NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:530
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mansion Ini

Tolong divote ceritanya dan kasih sarannya ya 🙂.

Silahkan tinggalkan jejak dengan mengklik like di bawah cerita setiap babnya 😊.

Kasih bintang lima ya 😊.

Happy reading 🤗.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Sang fajar bersinar terang menyingsing di ufuk timur langit cerah. Kawanan burung gereja beterbangan bebas ke sana kemari, suara kicauannya saling bersahutan satu sama yang lainnya. Kedua keindahan alam itu mengiringi rutinitas para makhluk sosial yang berada di dalam mansion Ricardo dan Rosalinda. Pagi hari ini Jennifer mau pergi ke lapangan kuda untuk belajar berkuda.

Jennifer sangat cantik dengan polesan make up natural dan rambut panjangnya di kuncir dua. Berpenampilan modis dengan memakai pakaian seragam berkuda dan sepatu bot yang warnanya senada dengan pakaiannya. Jennifer duduk di kursi makan dan melihat meja makan penuh dengan aneka makanan sarapan untuk para penghuni rumah ini.

Di atas meja makan tersedia beberapa lembar roti gandum, daging asap, salad sayuran dengan minyak zaitun, salad buah - buahan dengan yogurt plan, mayones, beberapa lembar keju, tiga gelas susu putih, tiga gelas air putih dan tiga buah piring datar yang di samping kanan kiri setiap piring sudah disiapkan sendok, garpu beserta pisau roti.

"Wah ada makanan enak nich!" seru Jennifer berbinar sambil mengambil sendok dan garpu.

"Makan yang banyak Nona Jennie," kata ketua pelayan di mansion itu yang sedari tadi berdiri di belakang Jennifer.

"Iya Bu Della. Bu Della yang menyiapi ini semua?" tanya Jennie sambil menoleh ke Della.

"Saya hanya membantu juru masak di mansion ini, Nona Jennie," ucap Della sopan.

"Di sini ada juru masak Bu Della?"

"Ada Nona Jennie."

"Boleh aku bantuin juru masak untuk memasak makanan di sini?" tanya Jennifer polos.

"Memangnya kamu sudah bisa masak Nak?" tanya Rosalinda lembut sambil berjalan menghampiri Jennifer.

"Aku sudah bisa masak Mommy, aku sering bantuin Mommyku masak," jawab Jennifer polos sambil menoleh ke Rosalinda.

"Oh ya?" ucap Rosalinda kaget.

"Iya Mommy, boleh kan aku bantuin juru masak untuk memasak makanan di mansion ini?"

"Boleh, tapi ketika kamu libur sekolah ya," ucap Rosalinda sambil menghentikan langkah kakinya di samping kanannya Jennifer.

"Hari ini aku libur sekolah Mom,"

"Baiklah, nanti sore aja kamu bantuin juru masak, ok Sayang," ucap Rosalinda sambil menarik kursi.

"Yang lain ke mana Mommy?" tanya Jennifer heran karena hari ini tidak semua anggota keluarga kumpul ketika sarapan.

"Ini kan hari Sabtu, jadi mereka suka telat sarapannya," jawab Rosalinda sambil menduduki tubuhnya.

"Kakak Pangeran ke mana Mommy? Tadi dia ada,"

"Dia sekarang sedang berkuda, sarapannya nanti setelah berkuda."

"Selamat pagi Tante," ucap Bella ramah sambil berjalan menghampiri mereka.

"Pagi Cantik, tumben pagi sekali kamu ke sini?" ucap Rosalinda bingung melihat kedatangan Bella pada pagi hari.

"Semalam aku tidur di sini Tante, karena semalam aku mengadakan Bachelorette Party, karena semalam aku mabuk, Ronald membawa aku ke sini," jawab Bella santai sambil menarik salah satu kursi di hadapan Rosalinda.

"Kamu mau menikah?" tanya Rosalinda senang sambil menoleh ke Bella.

"Iya Tante, hari Jum'at, aku menikah di gereja dan di catatan sipil, hari Sabtunya baru resepsi. Undangan untuk Tante dan Om sudah aku titipin ke Ronald," ucap Bella setelah menduduki tubuhnya.

"Tante senang kamu mau menikah, akhirnya kamu menemukan pria yang tepat untuk kamu. Maafkan Ronald ya, Cantik yang telah mengecewakan kamu soal hubungan asmara kalian," ucap Rosalinda lembut.

"Iya Tante, aku sudah memaafkan kelakuan Ronald," ucap Bella sopan sambil menoleh ke Rosalinda. "Cantik sekali, anaknya Tante, siapa namanya Tante?" lanjut Bella ramah sambil menoleh ke Jennifer.

"Namanya Jennifer, nama panggilannya Jennie," jawab Rosalinda lembut sambil menoleh ke Bella. "Sayang, sapa Kak Bella, dia itu anak tetangga kita di sini,* lanjut Rosalinda lembut sambil menoleh ke Jennifer.

"Hallo, selamat pagi Kak Bella, nama aku Jennifer, panggilan aja Jennie," ujar Jennifer ramah dan sopan sambil melambaikan tangan kanannya ke arah Bella.

'Hai Cantik, selamat pagi juga," balas Bella ramah sambil tersenyum manis.

"Kamu mau menikah sama siapa Nak?" tanya Rosalinda lembut sambil menoleh ke Bella.

"Sama Thomas Smith Tante, kami awalnya dijodohin sama kedua orang tua kami, lama kelamaan, kami jatuh cinta."

"Tante turut bahagia Cantik. Oh ya, besok kamu datang ya ke acara penyambutan Jennifer."

"Pasti aku datang, Tante."

"Selamat pagi semua," sapa Ricardo ramah sambil berjalan menghampiri mereka.

"Pagi Om," balas Bella sopan.

"Pagi Daddy," balas Jennifer sedikit ketakutan.

"Pagi Sayang," ucap Rosalinda lembut penuh cinta kasih sambil menoleh ke sang suami.

Ricardo menghentikan langkah kakinya di samping kanannya Rosalinda, lalu mencium puncak kepalanya Rosalinda dengan penuh kasih sayang. Menarik sebuah kursi yang berada di ujung meja makan, lalu menduduki tubuhnya. Mengedarkan pandangannya untuk melihat sekelilingnya. Dia menyipitkan kedua matanya ketika tidak menemukan sosoknya Liona.

"Yang lain ke mana?" tanya Ricardo sopan sambil menoleh ke Rosalinda.

"Richard dan Ronald sedang berkuda, Rachel dan Annabelle sudah pulang ke Los Angeles, Liona sedang istirahat karena lagi hamil muda, sedangkan Luna sedang menemani Liona," jawab Rosalinda lembut yang telah membuat Ricardo kaget.

"Liona hamil?" tanya Ricardo untuk memastikan apa yang telah dia dengar.

"Iya, dia sedang mengandung anaknya dia dengan Tristan. Tristan akan segera menikahinya," jawab Rosalinda yang membuat Ricardo kesal, namun Ricardo langsung menutupi rasa kesalnya.

""Kapan mereka akan menikah?"

"Dalam waktu dekat ini, tanggal dan harinya belum ditentukan. Tristan akan membicarakan hal ini dulu ke Rafael, baru dia menikahi Liona."

"Wah, nanti Tante bisa dapat cucu yang lucu," ujar Bella ramah.

"Pasti."

"Oh ya Sayang, aku baru ingat, aku harus ngecek anggur yang sudah dipanen," ucap Ricardo berbohong sambil memundurkan kursinya.

"Kamu nggak sarapan dulu Sayang?" ucap Rosalinda sedikit khawatir.

"Aku harus cek sekarang, karena nanti siang mau dibawa ke pabrik," jawab Ricardo berbohong sambil beranjak berdiri.

"Baiklah kalau begitu," ujar Rosalinda sendu.

Tak lama kemudian, Ricardo melangkahkan kakinya menjauh dari ruang makan. Berjalan melewati pintu belakang yang berada di ruang makan. Menyusuri teras belakang mansion hingga menyusuri teras paviliun. Menghentikan langkah kakinya di depan pintu utama gudang penyimpanan anggur. Mengambil kunci pintu gudang di saku celananya, lalu menempatkan kunci itu ke lubang kunci.

Membuka kunci pintu itu, lalu menekan handle pintu ke bawah dan mendorongnya masuk ke dalam sehingga pintu terbuka. Masuk ke dalam gudang. Melepaskan kunci itu dari lubang bagian depan, lalu menutup pintu itu. Menempatkan kunci itu ke lubang kunci bagian belakang, lalu mengunci pintu itu. Berjalan menuju bagian ujung gudang itu sehingga menemukan sebuah pintu rahasia yang ditutupi oleh sebuah lukisan besar.

Menggeser lukisan itu sehingga ada sebuah lubang yang lumayan besar yang bisa menembus ke segala arah. Masuk ke dalam lubang itu, lalu menggeser lukisan itu sehingga lubang itu ketutup. Berjalan menyusuri lorong yang lumayan besar hingga menemukan sebuah tangga yang menuju ke ruang kerjanya Liona. Menaiki beberapa anak tangga. Menggeser sebuah kursi sehingga ada sebuah pintu rahasia yang terbuka.

Berjalan melewati pintu rahasia itu, lalu masuk ke dalam ruang kerjanya Liona. Berjalan menuju ke pintu penghubung antara ruang kerjanya Liona dengan kamar pribadinya Liona. Ricardo merapatkan daun telinga kanannya untuk memastikan keadaan di dalam kamarnya Liona. Hanya kesunyian yang dia temukan. Ricardo menekan handle pintu itu ke bawah, lalu mendorongnya sehingga pintu itu kebuka.

Masuk ke dalam kamarnya Liona. Ricardo menghentikan langkah kakinya di ujung tempat tidurnya Liona. Dia melihat Liona yang sedang terbaring lemas di atas tempat tidur. Menggoyangkan kakinya Liona sehingga Liona membuka kedua matanya secara perlahan. Liona tersenyum manis melihat sosoknya Ricardo yang sedang tampak marah.

"Gugurkan anak itu dan batalkan pernikahan kalian! Kalau kamu tidak melakukan itu semua, aku ambil lagi semua barang pemberianku," titah Ricardo tegas sambil menatap nyalang ke Liona.

"Kamu tega telah membunuh anak kita," ujar Liona lemah.

"Dia bukan anak kita dan bukan anakku! Air spermaku tidak subur, makanya istriku mengangkat Ronald, Richard dan Jennifer sebuah anak kami!" ucap Ricardo yang telah membuat Liona terkejut, karena Liona kira yang mandul itu Rosalinda.

"Baiklah, aku akan menggugurkan anak ini, tapi dengan satu syarat."

"Apa syaratnya?"

"Nama pemilik apartemen yang biasa kita gunakan untuk bermadu kasih diubah ke atas namaku."

"Baiklah, aku sanggupi syaratmu itu. Segera gugurkan anak itu dan batalkan pernikahan kamu dengan Tristan, setelah itu kamu mendapatkan apartemen itu atas nama kamu. Cepat cari cara untuk menggugurkan anak itu, atau kamu ingin cara tercepat?"

"Apa itu cara tercepatnya?" tanya Liona bingung.

"Aku akan memasuki kamu dengan cara brutal."

"Aku tidak mau, kegiatan semalam aja, udah membuat aku pingsan," gerutu Liona.

"Kamu tidak meminum obat anti hamil atau Tristan tidak menggunakan alat pengaman?"

"Aku tidak pernah meminum obat anti hamil dan Tristan tidak pernah memakai alat pengaman," jawab Liona santai.

"Berapa umurnya?"

"Baru tiga Minggu."

"Sebaiknya pakai cara yang paling cepat aja," ucap Ricardo sambil menaiki tubuhnya ke atas tubuhnya Liona.

"Jangan Tuan, aku janji, besok aku akan menggugurkan anak ini," ucap Liona panik sambil menatap ke Ricardo dengan tatapan mata yang memohon.

"Tidak bisa, karena kamu telah membuat aku marah!" ucap Ricardo marah sambil menyingkap selimutnya Liona.

"Aku mohon jangan lakukan itu," ucap Liona memelas tapi ucapannya tidak dihiraukan oleh Ricardo. "Jika Tuan melakukan itu, aku akan melaporkan tentang hubungan gelap kita," lanjut Liona sedikit menggertak ketika Ricardo hendak mencium lehernya Liona.

"Baiklah, aku tidak akan melakukan itu, tapi kamu harus patuh kepadaku dan jangan sampai membuatku kecewa lagi, kalau itu terjadi, kamu akan kehilangan segalanya dan keluar dari mansion ini," bisik Ricardo dengan nafas berat.

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!