Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.
berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....
mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.
dapat kah Gladys mewujudkan nya ?
Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?
ikuti kisah nya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penculikan
Masak mie instan mah yah masak aja. " jawab regi yang masih melihat-lihat isi kulkas. Sementara bima sudah membuka satu kaleng minuman untuk diri nya.
"yah sudah. Masak untuk kami semua yah, aku percaya omongan qilah. Kamu pasti jagoan nya disini." ujar bima setelah meneguk minuman nya. Dan berjalan kearah yang lain, dimana mereka masih duduk menonton.
Sementara mereka asik menonton, dan regi berkutat di dapur kecil itu sambil menyiapkan makan malam mereka. Gladys sudah selesai membersihkan diri. Dan mencari tas nya, namun disana hanya ada satu tas. Itu tas yang di buka oleh bima tadi.
Dia mencari handphone nya lalu menelpon qilah,
"yah, halo ?" jawab qilah.
"dimana tas ku ?" tanya Gladys . Dan tentu saja semua mendengar nya. Sebab qilah sengaja mengaktifkan mode speaker.
Ceklek.!!!
pintu terbuka.
Tuuut.... Tuuut.... Tuuuut.....
Panggilan terputus sepihak. Qilah dan zarah hanya bisa saling tatap dan tersenyum simpul. Entah apa yang sedang mereka fikirkan.
"dimana tas ku ?" tanya Gladys pada bima yang baru saja masuk.
"itu." tunjuk nya.
",itu tas kamu."
",tas suami, tas istri juga "
Gladys membulatkan mata nya sempurna.
"kamu yakin tidak sedang menculik ku, dan sengaja menyembunyikan ku disini ?"
"apa maksud mu ? Kamu mau bilang lagi kalau aku ini otak dari aksi kriminal ini. Sadar lah gadis mungil.!!!" ucap bima sambil menepuk pelan pipi Gladys . Sebelum mencubitnya pelan.
drrrt.... Drrrt.... Drrrt......
Handphone yang masih digenggam nya berdering. Panggilan dari Tante nya. Gladys langsung menekan tombol hijau yang tertera di layar.
"halo nak ?"
"lihat dia sudah mandi"
"oh ya ampun, kw ini mengganggu saja."
"lihat tuh suami nya juga disana"
"yah sudah nak, lanjutkan saja. Maaf tante mengganggu, kami hanya penasaran ap kw sudah tiba dengan selamat?"
"iyah tante."
"yah sudah, Tante tutup telpon nya."
Tuuuut....
Sejak awal Tante nya dan beberapa kerabat yang lain juga berada disana saat melakukan vidio call. Jadi mereka terdengar sangat heboh.
Gladys duduk di sudut tempat tidur nya, dan sedikit tidak percaya dengan yang baru saja terjadi. Sebelumnya tak pernah ada yang menelponnya dan mengkhawatirkan diri nya. Tapi perlakuan macam apa ini ?
"sebenarnya kamu ini siapa ?" tanya Gladys sangat penasaran.
***
Waktu terus berjalan, Gladys kembali kerumah sewa bersama dengan qilah dan regi. Semua kembali beraktifitas seperti biasanya. Seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa. Zarah tak pernah menjawab sesuai harapan jika ditanyai perihal bima. Qilah dan regi juga memilih bungkam soal pernikahan Gladys dan bima. Tak ada seorangpun yang mengetahui nya termasuk jihan
Sedangkan bima ?
Sejak perpisahan mereka di bandara sebulan yang lalu, tak pernah lagi ada kabar dari nya. Tidak ada pesan apapun juga. Dia kembali hilang bak ditelan bumi. Ketika Gladys menanyakan tentang siapa dirinya kala itu, bima hanya bisa menunduk dengan sangat dalam sambil berulang kali mengucapkan kata maaf.
Gladys tak habis fikir dengan semua kejutan yang terjadi dalam hidupnya akhir-akhir ini. Termasuk pertemuan nya dengan bima, sejak awal dia dikenali sebagai orang lain, bahkan sampai tiba-tiba menikahi nya, dan tak pernah mau terbuka tentang siapa sebenarnya si bima-bima ini. Semuanya terasa seperti tengah di bercandai oleh takdir.
"kamu masih mau mengelak kalau dia tidak ada disini?" tanya jihan pada seseorang yang sejak tadi membungkuk dihadapan nya sambil terus mengucapkan permintaan maaf berkali-kali.
"saya minta maaf bu ?"
"saya tidak butuh permintaan maaf mu, saya hanya ingin bertemu dengan nya. Mustahil mobilnya ada disini. Tapi orang nya tidak disini. Pokoknya saya tidak akan kemana-mana. Saya akan tetap disini untuk menunggu nya. Cepat kabari dia.!!!" pinta jihan pada pria itu.
Pria itu diam-diam menghubungi atasannya, mengabari kalau jihan sedang menunggu diri nya. namun balasan yang dia terima adalah memintanya agar jihan di bawa diam-diam kesuatu tempat.
"mari bu, saya antar untuk bertemu bapak." ucap nya kemudian.
"tuh kan, tidak mungkin dia tidak mau bertemu dengan ku. Memang sejak awal hanya kamu yang buat-buat alasan tak masuk akal. Cepat, berangkat sekarang." perintah Jihan, seakan-akan dia lah yang menjadi bos nya.
Tanpa banyak bicara lagi, pria tadi langsung masuk dan duduk dikursi pengemudi. Setelah jihan lebih dahulu masuk ke kursi penumpang dibelakang. Si ajudan itu pun menyalakan mobil, dan membawa mereka menjauh dari club malam itu.
sudah hampir 30 menit berlalu, namun mereka masih belum tiba ditempat tujuan. Jihan terlihat mulai gelisah.
"sebenarnya kita mau kemana sih ?" tanya jihan sedikit membentak.
"mohon bersabar bu, sedikit lagi kita sampai."
"kamu fikir saya bodoh, kita sudah melewati swalayan itu sebanyak tiga kali. Kamu fikir saya tidak tahu, atau ini semua cuma..... Awwwh... Kamu bisa nyetir gak..........."
Ucapan jihan terhenti setelah mendapat pukulan tiba-tiba di pangkal lehernya, yang membuat kesadaran diri nya hilang. Setelah sebelumnya si ajudan mengerem mendadak, dan dengan gerakan gesit dia membuat jihan pingsan tak berkutik .
"akhirnya diam juga, dasar perempuan. Terlalu berisik." ucap nya lalu kembali melanjutkan perjalanannya kesuatu tempat.
Jihan yang tidak sadarkan diri dibawa ke sebuah gudang sepi di ujung desa. Disana ada bekas gudang penyimpanan barang keperluan untuk pertanian yang sudah lama terbengkalai. Setelah sebelumnya, kedua tangannya di ikat kebelakang dengan mulut di lakban dan mata di tutup kain hitam.
"bagaimana?" tanya si om
"aman pak." jawab si ajudan.
"saya tidak mau tahu, apapun yang terjadi dia harus segera dikirim. Biar dia tidak lagi menggangguku "
"siap pak, saya sudah mengabari kesana. Nanti pukul dua dini hari kapal kontainer nya berlabuh di pelabuhan. Saya akan pastikan dia juga akan ikut dikirim."
"jangan meninggalkan nya sebelum kamu sendiri yang melihat kapal nya menjauh dari sini"
"siap pak "
Walau masih merasakan sakit yang luar biasa dari pangkal lehernya, tapi jihan dapat mendengar dengan jelas semua pembicaraan mereka. Tapi dengan kondisi tubuh di ikat, di sumpal dan mata yang tertutup, tentu saja dia tidak bisa berfikir positif tentang posisi nya sekarang . Air matanya sulit untuk di tahan, dia merasa benar-benar sudah berada di ambang kematian.
Setelah mendengar sebuah mobil jalan menjauh, dia mendapati tubuhnya diangkat dan di pindahkan kesuatu tempat yang semakin pengap. walau dia tak melihat, tapi dia merasa mungkin diri nya sudah di masukkan kedalam bagasi mobil.
Di dalam hati dia hanya bisa berdoa entah kepada siapa, sudah sejak bertahun-tahun lamanya dia tak pernah berdoa. Namun kali ini dia tak bisa lagi berfikir jernih, dia berpasrah diri. Walau pun dia juga merasa, bahkan meminta doa sekarang pun tidak ada guna nya. Tapi dia tak bisa juga melakukan apa-apa. Walau bagaimanapun usaha nya, semua terasa sia-sia. Didalam hidup nya, dia tidak pernah sekalipun merasa seputus asa ini.
Tubuhnya terguncang hebat beberapa kali, dia merasa mungkin mobilnya sedang berjalan diarea yang berbatu-batu . setelah itu, mobil berhenti. Walau dengan mata yang masih tertutup namun sedikit cahaya dapat masuk kedalam penutup mata nya. Berarti tempat ini lebih terang dari sebelumnya.
"ini barang nya bos ?" tanya seseorang yang bersuara sedikit serak
"yah, bawa dia juga." jelas itu suara si ajudan. Jihan sangat mengenali suara kejam itu.
Dia merasa tubuhku di pindahkan lagi, dan diletakkan ditempat yang sedikit lembab dan memiliki aroma busuk. Membuat jihan mual dan ingin memuntahkan isi perutnya.