Zhui Mei Sang Pewaris [Mystic World Universe]

        Aku hanya memiliki satu kesempatan. Yaitu menggunakan jurus angin yang dapat membuat alat-alat medis ini terbelah.

Tingkat keberhasilan ini hanya 5%, ketika aku dapat menghentikan tangan-tangan robot itu, aku harus beranjak dari tempat ini & itu akan jadi sesuatu yang sangat melegakan.

Inilah yang dinamakan keberuntungan Sang Dewi.

Aku berhasil membuka 4 borgol yang terbuat dari bahan logam.

Aku segera berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.

Namun sayangnya, pintu ini terbuat dari baja yang cukup untuk di tembus. Sedangkan asap dengan aroma penidur telah tersebar melalui ventilasi langit-langit ruangan ini.

Aku mengaktifkan jurus gelembung untuk tidak terkontaminasi oleh efek asap ini.

Aku yakin alat di samping pintu kaca ini bertugas sebagai konfirmasi keanggotaan dan aku segera menghancurkannya.

Ruangan ini terdapat kamera pengintai, aku langsung menghentikan itu dengan jurus api yang sangat tebal.

Setelah aku melangkah keluar dari ruangan ini, ternyata ada laser berbentuk horizontal yang akan mengenai tubuhku.

Meski ujung rambutku telah terpotong dan jatuh ke lantai, tapi aku berhasil untuk menghindari luka.

Pintu kedua terbuka sehingga aku mengambil senjata pistol dan menembak semua orang di dalam ruang monitoring.

Sebagian dari mereka juga ikut menyerang dengan tembakan dari pistol yang sama dengan milikku.

Aku tidak akan menyisakan satu pun dari mereka untuk tetap hidup.

"Tunjukkan di mana rekanku sekarang."

Orang itu ketakutan dan menuruti perintah dariku.

Setelah aku tahu tentang letak keberadaan temanku.

*Dor* Suara tembakan.

Aku tidak membunuh orang tersebut, aku yakin dia akan trauma dengan peluru yang menyasar ke arah lantai.

...

Aku melihat dua prajurit anggota CORPKA sedang mengarahkan senjatanya ke arahku.

Saat mereka menarik pelatuknya, saat itu juga aku melompat ke atas.

Lompatanku melebihi batas manusia biasa... sehingga aku berhasil menendang dua kepala anggota itu.

Aku melihat Sherry ada di depanku.

Penampilannya yang menggunakan pakaian pelindung dengan teknologi seperti Iron Man, cukup membuatku penasaran bagaimana kekuatannya.

"Kau takkan bisa lari ke mana-mana."

"Hentikan basa-basimu."

Aku menyerang Sherry yang kini segera datang.

Sialnya Sherry terasa lebih cepat dari sebelumnya.

Berkali-kali dia ingin mengenai kepalaku dengan senjata pedang sekaligus pistol, namun beruntungnya aku bisa menghindari serangan itu dengan sangat cepat.

Aku mencari celah saat dia mulai kelelahan, kemudian aku mulai melompat dan mengendap di belakang pesawat.

Setelah dia lengah, aku menendang belakang tubuhnya hingga mengenai mesin pesawat yang baru dibuat.

Meski dia tidak cedera sedikitpun, setidaknya aku berhasil lari dari kejarannya.

...

Aku memegang belakang kepalaku karena saking santainya.

"Hanya seperti ini saja?"

Aku menghela nafas.

Seketika lorong putih yang dipenuhi keramik bercahaya lampu redup seketika berkedip-kedip.

"Heh, musuhnya sudah habis bukan?"

Robot berbentuk manusia akan sangat cepat menyerangku.

Jantungku mulai derdegup kencang, entah mengapa kali ini robot-robot seperti manusia ini, tiba-tiba menghunuskan pedang.

Aku melompat ke atas membuat lingkaran sihir yang begitu luas.

Lima robot itu ada di bawahku, siap menembakkan rudalnya ke arahku.

...

      "Alat rongsokan."

Ketika para robot melepaskan rudalnya, dari atas aku meluncurkan senjata-senjata sihir dari alam dunia mistis. Semua senjata ini mirip seperti di game RPG.

"Inilah kekuatan yang sesungguhnya."

Aku berhasil menghujani para robot dengan senjata-senjata itu, bahkan rudal dari mereka berputar balik dan mengenai diri mereka sendiri.

...

Setelah para robot hancur aku turun ke bawah dan menginjak serpihan dari mereka.

Pada akhirnya aku berada di ruang interogasi tempat dimana Sena berada.

Semua orang takut melihatku.

Terkecuali Sena yang sudah terbiasa dan menganggapku sebagai teman.

Sena tersenyum padaku.

"Ayo kita pulang."

Aku dengannya keluar dari ruang interogasi ini dengan sangat cepat.

Kami berlari menuju sebuah pintu keluar.

Sebelum itu ada pintu lift.

Aku mulai menyadari sesuatu tentang hukum di bumi.

"Aku yakin akan menjadi buronan setelah ini."

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Sena.

"Ini jadi perpisahan kita."

Sena nampak memandangku sambil menghela nafas.

"Mungkin aku akan bersembunyi di tempat yang paling terpencil."

"Apa ada cara lain?" Tanya Sena.

Aku menggelengkan kepala.

"Sepertinya hanya ini yang harus aku lakukan... Jika kau tertangkap, beri alasan bahwa kau tidak ada hubungan denganku."

"Tapi–"

"Sudahlah, tidak ada tapi tapian."

Ketika pintu lift terbuka, terlihat olehku birunya langit dan awan-awan berjajar.

Aku mengaktifkan seluruh Qi dalam tubuhku agar bisa menimbulkan sayap.

Aku melangkah keluar dari lift dan berada di lahan parkir yang luas.

Aku menatap Sena sebelum terbang, "aku tidak akan melupakanmu."

"Aku juga." Ujar Sena tersenyum.

Kemudian aku menggunakan sayap Qi untuk meluncur ke atas langit.

Aku akan menjauh dari kota ini dan pergi ke antah berantah tanpa adanya sistem kependudukan.