Ayuna Sekar, gadis yatim piatu yang tulus dan pekerja keras, dikhianati oleh tunangannya sendiri—pria yang selama ini ia biayai hidup dan kuliahnya. Di hari pernikahan yang seharusnya menjadi hari bahagianya, ia justru dipermalukan dan dihina hingga mengalami serangan jantung.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua—kembali tiga hari sebelum hari itu. Kali ini, Ayuna membalikkan takdir. Ia membatalkan pernikahan dan nekat menikahi seorang satpam tampan bernama Arjuna.
Tanpa ia tahu, Arjuna adalah seorang miliarder yang menyamar. Pernikahan sederhana mereka penuh tawa, cinta, dan kejutan. Dan Ayuna akan membuktikan bahwa cinta sejati tak pernah butuh harta... tapi hati yang setia.
Ayo ikuti keseruan ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Lima Tahun Kemudian
Matahari pagi menembus jendela besar ruang makan keluarga Arjuna. Aroma roti panggang dan susu hangat memenuhi udara. Ayuna sibuk menyiapkan bekal kecil, sementara Arjuna—dengan dasi setengah terpasang berusaha mengejar waktu sambil sibuk mencari sesuatu.
“Sayang, kamu lihat dompetku?” tanya Arjuna dari balik lemari.
“Tadi ditaruh di laci ruang kerja, Mas. Sama seperti kemarin, dan kemarinnya lagi,” jawab Ayuna sambil tertawa kecil.
Dari arah tangga, muncullah seorang gadis kecil berambut ikal sebahu, memakai seragam TK warna merah muda dengan tas ransel kelinci. Sekar Langit Arumadani, kini lima tahun, melangkah sambil menggenggam boneka kucing kesayangannya.
“Mamaa… Sekar nggak mau pakai pita ini, jelek. Warnanya pink tua. Sekar maunya pink muda seperti baju mama semalam,” keluhnya dengan ekspresi serius.
Ayuna terkekeh. “Tapi pita ini spesial, loh. Ini buatan tangan tante Kinan, ingat?”
“Tapi tetep... jelek,” jawab Sekar polos sambil manyun.
Arjuna muncul sambil membawa dompetnya dan mengecup kepala Sekar. “Pagi, Putri papa. Hari ini Sekar mau belajar apa di sekolah?”
“Selamat pagi papa, hari ini gambar dan menari. Tapi sekar juga mau belajar jadi CEO kayak Papa!” jawab Sekar penuh semangat.
Arjuna dan Ayuna saling berpandangan, lalu tertawa.
"Tentu saja, jika kamu belajar dengan tekun, insyaallah kamu pasti bisa" jawab Arjuna dan itu membuat bsekar tersenyum manis
---
Di Halaman Rumah – Sebelum Berangkat
Sepupu-sepupu Arjuna datang berkunjung pagi itu, membawa anak-anak mereka. Rumah besar kembali ramai dengan suara anak-anak bermain dan saling kejar-kejaran. Papi Arkan duduk di teras, menonton dengan mata bahagia. Ibu Amalia sedang memetik bunga di taman belakang, ditemani Mami Antika yang kini menjadi sahabat baiknya.
Sekar menghampiri Arjuna yang sedang siap mengantar ke sekolah.
“Papa…” panggil Sekar
“Iya, Nak?”
“Nanti kalau aku udah gede, aku boleh nikah juga nggak?” tanya Sekar
Arjuna langsung tersedak minumannya. “Heh! Kamu masih lima tahun, Sayang!”
“Tapi kan, Mama nikah sama Papa pas masih muda juga!” Sekar merujuk ke salah satu foto pernikahan yang sering ia lihat di ruang keluarga.
Ayuna tertawa dari kejauhan. “Sekar, kamu nanti jadi CEO dulu, baru boleh mikir nikah!”
Sekar mengangguk mantap. “Oke. Jadi CEO dulu. Baru cari suami yang bisa bikin nasi goreng enak.”
---
Malam Hari
Di kamar tidur Sekar yang dipenuhi bintang-bintang fosfor di langit-langit, Ayuna mendongeng seperti biasa. Sekar sudah berbaring dengan boneka kucing di pelukannya.
“Lalu si burung kecil itu terbang, mencari rumah yang penuh kasih. Dan akhirnya dia sadar… rumah itu adalah tempat di mana dia dicintai.”
Sekar memejamkan mata, lalu membuka lagi sedikit.
“Mama… Sekar sayang Mama, Papa, dan semua keluarga. Tapi Mama jangan tua dulu ya…”
Ayuna tersenyum dan mengecup kening putrinya. “Mama janji. Selama Sekar tetap tertawa seperti ini, Mama akan selalu muda.”
---
Di ruang kerjanya malam itu, Arjuna menatap sebuah lukisan keluarga yang baru dipasang: dirinya, Ayuna, dan Sekar berdiri di tengah taman bunga, dikelilingi keluarga besar. Senyum mereka bahagia. Damai.
Tidak ada lagi ancaman. Tidak ada lagi bayang-bayang masa lalu.
Hanya hari-hari penuh tawa, cinta, dan cerita lucu dari seorang gadis kecil bernama Sekar Langit Arumadani yang dulunya hadir sebagai sinar harapan, kini menjadi pusat semesta dalam keluarga kecil itu.
Bersambung
lanjut