NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:4.2M
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Berhasil Menghubungi Shanum

Tak terasa waktu terus berjalan, sejak tiba di kantor Ervan disibukkan dengan pekerjaan. Namun, sesekali ia teringat dengan wajah Shanum.

“Bisa-bisanya aku memikirkan dia,” gerutu Ervan kesal, sembari menarik napas dalam-dalam. Ia menyandarkan punggung ke sandaran kursinya, jemarinya mengetuk meja kerjanya berulang kali.

Lalu tak lama mengambil ponselnya, dan mengecek pesan masuk. Hanya ada pesan dari Meidina yang melaporkan kegiatan ia yang tampak sibuk di kliniknya, dan potret wajahnya yang cantik dengan caption ‘I love you, calon suamiku.’

Pria itu hanya mendesah pelan, tidak ada niatan untuk membalas pesannya.

“Permisi, Pak.” Suara ketukan pintu terdengar.

“Ya, masuk saja Ikhsan,” sahut Ervan mengenali suara di luar sana.

Ikhsan masuk dengan membawa beberapa map file yang langsung ia letakkan ke atas meja. “Ada beberapa pengajuan proposal marketing untuk persiapan promosi penjualan apartemen yang baru saja selesai, Pak. kata Ikhsan.

Mata Ervan mengerjap sembari membuka salah satu map tersebut. Namun, gerakan tangannya berhenti, ia mendongak menatap asistennya. “Sudah coba hubungi Shanum?” tanya Ervan.

“Belum Pak.”

“Sekarang hubungi.”

“Baik Pak.” Ikhsan mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan gegas menelepon Shanum, tapi lagi-lagi panggilan teleponnya tidak diangkat.

“Kenapa? Tidak bisa dihubungi lagi? Apa dia tidak tahu kalau saya yang menghubunginya?” cecar Ervan dengan ekspresi kesalnya.

Ikhsan melirik sekilas, lalu jemarinya dengan lincah mengirim pesan pada Shanum. “Selamat siang, Shanum. Saya Ikhsan asisten Pak Ervan, ingin menghubungi Shanum, tapi sejak tadi tidak diterima. Mohon dibalas pesan ini kalau sudah menerima.” Beginilah pesan yang dikirim untuk Shanum.

“Saya sudah mengirim pesan ke Shanum, semoga segera dibalas. Biasanya ada orang yang tidak mau menerima panggilan telepon dari orang yang tidak dikenal, dan mungkin Shanum seperti itu,” jelas Ikhsan, berharap bosnya memahaminya.

Alis Ervan terangkat sebelah. “Kenapa aku tidak kepikiran ke sana,” batin Ervan merutuki kebodohannya.

“Pak Ervan untuk makan siangnya mau dipesankan atau mau makan di luar?” tanya Ikhsan sembari menunggu jawaban dari Shanum.

“Pesankan saja, seperti biasanya.” Ervan menjawab sembari mengetik sesuatu di ponselnya.

Sementara itu, di toko kue, Shanum baru saja selesai memajang beberapa roti manis di etalase. Sesuai dengan janji Tia, jika pas jam makan siang akan mengantarnya ke tempat kost. Ia melepas apronnya dan menyimpannya di loker, lalu mengambil tas kecil. Pada saat itulah baru mengecek ponselnya.

“Dari kemarin saya telepon kamu. Hebat sekali kamu tidak angkat telepon dari saya. Apa kamu langsung lupa dengan orang yang telah menolong kamu?”

Kening Shanum mengerut, lalu membaca pesan dari Ikhsan. “Oh, jadi yang telepon Shanum kemarin itu Pak Ervan. Ck ... buat apa dia menelepon?” gumam Shanum sendiri.

“Maaf Pak Ikhsan, Shanum tidak tahu ada telepon. Ada keperluan apa mencari Shanum?”

Shanum mengirim pesan pada Ikhsan, tapi tidak membalas pesan suaminya.

Ikhsan yang mendengar notif pesan masuk langsung mengecek ponselnya. “Shanum sudah balas pesan saya, Pak.” Pria itu menunjukkan layar ponselnya.

Ervan meraih ponsel asistennya dengan perasaan kesalnya. Merasa tidak dihargai karena pesan ia sendiri tidak ada balasannya.

“Halo, jadi begitu ya sikap kamu sama saya!” Dengan ketusnya Ervan langsung berkata saat panggilan telepon menggunakan ponsel Ikhsan diterima Shanum.

Kening Shanum kembali mengernyit. “Assalammualaikum, coba biasakan deh saat menelepon itu mengucapkan salam terlebih dahulu. Jangan tiba-tiba langsung ketus begini. Dan, kalau lagi marah-marah itu sebaiknya tidak usah menelepon,” balas Shanum dengan santainya.

Di balik telepon sontak saja Ervan berdiri, salah satu tangannya berkacak pinggang. “Kamu nggak perlu ngajarin saya. Justru kamu yang seharusnya saya ajari tata krama. Bagaimana cara menghargai orang yang telah membantu kamu, menyelamatkan nama baik orang tua kamu,” cerocos Ervan.

Shanum menggeleng pelan, heran. “Oh, mohon maaf ... Shanum tiba-tiba lupa bagaimana cara menghargai orang yang telah membantu Shanum. Tapi, setidaknya Shanum tidak lupa untuk tidak mengganggu kehidupan keluarga yang sudah menghancurkan masa depan Shanum, dan sangat tahu diri jika Shanum pun ini hanya butiran debu yang tidak punya arti di depan matanya. Jadi impaskan. Kalau membahas telepon yang masuk mengapa tidak diangkat, Shanum pikir itu orang iseng atau pinjol. Dan tidak pernah berpikir jika Pak Ervan yang menelepon. Lagian buat apa juga Pak Ervan menelepon Shanum? Bukankah urusan kita sudah selesai saat Shanum tanda tangan surat perjanjian?  Atau ada yang harus ditandatangani lagi? Atau mau bertanya lagi mengenai anak siapa yang Shanum kandung?” cerocos Shanum tanpa memberi celah Ervan untuk menyela.

Pria itu menarik napasnya dalam-dalam, mulai merasa jengkel. Seharusnya ia yang banyak berkata, tapi justru gadis itu yang merepet terus.

“Kamu ada di mana? Di rumah sakit?” Alih-alih menjawab pertanyaan Shanum, malah ia berbalik bertanya.

“Ada apa nanya-nanya Shanum ada di mana? Mau coba mengalihkan pembicaraan?”

“Kita bertemu langsung saja. Kalau kamu ada di rumah sakit, saya berangkat sekarang juga ke sana,” putus Ervan.

“Bertemu? Yakin ingin bertemu dengan Shanum? Buat apa lagi? Jika memang ada yang ingin dibicarakan sekarang saja di telepon, udah nanggung,” balas Shanum sembari berjalan keluar dari ruang khusus karyawan.

“Kamu ngatur saya!? Apa susahnya tinggal bilang kamu ada di mana?” Ervan semakin kesal.

Shanum yang masih mendengar suara bentakan Ervan, tidak memperhatikan salah satu rekan kerjanya lewat di depannya dengan membawa troli barang bahan baku, begitu juga dengan temannya yang pandangan matanya terhalang dengan barang-barang.

“Akh!!”

“Mas Yogi ... sakit ... akh ... kejepit nih!” jerit Shanum kesakitan, tapi agak mendesah pelan.

Ervan yang mendengar suara desahan Shanum matanya terbelalak, ponsel Ikhsan yang ada di tangannya semakin digenggam erat. Pikirannya melalang buana entah ke mana.

“SHANUM!!”

Bersambung .... ✍️

1
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Sandisalbiah
selalu keren karya² mom Ghina tp tetep gak bisa move on dr cerita Ghina dan Richard..
Sandisalbiah
dia tdk berniat menyakiti Ervan tp.. dia niat banget buat menyakiti Shanum.. sama aja itu dodol....
Sandisalbiah
jd kasihan ama Ikhsan.. pontang panting sampe gak ada waktu buat istirahat krn bos nya...
Sandisalbiah
Meirin emang gak waras dia.. stres krn kehilangan segalanya... ATM berjalan plus klinik hasil dr morotin duit Evan..
Sandisalbiah
hah.. dasar rubah licik.. udah hancur hidupnya tp masih berulah.. sekalian di blangsakin aja itu si Mending, biar buat vidio tik tok dia di jeruji besi
Sandisalbiah
hah.. emang itu org gak lihat berita viral ya.. kan udah di klarifikasi semua ama Ervan dan org kantor tentang isu murahan yg di tebar Meidina... tp emang dasarnya rubah.. temennya juga pasti satu spesies ama dia, jelas belain itu rubah betina lha
Sandisalbiah
hem.. mas Ervan...!!
Sandisalbiah
sikapmu ini semakin membuktikan, Meidina kalau perasaanmu ke Ervan itu adalah obsesi bukan cinta, kau terlalu nyaman krn Ervan selalu memanjakan mu secara pinansial makannya kamu gak rela kehilangan dia, sumber uangmu..
Sandisalbiah
berawal dr kesadaran Reinaldi dan semuanya akan menyusul menjadi lebih baik dannn itu artinya.. awal kehancuran utk Meidina dan keluarganya...
Sandisalbiah
wajar Shanum histeris... dan Meidina... giliranmu buat gak bisa tdr nyenyak... siap siap buat kehilangan semua ketenangan dlm hidupmu, bahkan mungkin kamu akan segera kehilangan kewarasanmu walau nyatanya kamu memang sudah tdk waras dgn membuat berita hoax ini
Sandisalbiah
jgn terlalu jumawa dgn pencapaiannya saat ini, Meidina... hal apapun yg di awali dgn kecurangan, kelicikan.. sebagus apapun itu gak akan pernah berakhir baik.. siap siap aja utk meratapi nasib burukmu nanti...
Sandisalbiah
kalau jaman dulu cinta di tolak dukun bertindak tp jaman sekarang cinta di tolak berita viral bertindak.. mereka memanfaatkan media sosial buat menebar gosip, fitnah dan bahkan ujaran kebencian...
Sandisalbiah
hati-hati Meidina... jgn sampai ini justru menjadi jalan buat kehancuran mulai sendiri..
Sandisalbiah
si tuan labil yg berakhir jd bucin..
Sandisalbiah
hem.. takdir membuat Ervan harus berada di sana dan kondisi Shanum juga jd alasan si bibi harus mengizinkan Ervan buat mendekat krn kondisi Shanum lebih utama
Sandisalbiah
usia hanya deretan angka.. tua tak menjamin seseorang bisa bersikap dewasa dan bijaksana.. contohnya Diba dan Nunuk.. walau usia Nunuk lebih muda tp cara pandang, sikap dia jauh lebih bijaksana dr Diba yg notabene nya sebagai kakak...
Sandisalbiah
ini org ngomong pd gak pake otak ya.. bilang masih cinta tp menyakiti sampai sedalam itu... hah..
Sandisalbiah
nyatanya anak anda yg kalian banggakan selepel gak lebih baik dr seorang perampok.. sempurna bibit bebet bobot tp nyatanya kalian gak lebih dr keluarga linta penghisap.. yg akhirnya akan jd benalu dlm hidup Ervan... pantas aja kalian gak terima ank kalian di tinggalkan Ervan krn kalian gak mau kehilangan tambang emas yg akan menopang hidup kalian.. dasar siluman rubah..
Sandisalbiah
* 𝓴𝓪𝓵𝓪𝓾 𝓼𝓾𝓭𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓪𝓭𝓪 𝓫𝓪𝓻𝓾 𝓽𝓮𝓻𝓪𝓼𝓪 *
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!