NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:505.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Berhasil Menghubungi Shanum

Tak terasa waktu terus berjalan, sejak tiba di kantor Ervan disibukkan dengan pekerjaan. Namun, sesekali ia teringat dengan wajah Shanum.

“Bisa-bisanya aku memikirkan dia,” gerutu Ervan kesal, sembari menarik napas dalam-dalam. Ia menyandarkan punggung ke sandaran kursinya, jemarinya mengetuk meja kerjanya berulang kali.

Lalu tak lama mengambil ponselnya, dan mengecek pesan masuk. Hanya ada pesan dari Meidina yang melaporkan kegiatan ia yang tampak sibuk di kliniknya, dan potret wajahnya yang cantik dengan caption ‘I love you, calon suamiku.’

Pria itu hanya mendesah pelan, tidak ada niatan untuk membalas pesannya.

“Permisi, Pak.” Suara ketukan pintu terdengar.

“Ya, masuk saja Ikhsan,” sahut Ervan mengenali suara di luar sana.

Ikhsan masuk dengan membawa beberapa map file yang langsung ia letakkan ke atas meja. “Ada beberapa pengajuan proposal marketing untuk persiapan promosi penjualan apartemen yang baru saja selesai, Pak. kata Ikhsan.

Mata Ervan mengerjap sembari membuka salah satu map tersebut. Namun, gerakan tangannya berhenti, ia mendongak menatap asistennya. “Sudah coba hubungi Shanum?” tanya Ervan.

“Belum Pak.”

“Sekarang hubungi.”

“Baik Pak.” Ikhsan mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan gegas menelepon Shanum, tapi lagi-lagi panggilan teleponnya tidak diangkat.

“Kenapa? Tidak bisa dihubungi lagi? Apa dia tidak tahu kalau saya yang menghubunginya?” cecar Ervan dengan ekspresi kesalnya.

Ikhsan melirik sekilas, lalu jemarinya dengan lincah mengirim pesan pada Shanum. “Selamat siang, Shanum. Saya Ikhsan asisten Pak Ervan, ingin menghubungi Shanum, tapi sejak tadi tidak diterima. Mohon dibalas pesan ini kalau sudah menerima.” Beginilah pesan yang dikirim untuk Shanum.

“Saya sudah mengirim pesan ke Shanum, semoga segera dibalas. Biasanya ada orang yang tidak mau menerima panggilan telepon dari orang yang tidak dikenal, dan mungkin Shanum seperti itu,” jelas Ikhsan, berharap bosnya memahaminya.

Alis Ervan terangkat sebelah. “Kenapa aku tidak kepikiran ke sana,” batin Ervan merutuki kebodohannya.

“Pak Ervan untuk makan siangnya mau dipesankan atau mau makan di luar?” tanya Ikhsan sembari menunggu jawaban dari Shanum.

“Pesankan saja, seperti biasanya.” Ervan menjawab sembari mengetik sesuatu di ponselnya.

Sementara itu, di toko kue, Shanum baru saja selesai memajang beberapa roti manis di etalase. Sesuai dengan janji Tia, jika pas jam makan siang akan mengantarnya ke tempat kost. Ia melepas apronnya dan menyimpannya di loker, lalu mengambil tas kecil. Pada saat itulah baru mengecek ponselnya.

“Dari kemarin saya telepon kamu. Hebat sekali kamu tidak angkat telepon dari saya. Apa kamu langsung lupa dengan orang yang telah menolong kamu?”

Kening Shanum mengerut, lalu membaca pesan dari Ikhsan. “Oh, jadi yang telepon Shanum kemarin itu Pak Ervan. Ck ... buat apa dia menelepon?” gumam Shanum sendiri.

“Maaf Pak Ikhsan, Shanum tidak tahu ada telepon. Ada keperluan apa mencari Shanum?”

Shanum mengirim pesan pada Ikhsan, tapi tidak membalas pesan suaminya.

Ikhsan yang mendengar notif pesan masuk langsung mengecek ponselnya. “Shanum sudah balas pesan saya, Pak.” Pria itu menunjukkan layar ponselnya.

Ervan meraih ponsel asistennya dengan perasaan kesalnya. Merasa tidak dihargai karena pesan ia sendiri tidak ada balasannya.

“Halo, jadi begitu ya sikap kamu sama saya!” Dengan ketusnya Ervan langsung berkata saat panggilan telepon menggunakan ponsel Ikhsan diterima Shanum.

Kening Shanum kembali mengernyit. “Assalammualaikum, coba biasakan deh saat menelepon itu mengucapkan salam terlebih dahulu. Jangan tiba-tiba langsung ketus begini. Dan, kalau lagi marah-marah itu sebaiknya tidak usah menelepon,” balas Shanum dengan santainya.

Di balik telepon sontak saja Ervan berdiri, salah satu tangannya berkacak pinggang. “Kamu nggak perlu ngajarin saya. Justru kamu yang seharusnya saya ajari tata krama. Bagaimana cara menghargai orang yang telah membantu kamu, menyelamatkan nama baik orang tua kamu,” cerocos Ervan.

Shanum menggeleng pelan, heran. “Oh, mohon maaf ... Shanum tiba-tiba lupa bagaimana cara menghargai orang yang telah membantu Shanum. Tapi, setidaknya Shanum tidak lupa untuk tidak mengganggu kehidupan keluarga yang sudah menghancurkan masa depan Shanum, dan sangat tahu diri jika Shanum pun ini hanya butiran debu yang tidak punya arti di depan matanya. Jadi impaskan. Kalau membahas telepon yang masuk mengapa tidak diangkat, Shanum pikir itu orang iseng atau pinjol. Dan tidak pernah berpikir jika Pak Ervan yang menelepon. Lagian buat apa juga Pak Ervan menelepon Shanum? Bukankah urusan kita sudah selesai saat Shanum tanda tangan surat perjanjian?  Atau ada yang harus ditandatangani lagi? Atau mau bertanya lagi mengenai anak siapa yang Shanum kandung?” cerocos Shanum tanpa memberi celah Ervan untuk menyela.

Pria itu menarik napasnya dalam-dalam, mulai merasa jengkel. Seharusnya ia yang banyak berkata, tapi justru gadis itu yang merepet terus.

“Kamu ada di mana? Di rumah sakit?” Alih-alih menjawab pertanyaan Shanum, malah ia berbalik bertanya.

“Ada apa nanya-nanya Shanum ada di mana? Mau coba mengalihkan pembicaraan?”

“Kita bertemu langsung saja. Kalau kamu ada di rumah sakit, saya berangkat sekarang juga ke sana,” putus Ervan.

“Bertemu? Yakin ingin bertemu dengan Shanum? Buat apa lagi? Jika memang ada yang ingin dibicarakan sekarang saja di telepon, udah nanggung,” balas Shanum sembari berjalan keluar dari ruang khusus karyawan.

“Kamu ngatur saya!? Apa susahnya tinggal bilang kamu ada di mana?” Ervan semakin kesal.

Shanum yang masih mendengar suara bentakan Ervan, tidak memperhatikan salah satu rekan kerjanya lewat di depannya dengan membawa troli barang bahan baku, begitu juga dengan temannya yang pandangan matanya terhalang dengan barang-barang.

“Akh!!”

“Mas Yogi ... sakit ... akh ... kejepit nih!” jerit Shanum kesakitan, tapi agak mendesah pelan.

Ervan yang mendengar suara desahan Shanum matanya terbelalak, ponsel Ikhsan yang ada di tangannya semakin digenggam erat. Pikirannya melalang buana entah ke mana.

“SHANUM!!”

Bersambung .... ✍️

1
merry
pdhl diba org miskin juga kn tp gk ingt asal usul yaa,, in nm y kacang lupa kulit y
merry
trm ajj num lgian keluarga y dh kena blsan org yg sakitin kmu terbaring lemah dan mm mertua mu jg dhh sdrr dgn perbuatan yaa,,
Kaka Rizqy Aditya
ceritanya asik
lanjut tor
Naufal Affiq
aduh kata-kata mu pak ervan,bagaikan syair pujangga,aku jadi meleleh
Wiek Soen
num ,tuh babang Ervan kelihatan banget bucin nya tp blm berani ngomong, padahal babang inginkan shanum bilang ,disini dulu pak Ervan...pasti masih capek perjalanan kemarin sama begadang semalam 😁😁🤭
Suriani Paturusi
lanjut....🥰🥰
nissa
cie2 si ervan belanja penyesalan yang terlambat tuh
nissa
dari tadi kek bi
nissa
rindu sama siapa tu rey atau ervan
Retno Fitriyaningsih
cie cie ervan
Cicih Sophiana
aq kirim bunga mawar untuk Shanum🌹🌹🌹
Cicih Sophiana
gapapa mengalah sebentar Van... demi kesembuhan Shanum dan demi cinta sejati mu...
nissa
jadi riweh kan sekarang
nissa
masalah dengan shanum belum selesai kini reynaldi lagi nambah masalah
nissa
stres2 gara gara ervan nikah sama sanum kan rasain lho
nissa
haha, lucu banget mama ervan gak berkutik ku angka nya jangan main2 sama suami mu enak kan nyoba susah lagi
nissa
semoga lekas sembuh ya shanum
nissa
semoga shanum bertemu deng as n ervan ya, kasi an juga si ervan
nissa
waduh waduh
nissa
tambah jauh dong shanum sama ervan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!