Sekar dan Aryo menikah karena sebuah perjodohan. Akan tetapi rupanya Aryo adalah seorang duda. Sekar tentu sangat terkejut mengetahui fakta itu.
Namun, mereka memutuskan untuk menerima pernikahan mereka. Meskipun sikap dingin Aryo kadang membuat Sekar tidak habis pikir. Pada akhirnya Sekar membalas sikap dingin itu dengan sikap dingin juga. Disitu Aryo mulai kewalahan, dan berusaha meluluhkan hati Sekar.
Ketika keduanya mulai dekat, mantan istri Aryo tiba-tiba muncul. Bagaimana Sekar menghadapi sang mantan istri dari Aryo?
Apakah Aryo akan oleng dengan munculnya si mantan istri?
Saya tidak akan memaksa readers untuk suka dengan karya saya. Mau like atau tidak ya monggo. Terimakasih bagi yang membaca dan memberikan apresiasinya kepada saya. Jika memang tidak berkenan membaca, silahkan dilewati. Saya yakin dari sinopsis sudah bisa dilihat.
keberlangsungan karya ini juga ada pada readers semua. Terimakasih banyak bagi yang sudah membaca bab demi bab yang sudah author tulis 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Dingin 20
Suasana menjadi sangat canggung saat keduanya kembali bertemu di rumah. Sekar selalu memalingkan wajahnya saat berpapasan dengan Aryo. Tapi dia bisa berperan apik ketika ada Asriati dan Suseno.
Malam menjelang, Sekar sudah naik ke atas ranjang. Iya lagi-lagi tidak memperdulikan Aryo. Terlebih setelah kejadian tadi pagi, di mana Aryo menciumnya secara paksa.
" Aku harap, aku akan tidur cepat," gumam Sekar lirih.
Ketika mendengar pintu kamar terbuka Sekar langsung menarik selimut dan memejamkan matanya. Dia benar-benar tidak ingin berbicara dengan Aryo.
Sraak!
Aryo merangsek ke tempat tidur. Bisa Sekar rasakan bahwa tubuhnya bersentuhan dengan tubuh Aryo. Sepertinya pria itu mendekat ke arahnya.
" Apa kamu sangat marah padaku? Bahkan sejak pulang tadi kamu begitu enggan melihatku. Aku sungguh minta maaf, aku tidak seharusnya begitu. Apa mungkin kata-kata Ari benar, bahwa aku cemburu melihatmu bersama pria lain?"
Deg!
Sekar yang pura-pura tidur sedikit terkejut mendengar setiap yang dikatakan oleh Aryo. Iya tentu tidak menyangka bahwa sebuah kata cemburu keluar dari mulut pria dingin itu. Dia yang berpura-pura tidur terus menerus mencoba untuk tenang. Sebenarnya Sekar tidak tahan, tapi dia tidak mau membuka matanya.
Aryo semakin mendekatkan tubuhnya, membuat Sekar semakin gusar.
Apa yang mau dia lakukan? Mengapa terus mendekatiku? batin Sekar.
" Sekali lagi aku minta maaf ya. Aku harap besok kamu sudah tidak marah."
Cup
Sebuah ciuman lembut Aryo daratkan di pipi Sekar. Posisi Sekar yang tidur miring membuat Aryo kesulitan menjangkau kening, akhirnya dia memilih mencium pipi saja.
Blush
Wajah Sekar memerah, tapi dia berusaha untuk tetap memejamkan matanya. Bisa hancur nanti image cuek nya jika dia terlihat salang tingkah.
" Sial, dia mencium ku lagi! Tapi tunggu, apa jangan-jangan dia sering melakukannya saat aku tidur?" Sekar berbicara dalam hati. Tapi seketika dia menepis pikirannya, tidak mungkin Aryo akan melakukan hal itu.
Jika diingat, setiap pagi Aryo masih tidur saat dia bangun. Dan semua terlihat tenang-tenang saja.
Setelah beberapa saat, dengkuran halus keluar dari bibir Aryo. Sekar akhirnya berani bergerak. Ia bahkan duduk, dan bersandar di headboard ranjang. Sekar melihat ke samping, dimana Aryo tidur.
Wanita itu membuang nafasnya kasar. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan cium bibir ataupun cium pipi yang mereka lakukan. Toh mereka adalah sepasang suami istri yang sah secara agama dan negara. Akan tetapi, Sekar masih merasa bahwa Aryo menyimpan sesuatu darinya. Maka dari itu dia meneguhkan diri untuk tidak terpaut dulu kepada Aryo.
Sekar jelas tidak ingin merasa sakit hati. Jika boleh jujur, Aryo adalah pria pertama bagi dirinya. Sebelumnya ia tidak pernah mengenal pria dalam artian yang dekat, pacaran, ataupun jatuh cinta. Sekarang memang memiliki banyak teman pria tapi tidak pernah menaruh rasa sedikitpun kepada mereka.
Mengenal pria tersebut beberapa waktu ini setelah menikah, sebenarnya membuat hatinya sedikit menghangat. Ia merasakan hal yang belum pernah ia rasakan kepada pria sebelumnya. Tapi, saat ini dia harus hati-hati. Meskipun dia tahu Arya seorang duda, tapi Sekar tidak pernah tahu masa lalu Aryo. Dan Sekar merasa Aryo belum selesai dengan masa lalunya itu.
" Entah bagaimana aku harus bersikap kepadamu. Tapi saat ini aku akan membentengi hatiku Aku tidak akan jatuh cinta padamu terlebih dulu. Sebelum kamu menuntaskan apa yang belum selesai dengan mantan istrimu."
🍀🍀🍀
Hari berganti, keduanya masih sama seperti itu. Sungguh membuat Asriati dan Suseno pusing melihatnya. Asriati bahkan sampai menghubungi Ida untuk memikirkan cara agar membuat hubungan antara putra dan menantunya itu semakin berkembang. Tapi sepertinya tidaklah ada sesuatu yang berarti. Hubungan antara Aryo dan Sekar masih diam di tempat.
Hari ini mereka terlihat begitu lagi. Saling diam, meskipun Sekar tetap menyajikan kopi dan sarapan, akan tetapi tidak ada kata antar keduanya.
" Haaah, sudahlah. Semoga mereka bisa mengatasi ini semua," gumam Asriati. Dia tidak boleh terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga sang putra.
Sekar dan Aryo keluar dari rumah bersama. Mereka memasuki mobil masing-masing dan menuju tempat tujuan mereka. Sekar ke rumah sakit dan Aryo ke Universitas Nusantara.
Sesampainya di rumah sakit Sekar mengerutkan keningnya saat melihat beberapa orang baru yang duduk berjajar rapi. Ia sungguh lupa ada acara apa hari ini.
Tak berselang lama, Mondi datang. Sekar berbisik ke arah sekertaris pribadinya itu dengan cara berbisik. Sedangkan Mondi yang mendengar pertanyaan sekarang hanya bisa menghela nafasnya. Tampaknya sang bos lupa akan agenda hari ini.
" Bu Bos, hari ini kan ada wawancara kerja. Ini Bu Bos sendiri yo yang memanggil mereka."
Plak!
Sekar menepuk keningnya sendiri dengan telapak tangan miliknya. Dia sungguh lupa. Sekar kemudian bergegas masuk ke dalam ruangannya dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara.
Biasanya pihak HRD yang akan melakukan hal tersebut. Akan tetapi kali ini Sekar ingin melakukannya sendiri. Iya ingin memilih sendiri karyawan yang akan bekerja untuknya nanti.
Tempat pukul 08.00 pagi, Sekar memulai acara wawancaranya. Satu demi satu dia menanyai setiap pelamar kerja. Tiba saatnya Pian memanggil peserta terakhir.
" Selamat pagi nona. Saya lihat Anda pernah di perusahaan besar, tapi mengapa Anda berhenti?"
" Maaf bu, ada permasalahan pribadi yang tidak bisa saya ungkapkan. Namun, saya berani menjamin bahwa saya adalah orang yang berkompeten dalam pekerjaan. Selain memang pendidikan saya sesuai dengan kualifikasi tyang rumah sakit ini butuhkan, saya juga berpengalaman di bidang keuangan."
Sekar melihat wanita yang duduk di depannya itu dengan seksama. Ia seperti familiar dengan wanita itu, tapi Sekar tidak ingat dimana pernah melihat sebelumnya.
" Baiklah Nona Rimawati Gunawan. Kami akan membicarakan ini terlebih dulu. Harap tunggu satu sampai dua hari ke depan untuk keputusannya."
" Baik bu, terimakasih. Semoga kita bisa bekerja sama. Permisi."
Sekar berdiri dan menyambut jabatan tangan dari Rima.
TBC
Masa direktur rumah sakit gk bisa mikir