NovelToon NovelToon
Bahu Bakoh

Bahu Bakoh

Status: tamat
Genre:Romansa / Penyelamat / Keluarga / Duda / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:6.5M
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.

Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.

Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.

❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Dighibah

Bu Juju melihat Ayu yang sudah ada di depan rumahnya. Padahal dia belum menyelesaikan membuat gorengan untuk dijual.

"Kamu kok cepet banget ke sininya Yu. Sini masuk dulu. Udah makan belum tadi?" Tanya bu Juju melambaikan tangan menyuruh Ayu masuk ke dalam rumahnya.

Ayu melepas sandal. Masuk ke dalam rumah dengan lantai keramik. "Ayu udah makan kok bulek." Kata Ayu bohong.

"Itu sandal mu ngapain dilepas. Dipakai aja. Kamu kira lagi di musholla apa kok main lepas sandal." Ucapan bu Juju membuat Ayu tersenyum malu.

"Kamu tadi udah bilang bapakmu kan Yu? Jangan bohong lho ya.. Bulek enggak mau nanti bapakmu malah ngamuk sama bulek." Sambil bicara bu Juju masih sibuk dengan gorengan di wajan.

"Iya bulek." Entah maksud Ayu iya ini apa. Dia saja belum bertemu bapaknya sejak pulang sekolah tadi.

Semua siap. Bu Juju dan sekarang ditemani Ayu berjalan membawa termos es lilin dan gorengan hangat di nampan besar menuju TPQ tempat biasa bu Juju jualan.

"Udah Yu. Duduk sini aja. Nanti juga yang beli datang sendiri." Ayu patuh. Dia mengamati santri TPQ seusianya yang ada di dalam ruangan. Pasti akan sangat menyenangkan jika dia juga bisa ikut belajar di sana, pikirnya.

"Kamu laper Yu? Ini makan.. Jangan sampai bikin perutmu kosong. Penyakit akan mudah datang kalau kamu kelaparan." Bu Juju menyodorkan sebungkus nasi dengan pendamping mi dan orek tempe pada Ayu.

"Jangan dilihatin terus. Dimakan. Ini gratis, kamu enggak usah bayar. Ambil lauk sesukamu." Bu Juju seperti melihat duplikat Nur pada diri Ayu.

"Kamu tahu Yu.. Dulu ibumu juga jualan nasi bungkus dan gorengan seperti ini waktu masih ngandung kamu. Ibumu orang yang rajin, suka nolong orang lain, pokoknya ibumu orang baik, ya sama kayak bapakmu. Sayang aja ibumu umurnya pendek.. Dia tidak bisa melihat anaknya ini tumbuh secantik dirinya sekarang.." Ucap bu Juju sedih.

Melihat ekspresi murung Ayu, buru-buru bu Juju mengalihkan pembicaraan. "Ini dimakan Yu. Kalau kamu enggak mau makan, bulek juga enggak mau kamu ikut jualan di sini lho."

Ayu menuruti perkataan bu Juju. Dia mengambil sebungkus nasi lalu memakannya. Ayu diam. Hanya makan nasi di pangkuannya tanpa suara. Dia juga tidak mengambil lauk apapun sebagai teman makan nasi orek tempe itu.

"Pantes badanmu kecil. Makan mu aja minimalis gitu Yu.." Ucap Bu Juju sambil menaruh lauk bakwan jagung dan tempe goreng di samping nasi yang Ayu makan.

Ayu melihat bingung tapi tak berani protes. Dia takut kalau bu Juju berubah pikiran dan melarangnya ikut jualan bersamanya. Sebenarnya Ayu di sana juga hanya menemani bu Juju, wanita paruh baya itu tak sampai hati membiarkan anak sekecil Ayu berkeliling kampung berjualan es lilin. Oleh karena itu dia hanya mengajak Ayu berjualan di depan tempat mengaji saja.

Belum lama duduk di depan TPQ, dagangan bu Juju diserbu emak-emak yang mengantar anak mereka mengaji. Beberapa kali emak-emak di sana menanyakan kenapa Ayu ikut bu Juju, Ayu hanya tersenyum simpul karena yang menjawab semua pertanyaan para emak-emak adalah bu Juju sendiri.

"Itu anaknya Teguh kan? Si Ayu.. Kesian sekali ya, umur segitu udah mikir cari duit. Aku yakin dia ikut jualan budhe Ju karena disuruh sama si Teguh itu." Ucap si emak berkerudung hitam setelah berbelanja gorengan di tempat bu Juju.

"Masa sih mbak? Kayaknya Teguh enggak setega itu deh sama anak. Dia baik kok." Mulai ngeghibah.

"Eleeeh mbak Siti ini tahu apa? Kan kelihatannya saja baik, dalamnya kita mana tahu ya tho? Orang istrinya aja nyampe enggak betah ninggalin dia. Enggak tanggung-tanggung ninggalinnya langsung pergi ke beda alam." Kata emak kerudung hitam tadi diiringi gelak tawa emak-emak yang lain.

"Sebenarnya Teguh itu ganteng ya, sayang aja kere, miskin, idupnya terlunta-lunta! Untung aja dulu aku enggak jadi sama dia. Enggak bisa bayangin deh kalau tahu-tahu nasip ku abis ka_win sama dia malah metong kayak si Nur." Lagi-lagi kalimat asal mangap itu diserbu tawa penuh cemooh oleh mereka yang mendengarkan ghibahan sore itu.

"Lho emang mbaknya pernah pacaran sama Teguh apa kok bilang gitu?" Yang lain kepo. Kepo dan terus lanjut menggunjing orang yang tak pernah menyinggung mereka.

"Itu kan andai mbaaaak andai.. Dan untungnya andainya aku itu enggak kesampean hahaha."

Begitulah mereka, menertawakan nasib orang lain. Tidak peduli yang digunjing oleh mereka nanti akan sakit hati atau tidak. Yang mereka tahu hanya berkumpul dan bicara ngalor-ngidul, ghibah si A sampai si Z tak luput dari pedasnya mulut para emak yang merasa paling benar sendiri itu.

"Ayu.. Ini kan gorengan hampir habis. Ayu pulang aja ya. Biar sisanya bulek aja yang jualin. Sudah sore, takutnya nanti bapakmu nyariin kamu . Dan ini.. Di bawa ya, buat kamu sama bapakmu di rumah." Bu Juju memberikan satu plastik penuh gorengan pada Ayu.

Lagi-lagi Ayu menolak pemberian bu Juju. Dia hanya ingin membantu bapaknya bukan dikasihani orang lain seperti ini. Berpikir jika bapaknya pasti sudah pulang, Ayu pamit kepada bu Juju. Dia tak ingin membuat bapaknya khawatir.

"Yu.. Ini, Uang jasa kamu bantuin bulek dari tadi. Maturnuwun ya nduk ayu." Bu Juju menyodorkan uang sebesar lima belas ribu rupiah.

"Ini banyak banget bulek. Nanti bulek rugi." Ayu masih menimbang antara mau menerima atau kembali menolak pemberian bu Juju. "Apalagi tadi bulek sudah ngasih Ayu makan.. Maaf ya bulek, Ayu malah ngerepoti bulek.."

"Enggak repot. Kamu ini kok mikir gitu, ya ini upah kamu. Kamu tadi kan ikut jualan, malah pake keliling komplek sini buat ngabisin es lilin bulek. Makasih ya Yu. Ini diambil."

"Besok ikut lagi ya Yu. Itu juga kalau kamu mau." Ajak bu Juju langsung mendapat anggukan mantap Ayu.

Di perjalanan pulang. Ayu terus tersenyum senang. Dia akan menabung uang dari bu Juju, nanti kalau sudah banyak dia akan berikan pada bapaknya agar bisa melunasi hutang bapaknya kepada bu Saodah. Itu yang Ayu pikirkan.

"Assalamu'alaikum.. Eh bapak sudah pulang," Ayu berlari melihat Teguh sedang mengambil seragam sekolahnya yang dijemur di depan rumah tadi karena gerimis.

"Wa'alaikumsalam, baru sampai. Kamu dari mana Yu?" Tanya Teguh melihat Ayu berlari dari ujung jalan.

"Ayu dari TPQ pak." Jawab Ayu sambil mengambil sepatunya yang juga dia jemur sepulang sekolah tadi.

Teguh mengernyitkan dahinya. "Ngapain ke TPQ? Ngaji? Bapak kan belum daftarin kamu ke sana Yu." Tanya Teguh heran.

"Bukan pak.. Ayu bantu bulek Ju jualan gorengan sama es lilin tadi di sana." Berkata terus terang.

Teguh berhenti seketika di tempatnya berdiri saat dia akan menuju dapur, setelah mendengar penuturan Ayu.

1
Ibrahim Efendi
bintangnya kok cuma 5? bukan 10 ya? ya mbok dibuat 10 biar tak klik 10nya... ck. jd cuma ad 5 ya? ya udahlah. 5 aja gk papa. abis ini aku mau baca karya author yg lainnya. bye! 😍
Dfe: terimakasih kak Ibrahim Efendi. semoga terhibur dengan karya saya ya. sehat selalu orang baik
total 1 replies
Ibrahim Efendi
ajak nonton sinetron ikan terbang aj.
Ibrahim Efendi
ajak healing d tepi jurang, nikmati angin semilir, udah puas, lalu jogrokin nyemplung k jurang.
Ibrahim Efendi
bahkan label SNI ud lengket d jidatnya 😜
Ibrahim Efendi
huek!!! ra coyo aku...
Ibrahim Efendi
syukurlah diudahin bahas adegannya. gk rela aku kisah kamar anak sebaik Ayu author jabarin dsni. tak sumpahin keselek sandal swallow yg ud putus talinya, kecebur got, lalu nemplok d abu bekas bakaran sampah 😜
Ibrahim Efendi
heran deh liat author. klw nulis itu jgn sambil rajang bawang. huh!!!!...😢
Ibrahim Efendi
sing sabar ya thor. gpp. jd pembelajaran. biar tambah pinter ngolah cerita kedepannya.
Ibrahim Efendi
hadeh!!!!!.........
Ibrahim Efendi
gk berani bayangin. blm cukup umur thor.. baru 17 tahun lebih dikit. lebihnya cuma 3 dekade 🙏🙏🙏
Ibrahim Efendi
👍
Ibrahim Efendi
dewa gajah eh ganesha mau dateng...
Ibrahim Efendi
kremasi eh remas thor...
Ibrahim Efendi
makin traveling lah otak para ibu2 kang ghibah 😜
Ibrahim Efendi
daleman?????????🤔
Ibrahim Efendi
maaf ya thor. jg buat semua yg ud salah kaprah menggunakan pribahasa ini. yg benar adalah HASIL TIDAK AKAN MENGKHIANATI USAHA. bukan sebaliknya : usaha tidak akan mengkhianati hasil.🙏🙏🙏
Dfe: oke kak Ibrahim Efendi, terimakasih atas ilmunya ya. saya akan revisi bab ini
total 1 replies
Ibrahim Efendi
👍
Ibrahim Efendi
mana boleh iri thooooorrrr....
Ibrahim Efendi
jempolku mana ya?? kok gk ad?? apa meleleh ya???
Ibrahim Efendi
gk ad yg lbh besar dr kulit duren Gan????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!