NovelToon NovelToon
CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Konflik etika / Cinta Murni
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: ratu_halu

Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..

Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...

Happy Reading 💜
Enjoy ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 16

Aric sudah selesai mencuci piring. Pria itu membawa potongan buah segar untuk Faza.

"Mas mau ngomong apa ?" tanya Faza sudah tidak sabar.

"Hmm... Tentang Ramon dan lukisan."

Faza menatap lurus ke depan, lalu mulai menceritakan kejadian saat galery nya di bobol oleh orang-orang suruhan Ramon.

"Kalau begitu kita cari cara lain selain tawaran makan malam sialan itu! Aku tak rela!" Kata Aric dengan nada marah yang masih kentara.

"Tapi, mas... Nggak ada cara lain. Aku nggak punya uang sebanyak itu untuk menebus lukisan nya.." Faza menunduk sedih..

Aric mengusap rambut Faza dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Ada aku, sayang. Uang ku banyak. Perusahaan ku masih berdiri kokoh. Aku bisa membayar lukisan itu dengan harga berapapun asal kamu nggak pernah menerima tawaran itu!" Ucap Aric tegas sekaligus memberitahu Faza bahwa suami nya bukanlah orang biasa. Jika hanya masalah uang, itu tandanya bukan masalah besar bagi Aric. Uang nya banyak, Asetnya pun ada dimana-mana. Tak sia sia menduda tiga tahun karena Aric benar-benar menjadi workaholic.

"Tapi mas... Ini tanggung jawab aku sebagai pemilik galery."

"Dan ini juga tanggung jawab aku sebagai suami mu." Sahut Aric sambil mencolek ujung hidung Faza.

"Sudah jangan di pikirkan lagi. Sekarang hubungi client mu, tanyakan kapan dia akan mengambil lukisan nya.."

Faza merasa terharu, dalam waktu singkat hidup nya berubah drastis. Aric berubah menjadi pelindung nya. Faza sangat bahagia dan bersyukur, akhirnya hari ini tiba..

"Halo, Tuan Raul, mohon maaf jika saya menganggu waktu anda. Saya hanya ingin memastikan kapan anda akan mengambil lukisan di galery saya ?" tanya Faza dalam sambungan telepon. Faza langsung menghubungi si pengusaha itu setelah Aric menyuruh nya. Agar Aric bisa mendengar pembicaraan mereka, Faza menyalakan mode pengeras suara.

"Saya masih ada di luar negeri, Nona Faza. Mungkin beberapa hari lagi baru kembali ke Indonesia.."

Aric memberikan tatapan sinis pada sang istri ketika mendengar wanitanya di panggil dengan sebutan Nona alih-alih Nyonya.

Faza berpura-pura tak menyadari, dan membiarkan Aric sibuk dengan pikiran nya sendiri.

"Kalau begitu, biar saya saja yang mengantarkan lukisan nya, tuan."

"Oh, jangan nona Faza. Saya ingin melihat langsung lukisan itu terpampang di galery anda. Galery anda adalah tempat favorit saya menghabiskan waktu.." Benar, Tuan Raul adalah salah satu client yang cukup sering datang ke galery.

"Baiklah, tuan. Saya mengerti."

Setelah itu, sambungan pun berakhir.

"Tidak bisakah dia memanggil mu dengan sebutan NYONYA ? NYONYA SAGARA !!" Aric menekankan suaranya di akhir..

Meskipun semua orang tau Aric dan Faza sudah menikah, namun karena sosok Aric yang tak pernah hadir di setiap moment bersejarah Faza, maka banyak orang berspekulasi bahwa Faza sudah menjadi janda alias berpisah dari Aric.

Faza menahan tawa nya melihat Aric kesal sendiri.

"Sekarang bagaimana ?" tanya Faza tanpa memperdulikan kekesalan Aric.

"Aku akan menemui Ramon. Tapi kamu jangan ikut! Tetap di sini sampai aku kembali."

"Tapi, mas....." Faza hendak protes namun Aric langsung menutup bibir Faza dengan telunjuknya..

"Ssstttt, percaya padaku, hm ?"

Faza akhirnya menurut dan tak protes lagi.

Aric ke kamar untuk berganti baju. Sementara Faza menunggu di sofa ruang tengah sambil bermain ponsel..

"Ingat! Jangan kemana-mana tanpa izin.." Aric mengecup kening Faza sebelum pergi. Sementara Faza mengambil tangan Aric lalu menciumnya dengan takzim..

Aric pun pergi untuk bertemu lagi dengan Tuan Ramon. Di jalan Aric menghubungi orang kepercayaan nya, namanya Zaki.

"Siapkan dana 10milyar sekarang juga!"

"Untuk apa, Bos ?" tanya Zaki setengah kaget mendengar Bosnya tiba tiba meminta uang sebanyak itu.

"Jangan banyak bertanya! Cepat siapkan saja" Nada bicara Aric tegas tak terbantahkan.

"Baik, Bos.. Saya akan menyiapkan nya."

Aric memutus sambungan secara sepihak.

Tak lama Aric tiba di perusahaannya untuk menjemput Zaki.

Aric menyetir dengan Zaki yang duduk di samping nya.

"Bukankah ini jalan ke perusahaan Tuan Ramon, Bos ?" tanya Zaki setelah lama mereka di perjalanan.

"Ya. Kau benar!" Sahut Aric singkat dan kembali fokus pada jalanan di depan nya.

Setelah tiba di perusahaan Tuan Ramon, Aric dan Zaki pun masuk. Sepertinya Tuan Ramon sudah tau akan kedatangan Aric kembali, sebab resepsionis langsung mempersilahkan Aric dan Zaki untuk langsung ke ruangan atasannya.

"Memang anda pikir saya kekurangan uang ?" Sinis Tuan Ramon setelah Aric mencoba untuk menawarkan. Tangan Tuan Ramon terlipat di dada, menatap Aric dengan angkuh.

Aric terkekeh, "Ya. Saya tau! Tapi anda harus ingat, anda bukan lagi berurusan dengan istri saya!" Kata Aric tak kalah menakutkan. Tentu Tuan Ramon mengetahui power Aric di dunia bisnis. Bisa saja Aric membuat bisnis-bisnisnya bangkrut dalam sekejap. Ada banyak client perusahaan yang bekerja sama dengan Tuan Ramon yang tak merasa puas. Sebagian besar dari mereka sedang berusaha melobi Aric untuk memulai kerjasama baru dan memutus kerjasama dengan Tuan Ramon.

"Zaki..." Aric mengisyaratkan Zaki untuk menyerahkan Koper besar berisi uang dollar jika di total ke rupiah mencapai sepuluh Milyar.

Zaki membuka koper itu di hadapan Aric dan Tuan Ramon.

"Serahkan lukisannya dan jangan membuat masalah semakin panjang!" ucap Aric dingin namun tegas. Aric yang memiliki imej sebagai pria dingin, seperti es balok, membuat pria itu di segani oleh banyak orang. Termasuk Tuan Ramon.

Saat ini Tuan Ramon sedang dalam mode berpikir keras. Aric bukanlah lawan yang sepadan. Pikirnya Faza benar-benar sudah berpisah makanya dia berani bermain-main. Tapi siapa sangka, Aric justru masuk ke dalam masalahnya dengan Faza.

Sejujurnya, Tuan Ramon sangat menyukai Faza. Dia tertarik dengan sosok Faza yang pekerja keras, penuh ambisi dan tekad. Jarang sekali ada wanita seperti itu. Dan itu sangat menarik di mata Tuan Ramon.

Tuan Ramon hanya ingin mengenal Faza lebih dekat. Mungkin caranya salah. Akan tetapi, dia sudah berjanji dalam hati, jika Faza mau mencoba menjalin hubungan dengan nya, Tuan Ramin akan membuat Faza menjadi wanita paling bahagia di dunia.

"Saat ini Lukisan itu mungkin sudah tiba di Galery Nona Faza."

Sedetik Tuan Ramon berucap kalimat itu, ponsel Aric berdering.

Faza yang menghubungi..

"Halo, sayang ?" Suara Aric berubah lembut, nada nya sangat rendah tak seperti saat berbicara dengan Tuan Ramon tadi.

"Baiklah. Hati hati di jalan." Kata Aric saat Faza meminta izinnya untuk pergi ke galery karena sudah mendapat kabar dari Mila bahwa lukisan itu sudah kembali.

Tuan Ramon mengepalkan tangan, dia marah tapi tak bisa berbuat apa-apa.

Aric kemudian mengangkat bokong nya, ingin segera angkat kaki dari hadapan Tuan Ramon.

"Simpanlah uang itu, mungkin bisa kau gunakan di kemudian hari!" Ucap Aric sebelum pergi, membuat Tuan Ramon merasa harga diri nya jatuh seketika.

Aric sengaja memberikan uang itu, agar tidak ada hutang budi atau apapun di masa depan.

"Zaki, kau kembali ke perusahaan. Jika ada hal yang mendesak langsung hubungi aku!" Kata Aric sebelum pergi dengan mobilnya.

Aric tidak kembali ke apartemen, dia justru menyusul Faza ke galery. Entahlah, sekarang dunianya sudah penuh dengan Faza. Bahkan baru tadi bertemu, tapi rasanya sudah kangen lagi.

Aric senyum-senyum sendiri mengingat wajah Faza saat wanitanya mencapai klimaks. Sungguh rasanya Aric sudah tidak tahan untuk memasuki sang istri. Bahkan memikirkannya saja sudah membuat miliknya berkedut parah.

"Fokus, Aric!" Katanya pada diri sendiri.

Karena jalanan yang macet, Aric tiba di galery sudah menjelang malam.

Faza masih di sana sebab lampu galery masih menyala.

Security yang berjaga langsung menyambut Aric. Sementara di dalam sana Faza hanya seorang diri.

Aric langsung masuk ke ruangan pribadi Faza setelah melihat lukisan itu sudah terpajang kembali di dinding Galery.

"Mas..." Muka lelah Faza berubah cerah saat melihat kedatangan sang suami. Faza berjalan maju beberapa langkah.

Aric langsung memeluknya "Terimakasih ya, mas..." Ucap Faza dalam pelukan Aric. Aric mengusap punggung dan rambut Faza dengan kasih sayang.

"Kita pulang, yuk. Kamu pasti lelah." Ucap Aric Sambil merenggangkan pelukan. Tangan nya terulur merapikan anak rambut yanh sedikit menutupi wajah mungil sang istri.

Faza mengangguk, tapi rasa khawatir di wajahnya terlihat jelas.

"Tenang saja. Hal semacam ini tidak akan pernah terjadi lagi. Aku sudah meminta Zaki untuk mengutus beberapa orang untuk berjaga di galery. Mungkin sebentar lagi mereka sampai."

Faza terharu lagi. Tindakan Aric benar-benar di luar perkiraan nya. Tak menyangka Aric bisa sampai begini.

"Ayo.." Aric menggenggam jemari Faza, mengajak nya untuk segera pulang..

1
Lisa
Puji Tuhan Faza ditemukan Aric..
Lisa
Aku mampir Kak
Lisa: Suka Kak 😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!