NovelToon NovelToon
MR.A Sang Pembalap

MR.A Sang Pembalap

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:25.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pa'tam

Merasa bosan hidup di lingkungan istana. Alaric, putra tertua dari pasangan raja Carlos dan ratu Sofia, memutuskan untuk hidup mandiri di luar.

Alaric lebih memilih menetap di Indonesia ketimbang hidup di istana bersama kedua orang tuanya.

Tanpa bantuan keluarganya, Alaric menjalani kehidupan dan menyembunyikan identitasnya sebagai seorang pangeran.

Sementara sang ayah ingin Alaric menjadi penerus sebagai raja berikut. Namun, Alaric yang lebih suka balapan tidak ingin terkekang dan tidak punya ambisi untuk menjadi seorang raja.

Justru, Alaric malah meminta sang ayah untuk melantik adiknya, yaitu Alberich sebagai raja.

Penasaran? Baca yuk! Siapa tahu suka dengan cerita ini.

Ingat! Cerita keseluruhan dalam cerita ini hanyalah fiktif alias tidak nyata. Karena ini hasil karangan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19

Alice memberengut. Karena dia juga lebih senang tinggal di sini. Di sini dia ada teman, yaitu Elara dan saudara-saudaranya yang lain.

Mereka di istana, walaupun bebas keluar, tapi tetap saja merasa tidak nyaman. Banyak aturan-aturan yang harus mereka taati.

"Jika kalian semua di sini, nanti Bunda tidak punya teman," kata Sofia.

Alice pun akhirnya mengalah dan akan memilih pulang bersama ayah dan bunda nya. Sementara kedua kakaknya menunggu seminggu lagi.

Setelah merasa cukup lama, mereka pun pulang. Ternyata ketiga emak-emak tadi masih menunggu di tempat nya.

Setelah Arthur dan yang lainnya pulang, ketiganya mendekat ingin bertanya kepada Alaric.

"Eh Dik, apa mereka keluarga mu?" tanya Irma yang sejak tadi penasaran.

"Oh, mereka boss ku Kak, karena aku izin sakit, jadi mereka khawatir dan menjenguk ku," jawab Alaric beralasan.

"Maafkan aku Ya Allah sudah banyak berbohong," batin Alaric.

"Jadi kamu kerja dengan tuan Arthur?" tanya Irma lagi.

"Lebih tepatnya dengan anaknya," jawab Alaric. "Sudah dulu ya kakak-kakak, aku mau istirahat," tambah Alaric.

Alaric pun masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan mereka lagi. Ketiga emak-emak itu pun kembali ke rumah masing-masing.

Namun mereka membicarakan tentang keluarga Henderson yang terkenal baik dan dermawan. Bahkan karyawan biasa pun di perhatikan oleh mereka. Begitulah ucapan mereka tentang keluarga Henderson.

"Huft, hampir saja identitas ku terungkap. Lagian bunda, oma dan opa juga ayah ngapain harus datang kemari? Padahal tinggal telepon saja, aku pasti datang," gumam Alaric.

...****************...

Keesokan harinya ...

Alaric kembali minta izin kepada Miranda. Miranda pun langsung memberikan izin kepada Alaric untuk libur.

Walaupun tanpa alasan yang jelas, Miranda tetap memberikan Alaric libur. Apalagi Miranda merasa berhutang budi kepada Alaric karena telah mengungkap kematian suaminya. Dan pelakunya juga sudah tertangkap.

Hari ini Alaric akan ke bandara. Karena kedua orang tuanya akan kembali ke negaranya. Baru saja Alaric mau keluar rumah. Ponselnya berdering pertanda panggilan masuk.

"Halo, assalamualaikum Paman. Ada apa?" tanya Alaric.

"Resky akan di sidang bulan depan dan Ryan serta yang lainnya di bebaskan karena mereka tidak terlibat," jawab Dedi.

"Ya, semoga pelaku utamanya mendapatkan hukuman yang berat. Karena itu pembunuhan berencana," ujar Alaric.

Alaric tidak perduli jika Ryan di bebaskan. Tapi, jika Resky yang di bebaskan, ia akan menggunakan caranya sendiri jika keadilan tidak bisa di tegakkan.

"Sudah dulu ya Paman, aku ada urusan. Assalamualaikum." Alaric langsung menutup teleponnya sebelum Dedi sempat menjawabnya.

Alaric segera keluar dengan mengendarai motornya. Alaric sempat menoleh ke rumah kontrakan sebelah sebelum menjalankan motornya.

Ia merasa sedikit lega karena Irma tidak seperti sebelumnya. Sebelumnya Irma seperti mencari perhatian kepadanya, namun sekarang sepertinya sudah berubah.

Alaric tidak perduli, menurutnya itu lebih baik. Takutnya, jika terlalu dekat dengan mereka akan menimbulkan masalah lain.

Apalagi Alaric memiliki wajah tampan dan postur tubuh menarik. Bisa-bisa suami-suami mereka salah paham nantinya.

Alaric ngebut di jalanan agar secepatnya sampai di bandara. Saat tiba di bandara, ternyata keluarga nya belum datang. Alaric terpaksa menunggu.

Beberapa menit kemudian, beberapa buah mobil pun berhenti di parkiran bandara. Arthur, Carlina dan yang lainnya pun keluar dari mobil.

Bahkan Lina dan Randy juga ikut mengantar Carlos dan Sofia. Walaupun sudah tua, keduanya masih bisa berjalan tegak.

"Sudah lama menunggu?" tanya Sofia yang langsung menghampiri putranya.

"Belum, baru sepuluh menit," jawab Alaric.

Sofia menciumi pipi Alaric. Sebenarnya dia berat berpisah dengan anak-anaknya. Namun, Sofia sadar jika jalan kehidupan berbeda-beda.

Sofia sebagai seorang ibu juga harus menghormati keputusan anak-anak nya. Sesayang apapun Sofia kepada anak-anak nya, tetap tidak bisa mengekang kebebasan mereka.

"Kamu sudah dewasa, pasti bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Benar dan juga salah. Ayah tahu, kamu hanya ingin belajar hidup mandiri, walaupun pada akhirnya masih membutuhkan orang lain untuk membantumu," kata Carlos.

"Iya Ayah. Percaya padaku, aku tidak akan mempermalukan keluarga besar kita," ujar Alaric.

Carlos memeluk putranya. Sebenarnya Carlos maupun Sofia tidak pernah membeda-bedakan kasih sayang anak-anaknya.

Karena pesawat mereka hendak berangkat, jadi Carlos pun mengajak istri dan anaknya untuk masuk.

Tapi sebelum itu, Carlos lebih dulu memeluk Oma dan Opa nya juga kedua orang tuanya. Kemudian di susul oleh Sofia dan Alice yang melakukan hal yang sama.

Carlina tersenyum. Waktu terasa begitu cepat berlalu. rasanya baru kemarin Carlina menyaksikan kedua anaknya dalam kompetisi tari ice dance skating.

Sekarang anak-anak nya sudah memiliki keluarga sendiri dan dia sendiri sudah punya cucu, mungkin sebentar lagi akan punya cicit.

Carlina menghapus air matanya yang menetes tanpa di minta. Bukan karena sedih, tapi karena terharu.

Arthur yang menyadarinya pun segera merangkulnya dan memeluknya. Mereka melambaikan tangan masing-masing saat Carlos dan Sofia juga Alice mulai masuk ke dalam bandara.

Setelah tidak terlihat lagi, Arthur dan yang lainnya pun segera pulang. Alaric lebih memilih untuk ke tempat Dedi.

Alderich dan Alberich meminta izin kepada Oma dan Opa nya untuk mengikuti Alaric. Carlina dan Arthur pun mengizinkan.

Sementara mereka pun pulang ke rumah sekalian mengantar Lina dan Randy terlebih dahulu.

Alaric ngebut, namun melihat mobil adiknya, Alaric pun meminggirkan mobilnya di pinggir jalan. Alderich dan Alberich pun ikut berhenti di samping motor kakaknya.

"Mau ke mana kalian?" tanya Alaric.

"Ikutin Kakak lah," jawab Alderich.

"Jangan, kakak tidak ingin identitas kakak terbongkar," cegah Alaric.

"Kak, sampai kapan sih seperti ini? Menyembunyikan identitas tanpa sebab," ujar Alberich.

"Nanti, ada saatnya aku buka identitas ku. Sebaiknya untuk saat ini kalian jangan ikuti aku dulu," kata Alaric.

Keduanya menghela nafas panjang. Mereka tidak mengerti keinginan kakak itu. Menyembunyikan identitas sebagai pembalap profesional oke lah, adiknya terima.

Tapi sekarang, menyembunyikan identitas dan hidup di lingkungan sederhana. Bekerja sebagai pencuci mobil. Menurut mereka itu tidak masuk akal.

"Ya sudahlah, tapi nanti kita gabung saat nonton balapan motor," kata Alderich akhirnya.

Mereka pun memutar haluan ke tempat lain. Tadinya ingin ikut Alaric dan bergabung bersama. Namun, mereka merasa Alaric semakin jauh dari mereka.

Alaric melanjutkan perjalanan menuju salon mobil cabang. Alaric ingin menemui Dedi, tapi ia kembali berpikir, alasan apa untuk menemui pria itu?

"Ah sudahlah, apa untuk menemui seseorang juga butuh alasan," batinnya.

Alaric terus melajukan motornya. Namun saat tiba di sana, Alaric terkejut. Karena Dedi terbaring di lantai. Dan beberapa pekerja nya juga sama.

"Paman, apa yang terjadi?" tanya Alaric.

"Kamu datang? Tolong. Tolong selamatkan Indah, dia, dia di culik oleh Ryan," jawab Dedi.

"Iya Paman, aku akan selamatkan Indah. Tapi Paman dan yang lainnya harus dibawa ke rumah sakit dulu," kata Alaric.

Dedi menggeleng agar jangan memperdulikan dirinya. Dedi mengatakan jika dirinya tidak apa-apa. Tapi keselamatan Indah lebih penting.

1
Cindy
lanjut kak
Lili
keren......
StAr 1086
Itulah akibatnya jika kau salah pilih lawan Heri....
@pry😛
rskn🤣🤣
Zea Rahmat
mamam tuh jeruji besi🤣😁
Healer
cari mati si heri 🤣🤣🤣....
kaylla salsabella
heri... oh heri... udah mending kerja baik" dapat uang malah kebanyakan gaya🤣🤣🤣🤣
Rohana Omar
huhuhuhuhuhuuuuu pangeran muda di lawan.....memang cari penyakit tu.....
Sani Srimulyani
seriusan ini seru banget ....
Sani Srimulyani
hadeuh Heri Heri...cari perkara mulu.
Sani Srimulyani
pasti tuh cewe minder karna alaric hanya pake motor, syukur deh biar indah gada saingan.🤭😜
Maria Lina
💪💪🥰🥰
Healer
tak sabar Thor utk up sate seterusnya
Soraya
Heri nyari penyakit aja
@pry😛
heri heri... jijik aq
StAr 1086
Heri kau salah cari lawan....
kaylla salsabella
wuhaaaaaa... sikat al... kelamaan🤣🤣🤣
Zea Rahmat
wah wah tamat riwayat mu heriiiiiiii...... lagi ka up nya🤣😆😀
idix anto
karya yang luar biasa tidak membuat bosen saat membacanya alur ceritanya sangat bagus mudah di mengerti
Astuti tutik2022
sapa pula tuch cewek.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!