NovelToon NovelToon
Cinbarai (Cinta Dibalik Tirai)

Cinbarai (Cinta Dibalik Tirai)

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Keluarga / Romantis / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:383
Nilai: 5
Nama Author: kania zaqila

Alisya, seorang gadis muda yang lulus dari SMA, memiliki impian untuk melanjutkan kuliah dan menjadi desainer. Namun, karena keterbatasan ekonomi keluarganya, ia harus bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga kaya. Di sana, ia bertemu dengan Xavier, anak majikannya yang tampan dan berkarisma. Xavier memiliki tunangan, namun ia jatuh cinta dengan Alisya karena kepribadian dan kebaikan hatinya.

Alisya berusaha menolak perasaan Xavier, namun Xavier tidak menyerah. Orang tua Xavier menyukai Alisya dan ingin agar Alisya menjadi menantu mereka. Namun, perbedaan status sosial dan reaksi orang tua Alisya menjadi tantangan bagi keduanya.

lalu bagaimana dengan tunangannya Xavier ?

apakah Alisya menerima Xavier setelah mengetahui ia mempunyai tunangan?

bagaimanakah kisah cinta mereka saksikan selanjutnya hanya disini.

setiap masukan serta kritik menjadi motivasi bagi author kedepannya.

Author ucapkan Terimakasih bagi yang suka sama ceritanya silahkan berikan like dan komen.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kania zaqila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Keputusan yang Sulit

Xavier membawa Alisya ke dokter dengan hati yang penuh kekhawatiran. Dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa Alisya, dan dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Alisya mengalami sesuatu yang buruk.

Setelah beberapa jam menunggu, dokter akhirnya memanggil mereka masuk ke ruang pemeriksaan. "Xavier, Alisya baik-baik saja," kata dokter dengan suara yang lembut. "Tapi, ada sesuatu yang perlu kamu ketahui."

Xavier memandang dokter dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Apa itu, dokter? Apa yang terjadi dengan Alisya?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

Dokter memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya sedang hamil, Xavier. Dan kondisinya tidak stabil," kata dokter dengan suara yang lembut.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, kamu... kamu hamil?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, saya... saya tidak tahu. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, kini mulai terlihat lebih santai. "Alisya, kita akan menghadapi ini bersama. Saya ada di sini untuk kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, Rachel muncul di depan mereka, memandang mereka dengan mata yang penuh kebencian. Wajahnya yang tadinya terlihat cantik, kini terlihat seperti topeng yang menutupi kebencian yang mendalam. "Xavier, kamu tidak bisa memiliki Alisya. Dia milik saya," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, kamu salah. Alisya tidak pernah menjadi milik kamu. Dia milik dirinya sendiri," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Xavier, kamu tidak bisa memiliki Alisya. Saya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kamu kembali," kata Rachel dengan suara yang keras.

Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedih, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, sudah cukup. Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Dia milik saya sekarang," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, kini mulai terlihat lebih santai. "Alisya, jangan khawatir. Saya ada di sini untuk kamu. Saya tidak akan membiarkan Rachel mengganggu kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, ayah Xavier muncul di depan mereka, memandang mereka dengan mata yang penuh kesedihan. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, kini mulai terlihat lebih santai. "Xavier, saya tahu kamu sudah membatalkan pernikahan dengan Rachel. Tapi, saya ingin kamu tahu bahwa keluarga Rachel memiliki rahasia yang bisa menghancurkan keluarga kita," kata ayah Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Ayah, apa yang kamu maksud? Apa rahasia yang kamu bicarakan?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

Ayah Xavier memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, keluarga Rachel memiliki rahasia yang bisa menghancurkan keluarga kita. Mereka memiliki bukti bahwa kita memiliki hubungan dengan perusahaan yang terlibat dalam kasus korupsi," kata ayah Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Ayah, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak memberitahu saya sebelumnya?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

Ayah Xavier memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, saya tidak ingin kamu tahu. Saya ingin kamu memiliki kehidupan yang baik. Tapi, sekarang kamu harus tahu. Kamu harus memutuskan apa yang akan kamu lakukan," kata ayah Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Ayah, saya akan melakukan apa yang saya harus lakukan. Saya akan melindungi keluarga kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedih, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu harus melakukan ini?" kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedih, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, saya harus melakukan ini. Saya harus melindungi keluarga kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedih, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, saya tidak bisa hidup tanpa kamu. Saya mencintaimu," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedih, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, saya juga mencintaimu. Saya tidak bisa hidup tanpa kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, Rachel muncul di depan mereka, memandang mereka dengan mata yang penuh kebencian. Wajahnya yang tadinya terlihat cantik, kini terlihat seperti topeng yang menutupi kebencian yang mendalam. "Xavier, kamu tidak bisa memiliki Alisya. Dia milik saya," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedih, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, kamu salah. Alisya tidak pernah menjadi milik kamu. Dia milik dirinya sendiri," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Xavier, kamu tidak bisa memiliki Alisya. Saya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kamu kembali," kata Rachel dengan suara yang keras.

Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedih, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, sudah cukup. Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Dia milik saya sekarang," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, kini mulai terlihat lebih santai. "Alisya, jangan khawatir. Saya ada di sini untuk kamu. Saya tidak akan membiarkan Rachel mengganggu kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, saya harus membuat keputusan yang sulit. Saya harus memilih antara kamu dan keluarga saya," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, kamu tidak bisa melakukan ini. Kamu harus memilih saya," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, kini mulai terlihat lebih santai. "Alisya, saya tidak bisa melakukan itu. Saya harus melindungi keluarga saya," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, kamu lebih memilih keluarga kamu daripada saya?" kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, saya tidak bisa melakukan itu. Saya harus membuat keputusan yang sulit," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, Rachel muncul di depan mereka, memandang mereka dengan mata yang penuh kebencian. Wajahnya yang tadinya terlihat cantik, kini terlihat seperti topeng yang menutupi kebencian yang mendalam. "Xavier, kamu tidak bisa memiliki Alisya. Dia milik saya," kata Rachel dengan suara yang keras.

Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, kamu salah. Alisya tidak pernah menjadi milik kamu. Dia milik dirinya sendiri," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kebencian, kemudian dia berbicara dengan suara yang keras. "Xavier, kamu tidak bisa memiliki Alisya. Saya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kamu kembali," kata Rachel dengan suara yang keras.

Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Rachel, sudah cukup. Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Dia milik saya sekarang," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, kini mulai terlihat lebih santai. "Alisya, jangan khawatir. Saya ada di sini untuk kamu. Saya tidak akan membiarkan Rachel mengganggu kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, ayah Xavier muncul di depan mereka, memandang mereka dengan mata yang penuh kesedihan. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, kini mulai terlihat lebih santai. "Xavier, saya tahu kamu sudah membatalkan pernikahan dengan Rachel. Tapi, saya ingin kamu tahu bahwa keluarga Rachel memiliki rahasia yang bisa menghancurkan keluarga kita," kata ayah Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Ayah, apa yang kamu maksud? Apa rahasia yang kamu bicarakan?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

Ayah Xavier memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, keluarga Rachel memiliki rahasia yang bisa menghancurkan keluarga kita. Mereka memiliki bukti bahwa kita memiliki hubungan dengan perusahaan yang terlibat dalam kasus korupsi," kata ayah Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Ayah, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak memberitahu saya sebelumnya?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

Ayah Xavier memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, saya tidak ingin kamu tahu. Saya ingin kamu memiliki kehidupan yang baik. Tapi, sekarang kamu harus tahu. Kamu harus memutuskan apa yang akan kamu lakukan," kata ayah Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Ayah, saya akan melakukan apa yang saya harus lakukan. Saya akan melindungi keluarga kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu harus melakukan ini?" kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, saya harus melakukan ini. Saya harus melindungi keluarga kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, saya tidak bisa hidup tanpa kamu. Saya mencintaimu," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, saya juga mencintaimu. Saya tidak bisa hidup tanpa kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Tiba-tiba, Xavier membuat keputusan yang sulit. Dia memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Alisya, saya harus pergi. Saya harus melindungi keluarga saya," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan, kemudian dia berbicara dengan suara yang lembut. "Xavier, jangan pergi. Saya tidak bisa hidup tanpa kamu," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memegang tangan Alisya dengan lembut, mencoba menenangkan Alisya. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, kini mulai terlihat lebih santai. "Alisya, saya harus pergi. Saya akan kembali kepada kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Xavier kemudian pergi meninggalkan Alisya, meninggalkan Alisya yang masih memandanginya dengan mata yang penuh kesedihan.

1
Shee Larisa
semangat thor💪💪
boleh mampir juga baca novel baru akuuu yaa🤭😄
kania zaqila: okey, Terimakasih yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!