Dalam perjalanan pulang dari kantor Sheryl tiba-tiba bertemu dengan cinta monyetnya waktu SMA yang pernah membuatnya patah hati, tapi ternyata dia sudah punya anak. Akankah cinta itu tumbuh lagi setelah 10 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon housewife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reuni
Sore itu Sheryl pulang sendiri karena tadi pagi Johan tidak menjemput, jadi Sheryl berangkat kerja menaiki sepeda motornya. Bimo yang melihat Johan dan Sheryl pulang terpisah, segera mengambil kesempatan tersebut untuk bicara dengan Sheryl.
Di parkiran saat Sheryl hendak mengambil motornya, tiba-tiba Bimo muncul di belakangnya dan memanggil namanya.
"Sheryl!" Panggil Bimo dengan tergesa-gesa karena takut kehilangan kesempatan lagi.
Lalu Sheryl pun menengok.
"Eh, hai!" sahut Sheryl sumringah.
"Kamu kenapa ngos-ngosan gitu?" tanya Sheryl.
"Sher dari kemarin aku tuh pingin ngobrol sama kamu tapi susahnya minta ampun. Sudah di dalam kantor sibuk, jam istirahat kamu udah ngilang duluan, pas pulang juga sama." ucap Bimo.
"Ya ampun iya maaf aku belum sempat ngobrol-ngobrol lagi sama kamu." jawab Sheryl.
"Kalau gitu sekarang kamu ikut aku yuk." kata Bimo.
"Ikut ke mana?" tanya Sheryl.
"Reunian." jawab Bimo.
"Reunian?" tanya Sheryl bingung.
"Udah ikut aja kelamaan mikir." ajak Bimo sambil menarik tangan Sheryl menuju ke mobilnya.
"Eh eh nanti dulu, motor aku..."
"Udah tinggal aja aman kok ada satpam, ayo masuk." ucap Bimo sambil membukakan pintu mobilnya untuk Sheryl.
Akhirnya Sheryl pun ikut naik mobil Bimo. Di mobil Sheryl bertanya pada Bimo.
"Ini kita reuni nya cuma berdua?" tanya Sheryl.
"Ya begitulah karena yang lainnya nggak ada ya udah kita aja berdua." jawab Bimo santai.
"Perasaan aku nggak seperti lagi diajak reuni ya? Malahan aku tuh berasa kayak diculik." kata Sheryl heran.
"Hahahaha.... Udah ikut aja berisik banget sih." jawab Bimo.
Mereka menuju ke sebuah restoran mewah. Sesampainya di sana Bimo mengajaknya turun dan membukakan pintu untuk Sheryl.
"Yuk, turun." ajak Bimo.
"Kita mau ngapain ke sini Bim?" tanya Sheryl sambil turun dari mobil.
"Mau numpang ngadem! Ya mau makanlah..." jawab Bimo dengan sewot.
"Yaelah nanya doang galak amat sih, hahaa" ucap Sheryl tertawa melihat ekspresi Bimo yang rada sewot.
"Lagian kamu nanya nya ada-ada aja, hahaa...", Bimo pun ikut tertawa.
Dalam hati bimo saat ini merasa seperti seorang anak kecil yang mendapatkan kembali mainannya, atau seperti sebuah jam dinding yang dipasangi batere. Bisa tertawa kembali seperti ini adalah hal yang sudah lama tidak dia rasakan.
Mereka pun duduk dan memesan makanan. Sembari menunggu makanan mereka pun mengobrol dengan seru tentang teman-teman SMA mereka, tentang mereka kuliah di mana dan Bimo juga bercerita bagaimana dulu dia mengelola sebuah restoran.
Pesanan pun akhirnya datang, mereka menikmati santapan sambil sesekali mengobrol.
"Aku tuh selama ini nggak tahu kalau kamu kerja sama Papaku. Setelah selesai kuliah aku memilih membuka usaha sendiri. Saat menikah aku dan almarhumah istriku melanjutkan usaha restoranku bersama-sama. Namun ketika dia sudah nggak ada aku merasa kurang bersemangat untuk mengelolanya lagi. Aku memutuskan untuk membantu meneruskan usaha Papa." kata Bimo.
"Aku turut berdukacita ya Bim mendengar cerita tentang almarhum istri kamu. Mudah-mudahan anak kamu tumbuh jadi anak yang kuat, pintar, ceria aamiin." ucap Sheryl.
"Aamiin, makasih ya doanya." ucap Bimo.
Melihat raut wajah Bimo berubah muram Sheryl pun mengalihkan pembicaraan.
"Kamu tahu nggak, pertama kali Papa kamu memperkenalkan kamu di ruang meeting, sumpah aku kaget banget aku bener-bener nggak nyangka sama sekali kalau anak Pak Rendi itu kamu. Memang sih nama belakang kalian sama tapi aku ngga nyangka yang muncul itu si Bimo bocah tengil ini hahaa.... " gurau sheryl.
"Bocah tengil? sembarangan kalau ngomong daripada kamu bocah cupu, hahahaha..." balas Bimo.
"Biar cupu begini juga ada yang suka nyontek, malah yang suka nyontek sekarang orangnya udah jadi bos, siapa yaa?" sindir Sheryl.
"Aku nggak pernah nyontek tuh cuma nyalin dikit hehee." jawab Bimo.
"Huu bisa banget. Kamu beda ya sama Papa kamu. Papa kamu tuh orangnya berwibawa, bijaksana, pokoknya aku bersyukur banget lho punya bos seperti Papa kamu yang selalu memikirkan kesejahteraan karyawan. Jarang-jarang ada bos yang seperti itu loh. Kalau nanti kamu jadi pimpinan kamu harus contoh tuh Papa kamu." Kata Sheryl.
"Iya Bu manajer....hm kayaknya Ibu manajer kita yang satu ini sudah tambah pinter dan sudah cukup berpengalaman deh, kira-kira Bu manajer bersedia nggak kalau saya rekrut ke Bandung buat bantuin saya?" tanya Bimo.
"Apa? Aku di rekrut ke kantor cabang? berarti aku nanti tinggal di sana dong?" tanya Sheryl.
"Iya ini untuk sementara saja, urusan tempat tinggal kamu nggak usah khawatir, di sana kan ada mess karyawan yang letaknya terpisah tapi masih berdekatan dengan gedung kantor dan fasilitasnya juga lengkap, pokoknya nyaman senyaman tinggal di rumah sendiri." jelas Bimo.
"Selain aku siapa lagi yang di kirim ke sana?" tanya Sheryl.
"Ada beberapa nama yang sudah aku pertimbangkan, mungkin aku akan umumkan beberapa hari lagi. Gimana?" tanya Bimo.
"Ini kamu serius Bim?" tanya Sheryl lagi.
"Ya iya lah serius masa bercanda?" jawab Bimo.
"Mm gimana ya? sepertinya aku belum bisa mutusin sekarang deh." jawab Sheryl.
"Kenapa? Kamu keberatan karena harus LDR-an sama pacar kamu?" tanya Bimo to the point.
"Uhuk...uhuk!" Sheryl yang sedang makan tiba-tiba tersedak.
"Eh kamu ngga apa-apa Sher? Ini minum dulu." tanya Bimo sambil menyodorkan segelas air.
Lalu Sheryl pun segera meminumnya.
"Kamu ngga apa-apa?" tanya Bimo cemas.
"Iya, aku nggak apa-apa...uhuk...makasih." jawab Sheryl yang masih terbatuk.
'Apa Bimo sudah tahu ya aku pacaran sama Johan? Tanya Sheryl dalam hati.
"Kok kamu jadi diem sih Sher?" tanya Bimo.
"Kamu tahu dari mana aku punya pacar?" tanya Sheryl.
"Ya tahulah, yang pake kacamata kan?" kata Bimo.
"Kok kamu tahu lagi?" tanya Sheryl.
"Aku nggak nyangka kamu tipenya yang pake kacamata, yang mirip oppa-oppa ahahaha." ledek Bimo.
"Ih apa sih kamu Bim." jawab Sheryl malu.
"Udah udah... Lanjutin makannya, makan yang banyak biar tambah chubby hahaa..." ledek Bimo lagi.
"Tuh kan mulai deh nyebelin nya." ucap Sheryl.
Mereka pun mengobrol sampai selesai makan. Sesudah itu Bimo mengantar Sheryl pulang sampai depan rumahnya karena Bimo ingin tahu rumah Sheryl. Bimo membukakan pintu kemudian Sheryl turun.
"Makasih ya Bim udah traktir aku makan." ucap Sheryl.
"Iya sama-sama, salam ya sama orang tua kamu maaf ga mampir udah malam." ujar Bimo.
"Iya ngga apa-apa nanti aku sampein." jawab Sheryl.
"Oh iya kan motor kamu di kantor, jadi besok aku jemput ya." ucap Bimo modus.
"E...Ngga usah Bim aku naik bis aja, aku nggak enak kalau nanti dilihat orang-orang kantor. Takutnya ada yang salah paham." ucap Sheryl beralasan karena sebenarnya dia takut nantinya Johan salah paham.
"Iya iya aku ngerti, ya udah aku pulang dulu. assalamu'alaikum." ucap Bimo.
"Wa'alaikumsalam" jawab Sheryl.
Bimo masuk ke mobil dan melaju pulang. Hari ini hatinya berbunga-bunga karena akhirnya bisa jalan berdua Sheryl walaupun hanya sebagai teman.
'Ya Tuhan padahal aku udah anggap dia cuma cinta monyet. Tapi kenapa setelah ketemu dia lagi aku terus berharap lebih? Waktu SMA Sheryl memang udah manis, tapi sekarang malah tambah cantik. Fix ini jelas godaan buat aku. Sadarlah Bimo dia itu sudah mencintai orang lain yang sama-sama single. Sedangkan aku apa? Duda beranak satu. Belum tentu Sheryl mau sama duda.' ucapnya pesimis dalam hati.
***
Sementara itu Johan yang tadi sore pulang sendiri, di belakangnya ada sebuah taxi yang mengikuti dia sampai ke rumahnya. Johan tinggal di sebuah kompleks townhouse di pinggir kota. Setelah Johan sampai, taxi itu pun berhenti di depan gerbang hunian tersebut. Begitu Johan masuk ke rumahnya taxi itu kemudian jalan lagi. Taxi itu melaju ke sebuah rumah kost yang letaknya tidak jauh dari situ dan menurunkan seorang wanita yang membawa koper. Dia adalah Tasya mantan pacar Johan yang baru kembali lagi dari Medan.
Sesampainya Tasya di bandara dia langsung pergi menuju kantor Distrifast. Begitu jam pulang kantor tiba dia sudah bersiap mengawasi Johan yang keluar dari gedung kantor lalu membuntuti Johan dengan taxi supaya dia tahu dimana rumah Johan. Tujuannya adalah mencari tempat kost yang dekat dengan rumah Johan. Tasya menggunakan aplikasi di HPnya dan dengan mudahnya dia mendapatkan rumah kost malam itu juga di sekitar tempat tinggal Johan.
Tasya yakin bahwa Johan masih menyimpan rasa cinta untuknya. Dia tidak bisa melupakan Johan. Rasa cintanya yang mendalam telah membawa dia kembali ke Jakarta untuk mendapatkan cinta Johan lagi. Walaupun dia tahu Johan sudah punya kekasih lain Tasya tidak peduli, selama Johan belum sah jadi milik siapa pun selama itulah dia merasa masih punya kesempatan.
...----------------...