Dunia dimana yang kuat berkuasa dan yang lemah di tindas, tempat dimana banyak harta karun tersembunyi dan hewan moster berkeliaran. Seni bela diri adalah kehidupan dan kehidupan adalah seni bela diri itu lah kehidupan para kultivator
Zhou Yun yang merupakan keturunan dari Klan Zhou yang agung, serta mempunyai bakat yang luar biasa ingin menyatukan seluruh upper realm dibawah namanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengangguran Sukses, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Kelompok Yang lebih besar
Hari-hari berlalu, dan dunia percobaan itu semakin menekan para pesertanya. Daratan yang luas mulai menyusut, hutan, sungai, bahkan gunung satu per satu runtuh ke dalam kehampaan. Semua murid dipaksa bergerak menuju pusat dunia, tempat pertarungan akhir tak terhindarkan.
Aura pembantaian semakin kental. Setiap langkah penuh bahaya, setiap detik bisa menjadi akhir hidup seseorang.
Di sebuah lembah berbatu, Zhou Shen dan Bai Yufan berdiri saling membelakangi, dikepung oleh 20 murid dari sekte tingkat menengah.
Chu Bian dari Sekte Blue Thunder, kini telah menembus Ranah False God.
De Lubin, sahabatnya, juga False God dengan tubuh raksasa penuh petir biru.
Sisanya, delapan belas orang, berada di Ranah Sacred Sovereign, namun dengan jumlah dan kepungan, tetap sangat berbahaya.
Di tangan Zhou Shen, pedangnya dipenuhi aura petir hitam keemasan. Ia menatap dingin.
“Jadi ini alasannya kalian mengeroyok kami? Satu buah peningkatan?”
Chu Bian tertawa keras, wajahnya penuh penghinaan.
“Haha! Benar sekali! Buah itu milik Sekte Blue Thunder. Kalian pikir bisa menikmatinya sendiri? Zhou Shen, sekalipun kau False God, hari ini kami akan mematahkan sayapmu!”
De Lubin menambahkan dengan nada dingin.
“Dan jangan pikir sepupumu, Zhou Yun, akan selalu datang menyelamatkanmu. Hari ini—nyawamu akan berakhir di sini.”
Bai Yufan menggenggam pedang peraknya erat, keringat dingin menetes.
“Zhou Shen, aku… aku mungkin tak bisa bertahan lama melawan mereka.”
Zhou Shen menatapnya sekilas, lalu tersenyum tipis.
“Selama aku masih bernapas, tak seorang pun menyentuhmu.”
Ketika lingkaran kepungan semakin rapat, udara tiba-tiba bergemuruh.
WHOOSHHH!
Aura tajam menyapu lembah, membuat debu dan batu beterbangan.
Semua orang menoleh—di puncak tebing, berdiri Zhou Yun, dengan Lan Xue dan Lu Tianhe di sisi kanan-kirinya. Aura False God-nya seperti gunung yang hendak runtuh, menekan jiwa setiap orang yang ada di lembah.
Zhou Yun turun perlahan, pedangnya berkilau dingin. Tatapannya menyapu Chu Bian dan De Lubin.
“Berani sekali kalian… menyentuh orang-orangku.”
Wajah Chu Bian seketika menegang. “Zhou Yun!”
De Lubin juga menggertakkan gigi, tubuhnya bergetar tak terkendali.
Salah seorang murid Sacred Sovereign dari kelompok mereka langsung bersuara gugup.
“K-ketiga False God itu… kita tidak bisa menang…!”
Dalam sekejap, semangat 20 orang itu runtuh. Mereka datang dengan niat berburu, tetapi kini justru menjadi mangsa.
Chu Bian menahan amarah, menatap Zhou Yun dengan mata penuh dendam.
“Zhou Yun… kau boleh menang kali ini. Tapi ingat baik-baik, kita akan bertemu lagi di pusat dunia ini. Dan saat itu, aku sendiri yang akan menghabisimu!”
De Lubin menambahkan, suaranya berat namun jelas menyimpan rasa takut.
“Kau hanya menunda kematian mereka. Dunia ini akan terus menyusut… pada akhirnya, kita akan bertemu lagi. Dan saat itu, darah kalian yang akan mengalir.”
Dengan isyarat cepat, Chu Bian melambaikan tangannya. Dua puluh orang langsung mundur, aura mereka disembunyikan, lalu menghilang ke balik hutan runtuh yang semakin sempit.
Zhou Yun menghampiri Zhou Shen dan Bai Yufan. Tatapannya melembut, meski auranya masih dingin.
“Kalian baik-baik saja?”
Zhou Shen menghela napas lega, lalu tersenyum.
“Jika kau tak datang… mungkin buah itu sudah jadi milik mereka. Hmph, dasar pecundang dari sekte tingkat menengah.”
Bai Yufan sedikit gemetar, lalu menatap Zhou Yun dengan mata penuh syukur.
“Terima kasih, Zhou Yun… kau menyelamatkan kami.”
Lan Xue memperhatikan interaksi itu dari samping, hatinya semakin bergetar. Zhou Yun bukan hanya kuat, tapi juga memiliki aura kepemimpinan yang membuat semua orang di sekitarnya secara alami mengikutinya.
Wilayah dunia itu semakin menyempit. Gunung runtuh, lembah menutup, dan lautan lenyap menjadi kabut hitam. Semua murid dipaksa mendekat ke pusat dunia, tempat ujian sesungguhnya akan dimulai.
Dalam perjalanan, Bai Yufan menggenggam buah peningkatan yang sempat diperebutkan. Zhou Yun menatapnya dengan tenang.
“Makanlah. Dengan kekuatanmu sekarang, kau takkan mampu menghadapi apa yang menanti di depan.”
Bai Yufan mengangguk. Dengan tatapan penuh tekad, ia menelan buah itu.
BOOM!
Aura mengamuk, cahaya keemasan menyelimuti tubuhnya. Energi menembus setiap meridian, menghancurkan batas ranahnya. Dalam sekejap, Bai Yufan naik dari Sacred Sovereign puncak ke False God tahap awal.
Ia membuka matanya dengan kilatan cahaya. Suaranya bergetar menahan emosi.
“Ranah… False God… aku benar-benar berhasil…”
Zhou Shen menepuk bahunya sambil tersenyum tipis.
“Mulai sekarang, kau tidak akan lagi menjadi beban.”
Zhou Yun hanya mengangguk ringan, namun dalam hatinya puas. Kini, kelompok mereka berisi empat orang False God, satu di antaranya dirinya sendiri yang kekuatannya jauh di atas False God biasa.
Mengumpulkan Tanaman Herbal
Sepanjang perjalanan, mereka juga menemukan banyak herbal langka:
Rumput Giok Surgawi, mampu memulihkan luka dalam seketika.
Bunga Darah Naga, bahan untuk memperkuat tubuh.
Buah Roh Bintang, meningkatkan kekuatan jiwa.
Zhou Yun menyimpan sebagian besar di dalam kantong penyimpanannya. Ia tahu, harta ini akan lebih berguna nanti, baik untuk kultivasi ataupun sebagai alat tukar.
Di tepi hutan kabut yang sudah hampir runtuh, mereka mendengar suara bentrokan pedang.
CLANG! CLANG!
Aura pedang putih menyapu udara, memecahkan pohon-pohon besar.
Ketika mereka mendekat, terlihat Mu Qingya, memimpin sembilan murid inti Sekte White Tiger. Wajahnya dingin, rambut hitam panjangnya beterbangan. Mereka baru saja mengusir kelompok kecil dari sekte lain.
Namun, begitu melihat Zhou Yun dan kelompoknya, ekspresi Mu Qingya berubah. Ada kelegaan samar di matanya, meski ia berusaha menyembunyikannya.
“Zhou Yun…” ucapnya pelan.
Lan Xue yang berdiri di sisi Zhou Yun langsung mengernyit, jantungnya berdegup. Ia sadar bagaimana Mu Qingya menatap Zhou Yun—ada rasa yang tidak bisa ia terima.
Zhou Shen melangkah maju, menatap kelompok White Tiger.
“Kalian sendirian? Dengan kondisi dunia yang semakin sempit, kalian akan mudah menjadi sasaran sergapan.”
Mu Qingya menarik napas dalam, lalu menatap Zhou Yun lurus.
“Kami baru saja mendapat kabar. Beberapa sekte menengah dan bahkan beberapa sekte besar mulai bersekutu. Target utama mereka adalah kelompok kuat, terutama Pedang Surgawi dan White Tiger. Jika kami tetap terpisah, mereka akan menghabisi kita satu per satu.”
Zhou Yun menatapnya dalam diam. Aura di sekitarnya menekan, membuat murid-murid White Tiger tak berani bersuara. Akhirnya ia berkata dengan nada datar.
“Kalau begitu, bergabunglah. Lebih mudah menghancurkan musuh ketika kita bersama.”
Dengan demikian, dua kelompok besar menyatu:
Tim Zhou Yun: Zhou Yun, Lan Xue, Lu Tianhe, Zhou Shen, Bai Yufan.
Tim Mu Qingya: sembilan murid inti White Tiger dengan Mu Qingya sebagai pemimpin.
Total mereka kini 14 orang, dengan 8 murid sudah di ranah False God.
Aura gabungan mereka membuat hutan bergetar, seakan memberi peringatan pada siapapun yang berani menghadang.
Namun dalam hati masing-masing, semua sadar: semakin besar kelompok mereka, semakin menarik perhatian musuh.