NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Evita Lin 168

Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

“Celline…..! Kemana saja kamu?!” Bentak James saat di lobi hotel.

Beberapa orang menatap kasihan pada gadis yang sedang dimaki-maki di depan umum.

“Kenapa handphonemu? Kenapa tidak bisa dihubungi?”

“Keluyuran kemana saja kamu seharian ini?! Kamu lihat sudah jam berapa sekarang?” James terus saja mengomel. Dia sampai tidak menyadari kalau mata gadis itu sudah mulai mengembun.

“Saya merasa ini sebuah kesalahan terbesar saya, karena telah memilih menikahimu!”

Banyak kata-kata kejam tak berperasaan dilontarkan oleh James pada gadis itu. James yang pikirannya sedang kacau saat ini, karena seharian mencari mantan kekasihnya yang bernama Melan tidak mendapatkan hasil juga, sehingga menjadikan Celline sebagai sasaran kemarahannya.

James terus memaki-maki Celline di depan orang banyak di hotel itu. Bahkan, beberapa orang langsung berbisik-bisik, saat menyaksikan kejadian itu.

“Jangan diam saja! Kamu punya mulut, kan?!”

Lidah Celline tiba-tiba jadi kelu. Mulut Celline malah mengeluarkan tangisan yang mengusik James.

“Kamu pikir, air mata kamu itu bisa menyelesaikan masalah?!” Kata James sambil menatap Celline dengan tajam.

“Celline….. Hiks….. Hiks….. Kecopetan tadi, tuan.”

Selesai mengucapkan kata-kata itu, Celline terus menangis. Hari ini banyak orang yang memaki-maki dirinya. Dia memang tidak mempunyai pendidikan yang tinggi, bukan pula orang kaya. Tapi, Celline tetaplah seorang manusia, yang mempunyai hati dan pikiran. Dan apabila hatinya disakiti, maka pasti akan merasa sakit juga.

Celline terduduk. Dia merasa kakinya sangat sakit, karena berdiri dari sore sampai jam sembilan di dapur kafe tadi, untuk mencuci semua piring-piring kotor di sana.

“Cepat berdiri!” Bentak James dengan keras. Bentakan James itu membuat pelayan hotel yang lewat langsung menoleh ke arah mereka.

Beberapa orang menatap kasihan pada Celline, namun mereka memilih untuk dan diam dan pergi. Mereka tidak mau ikut campur urusan orang lain.

“Kamu dengar tidak, Celline?! Cepat berdiri!”

Akhirnya Celline mencoba untuk berdiri. Melihat kaki Celline yang gemetar, James pun mengamatinya dengan serius.

“Ada apa dengan kakimu itu?” James langsung menyibak kain penutup kaki Celline.

“Kenapa kaki kamu bisa melepuh seperti ini? Apa yang kamu lakukan tadi?”

James terus saja marah-marah tak jelas pada Celline. Karena sudah tidak sanggup lagi, Celline pun akhirnya menceritakan semua yang dia alami hari ini sambil menangis di depan James.

Tangisan Celline pecah setelah puas menceritakan semua kejadian yang dia alami hari ini. Sedangkan James, dia memang lupa. James telah melewatkan makan siang gadis itu karena terlalu fokus mencari mantan kekasihnya itu.

James juga tidak menyangka, kalau gadis itu bisa sampai kecopetan. Pria itu pun menghela napas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar. Kemudian dia meraih tubuh Celline dalam pelukannya.

“Maafkan aku. Aku tidak tahu apa yang kamu alami hari ini.” James menepuk lembut punggung Celline.

Celline yang mendapat pelukan dari James hanya terdiam saja. Dia tidak merespon apa pun. Setelah puas menagis, James mengajak Celline untuk ke kamar. Tak lupa mereka meminta kunci cadangan karena kunci yang tadi dibawa Celline sudah hilang dicopet.

Suasana canggung mulai terasa saat mereka hanya berdua saja.

“Mandilah duluan.” Perintah James pada Celline.

“Iya.” Celline pun masuk ke dalam kamar mandi. Dia merasa sekujur tubuhnya berkeringat, akibat bekerja di kafe seharian.

Celline pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tercium aroma segar memenuhi kamar hotel tempat mereka menginap.

Sementara itu, saat Celline sudah selesai mandi, James masih terjaga. Pria itu bersandar pada dipan ranjang hotel sambil memainkan handphonenya.

Sejak tadi James sudah menghubungi teman-teman Melan. Barangkali teman Melan ada yang tahu mengenai keberadaan mantan kekasihnya itu.

Namun, perhatian James kini teralihkan, saat melihat Celline yang baru saja selesai mandi. Gadis itu masih menggunakan kimono yang ada di kamar hotel itu.

Rambut Celline tergerai. Tetesan demi tetesan air yang jatuh dari rambutnya membasahi langkah yang ditinggalkannya di atas lantai.

Aroma wangi menyeruak harum dan segar. James ingin kembali fokus pada handphone yang masih dia pegang, namun James tetaplah seorang pria normal.

James menatap gadis cantik itu. Ditambah rambut Celline yang masih basah. Hati dan tubuh James mulai berkhianat. Untuk sementara dia melupakan Melan, mantan kekasihnya itu.

Celline yang tidak tahu apa-apa, dengan santai menyisir rambutnya di depan meja rias. Tidak sengaja dia menatap pantulan wajah James di cermin.

Dua insan yang sudah menikah, tapi belum menjadi pasangan yang sempurna itu pun hanya saling menatap lewat pantulan cermin.

Jantung Celline mulai berdesir kencang, saat ditatap dengan cara yang berbeda oleh James. Pria dingin itu seolah menatapnya dengan suatu keinginan yag tidak bisa dia tebak. Sedangkan James, dengan perlahan dia bangkit dari ranjang. Pelan tapi pasti James mulai mendekat pada Celline.

*****

Malam itu bulan terlihat sangat indah di atas langit yang gelap gulita, ditemani oleh bintang-bintang yang tidak pernah berhenti untuk bersinar.

Semesta alam pun seolah menjadi saksi bisu, saat dua hati manusia mulai memadu kasih. Malam di Bali yang sangat indah. Di dalam sebuah kamar hotel, ada hati yang sedang bergeuruh.

Aliran darah di dalam tubuh James sedang berdesir, sambil menatap Celline. James kini mulai tergoda dengan gadis itu. Kini perasaan James sudah mulai goyah.

Tubuhnya mulai tergoda. Mungkin hati James kini mulai bercabang. Saat kakinya mulai melangkah tanpa keraguan mendekati Celline, maka di situlah genderang peperangan mulai ditabuhkan.

Deg….. Deg….. Deg…..

Jantung Celline bergedup lebih cepat dari biasanya. Bayangan James mulai mendekati dirinya. Terlihat jelas pada pantulan cermin yang ada di depannya itu.

“Tuan James, mau apa?” Tanya Celline dalam hati.

“Aku suka dengan aromamu!”

Deg……….

“Ada angin apa, pria ini sampai memuji wangiku?” Tanya Celline dalam hati lagi.

Celline jadi tidak tahan dengan kondisi seperti ini. James sedang berdiri di belakang tubuhnya, sehingga membuatnya jadi tak nyaman dan canggung.

Celline ingin sekali menghindar dan segera memakai pakaiannya. Kemudian dia bangkit dari tempat duduknya. Namun, tangan James malah menyentuh pundak belakangnya. James menekan lembut, seolah menahan Celline untuk berpindah dari tempat semula.

“Tuan, maaf, Celline mau ganti baju!” Ujar Celline yang merasa kalau hatinya sudah mulai tak karuan lagi.

Sentuhan tangan itu, sudah membuat tubuh Celline merasa kena setrum aliran listrik. Rupanya gadis itu ingin melarikan diri.

Kini rasanya jantung Celline sudah mau meledak. Dia sudah merasakan sesuatu yang aneh pada pria yang ada di belakangnya itu.

Sementara itu, hasrat James sudah mulai terpancing sejak tadi, sehingga membuat dia tidak bisa berpikir dengan jernih.

Naluri James sebagai seorang pria sedang dituntut. Malam ini, sepertinya Celline akan habis di tangan James. Mata James menyalak saat melihat Celline.

Kini tatapan James pun seolah penuh harap. Diputarnya kursi yang sedang Celline duduki, hingga wajah Celline pun kini menghadap dirinya.

Mata mereka kini saling bertemu. Tak bisa dihindari lagi. Pertemuan mata itu menimbulkan sedikit percikan api. Sebuah api yang menyulut hasrat pada pria dingin itu.

Celline sendiri sudah mulai grogi tak karuan. Sejak tadi James menatapnya tanpa berkedip sedikit pun. Kalau semula James hanya menatap wajah Celline saja, kini pria itu beralih ke bibir ranum yang sebelumnya pernah dia jamah saat dalam keadaan mabuk berat.

James mengamati setiap inci demi inci bagian tubuh istrinya itu. Dia bingung mau berbuat apa. Celline malah memancing James dengan gerakan menggigit bibirnya.

“Lihat! Ternyata dia sangat pandai dalam hal menggoda!” Ucap James dalam hati. Dia terus saja berprasangka buruk pada istrinya itu.

“Apa kamu mau cium aku?” Tanya James yang langsung membuat pipi Celline berubah jadi merah merona.

Karena merasa sangat malu, Celline memalingkan wajahnya. “Apa-apaan sih tuan ini!” Kata Celline dalam hati. Dia menutupi rasa malunya dengan memutar bola matanya ke sana ke sini.

Karena James masih saja menatap Celline dengan intense, akhirnya Celline pun memilih menundukkan kepalanya.

“Kalau orang sedang bicara, tatap matanya. Jangan menghindar! Tidak sopan!” James meraih dagu Celline.

“Sial!” Gerutu James dalam hati.

Mengapa James jadi sangat ingin menikmati benda itu? Otaknya jadi tidak bisa fokus. Matanya hanya tertuju pada bibir Celline saja. Bibir mungil itu berwarna merah muda, sehingga membuat dia ingin sekali mencicipinya.

Tanpa basa-basi lagi, karena hasratnya sudah diubun-ubun, James langsung menuruti nalurinya sebagai pria sejati.

Celline langsung terbelalak melihat James semakin mendekat padanya. Semakin dekat, sehingga tidak ada celah bagi keduanya. Saat bibir mereka saling bertaut, tidak ada jarak yang memisahkan mereka berdua.

James merasa sangat aneh, karena Celline mengunci mulutnya rapat-rapat. James berpikir kalau Celline menolak ciuman yang dia berikan.

“Sial! Apa gadis ini menolakku mentah-mentah?” Tanya James dalam hati.

Karena tubuhnya terlanjur jadi panas dingin, penuh gairah asmara yang sudah menggebu-gebu dan mengepul saat ini. James tidak bisa membiarkan ini berakhir dengan kegagalan.

Bersambung………

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!