah yang katanya kamar orang yang ingin menjebaknya sedang ramai dikerumuni oleh para wartawan.
"Jadi penasaran, apa yang sedang mereka perhatikan sampai tidak berkedip.
"Yang pasti sesuatu yang tidak pantas untuk dilihat, ayo sayang kita pergi saja. Biarkan itu menjadi urusan asistenku. Kita jangan terlihat di sekitar sana supaya tidak dianggap terlibat telah membalas perbuatan mereka. Jika sangat penasaran, kamu bisa lihat di media sosial. Karens saat ini sedang ditayangkan secara live." Ucap Atlas.
"Jangan panggil aku sayang, panggilan itu membuat telingaku geli. Terlalu biasa dan pasaran. Aku tidak mau, aku maunya sesuatu darimu yang lebih spesial. Ingat aku sudah kehilangan ciuman dan pelukan pertamamu. Jadi aku ingin kamu menggantikannya dengan sesuatu yang berbeda yang bisa membuat hatiku tersentuh dan percaya akan ketulusan cintamu.
"Baiklah honey, apakah sudah lebih baik panggilan itu atau ada yang lain yang kamu inginkan."
"Lumayan, aku suka." Jawab Luna.
"Aku yang akan mengendarai mobil, mas duduk diam di sampingku."
Setelah itu mobil melaju dengan sangat kencang, bahkan Atlas memegang dadanya karena dia ketar ketir melihat cara menyetir calon istrinya.
"Jangan khawatir, kita tidak akan mati mas. Aku sudah terbiasa seperti ini sejak 5 tahun."
"Mas, kaget honey." Ucap Atlas.
"Mas tunggu sebentar, jika di rumah belum ada kita langsung ke apartemennya saja." Ucap Luna.
Luna nampak tergesa-gesa membuka pintu, tidak lama dia keluar dan masuk kembali ke mobil.
"Kak Ervan masih belum pulang, kita langsung saja ke apartemennya. Takut dia bunuh diri seperti kamu saat dulu patah hati. Laki-laki badan saja gede, tapi cemen banget." Oceh Luna.
Atlas diam saja tidak berani membela diri, nyatanya memang begitu. Terkadang patah hati bisa membuat mati logika, menjadi pria lembek.
Saat tiba di depan pintu apartemen Kakaknya, Luna langsung menekan tombol angka-angka kode password.
Brak, pintu itu Luna tendang menimbulkan suara berdentum yang keras. Membuat dua sejoli yang sedang menikmati malam berdua terlonjak kaget.
Prok Prok Prok
"Aku kira Kakak masih menikmati masa patah hati, ternyata sudah ada pengganti."
"Hebat, siapa calon Kakak iparku ini. Kelihatannya masih sangat muda."
"Luna, kenapa datang malam-malam? Dan siapa pria yang ada di belakangmu itu?" Tanya Ervan.
"Aku akan menikah 3 hari lagi, Kakak wajib menghadiri. Atau kita bisa menikah bersama. Bagaimana, Kakak Ipar yang cantik dan imut siapa namamu?" Tanya Luna.
"Kamu kenapa tiba-tiba ingin menikah, ada apa sebenarnya dan siapa pria yang beruntung itu?"
"Aku Kak, Atlas pria yang sangat beruntung bisa kembali menikah dengan Luna. Tolong restui kami, aku janji tidak akan menyakiti Luna lagi." Ucap tegas Atlas.
"Kamu, kenapa bisa sampai di sini. Jelaskan apa yang terjadi."
"Ceritanya panjang, dan Kakak melewatkan banyak hal. Aku pikir Kakak masih sesi berkabung tapi ternyata sedang menjalin kasih yang baru."
"Intinya, aku hanya ingin memberi tahu bukan untuk mengajak diskusi. Berhubung sekarang sudah malam, aku malas pulang. Ayo Kakak ipar, kita tidur sekamar. Biarkan para lelaki tidur di ruang tamu."
"Jadi, siapa nama kamu dan sepertinya umurmu masih sangat muda." Tanya Luna ramah.
"Namaku Daisy Liana, umurku 20 tahun." Jawab Daisy malu-malu.
"Kamu masih muda, tapi mau menjadi kekasih Kakakku yang tua?"
"Aku bukan kekasih Kakakmu, tapi dia yang tiba-tiba mengajakku menikah dan membawaku ke sini."
"Jadi, kalian sudah tinggal bersama selama seminggu ini? Apa kakakku pernah berkata jika dia impoten?"
"Siapa yang impoten? Justru dia selalu bergairah saat sedang bersamaku. Makanya dia mengajakku cepat menikah."
"Ini luar biasa, sungguh keajaiban."
Luna Aurora Abraham (27 tahun)
Atlas Greyson (28 tahun)
Ervan Abraham (32 tahun)
Daisy Liana (20 tahun)
Weh bang ER tahan sekali Ampe seminggu lebih jebol gawang ga bisa 😂😂😂
yg jadi atlas matanya biru/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Suka awal yg menarik
jangan jangan cuma Rekasi sebentar dah mau masuk sarang letoy lagi wkwkwkkw