NovelToon NovelToon
MIRORR SIDE(Sisi Lain Diriku)

MIRORR SIDE(Sisi Lain Diriku)

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Persahabatan / Romansa / Tamat
Popularitas:699
Nilai: 5
Nama Author: Fanesya elyin

Reksa pemuda tampan yang berusia 20 tahun,ia memiliki rahasia yg ia sembunyikan yaitu memiliki hobi makeup hingga menjadi vloger beauty/selegram terpopuler,banyak brnd terkenal yang ingin mengendorsnya.shutt...ini kisah Reksa tidak ada yang tau kecuali dirinya sendiri.

no plagiat.
real karya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanesya elyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

Dunia digital tidak menunggu. Dan Reksa tak punya waktu untuk bersembunyi…

Tapi tetap saja, ia mengurung diri.

Setiap notifikasi adalah peluru tak kasat mata. Setiap pesan, adalah sidik jari yang menekan luka di dadanya.

Ia tak menyentuh makeup-nya. Tak ada video baru. Tak ada live malam. Tak ada Reina.

Yang tersisa hanyalah laki-laki bernama Reksa, terkurung dalam diam yang ia ciptakan sendiri

Sudah 1 minggu sejak video pembongkaran itu viral. 7 hari sejak komentarnya dibanjiri kata:

“Bencong.”

“Palsu.”

“Cari perhatian.”

“Jijik.”

“Kasihan orang tuanya.”

Followers-nya turun ribuan tiap hari. Beberapa brand memutus kontrak diam-diam, hanya mengirim email singkat:

"Terima kasih atas kerja sama selama ini."

Reksa membaca semuanya dari ponselnya — lalu melemparnya ke sudut kamar.

"Arrggghh..hiks...gue capek,tolong Gas..hikss.g..gue butuh lo..ARGGGHHH..!GUE PENGEN MATIII!"Menjambak rambutnya hingga rontok beberapa.

Layar pecah. Sama seperti dirinya.

Ia duduk di pojok ranjang, mengenakan hoodie yang terlalu besar,keadaannya kacau,mata sembab,rambut berantakan,ia menatap lemari makeup yang selama ini menjadi ruang aman… kini hanya deretan warna yang menusuk mata.

Tak ada lagi hasrat untuk merias.

Tak ada energi untuk tersenyum di depan kamera.

Tak ada kekuatan untuk bangkit.

Hanya tubuh kurus yang mulai lelah, dan napas yang terus pendek seperti dikejar rasa bersalah yang tidak pernah jelas letaknya.

"Apa gue salah?"

"Apa emang seharusnya gue diem aja dari awal?"

"Apa semua orang bener... bahwa gue cuma ilusi?"

...

Ibunya belum menelepon.

Bagas… juga tidak lagi muncul mencarinya.

Tak ada ketukan di pintu. Tak ada pesan suara. Tak ada pelukan.

Yang ada hanya cermin, dan wajah yang tampak asing di baliknya.

Malam itu, Reksa berjalan ke kamar mandi.

Ia menatap dirinya dalam cermin.

Matanya merah. Bibirnya pecah. Rambutnya kusut.

Tapi yang paling menyakitkan adalah…

ia tidak mengenali orang di depannya.

"Lo bukan seleb."

"Lo bukan cowok kuat."

"Lo bukan siapa-siapa."

Kalimat-kalimat itu menggema dari

Tangannya gemetar saat ia membuka laci kecil.

Bukan untuk mencari lip balm atau alat contour, tapi sesuatu yang dingin, tajam, dan sunyi…

Namun tepat saat ia menariknya keluar—pintu Apartemennya diketuk. Keras.bel dipaksa untuk bunyi.

"Reksa!"

"Brak..brak..Sa,ini gue"

Suara itu familiar.

"Buka pintunya. Tolong."

Reksa membeku. Suara itu…

Bagas.

Lalu, pintu diketuk.

Pelan. Sekali. Dua kali.

Dia tak membuka. Dunia sudah cukup kejam—dan ia tak ingin bertemu siapa pun yang bisa membuatnya semakin remuk.

Tapi suara itu memanggil, lirih.

"Sa... ini gue."

Suara itu... Bagas.

Reksa berdiri, ragu. Napasnya pendek. Pikirannya penuh kata: kenapa dia ke sini? apa dia mau marah? mau bilang jijik? mau... pukul aku?

Tapi tetap, ia buka pintu.

Bagas berdiri di depan sana. Basah kuyup. Jaketnya lengket di tubuh. Tapi yang membuat Reksa membeku... adalah tatapan di mata sahabatnya: bukan benci. Bukan marah. Tapi kecewa. Lelah. Dan sayang yang hancur.

"Kenapa lo kemarin pergi,gue cari lo,dan kenapa lo ngurung diri kek gini Sa.Hati gue sakit liat lo kayak gini"matanya berkaca kaca.Reksa tertunduk. "Karena... gue tau lu gak bakal nerima."

Sunyi.

"Sa... gue bukan marah karena lo dandan. Gue marah karena lo sembunyi. Dari gue. Dari kita."

"Bahkan gue benci saat lo lemah gini Sa"

Air mata mulai menetes, meski Reksa mati-matian menahannya.

"Lo pikir gue bakal ninggalin? Gue emang cowok,Sa.Tapi bukan berarti gue setengah manusia."

Reksa menggigit bibirnya, mencoba meredam sesak. "Gue takut, Gas... takut kehilangan lo."

Bagas menghela napas. Lalu duduk di sofa, melepas jaketnya.

"Lu gak kehilangan gue. Lu cuma kehilangan kepercayaan sama diri lu sendiri."

Sunyi.

Lalu Bagas bilang pelan… nyaris bisikan

"Lo nggak salah jadi kayak gitu, Sa. Dunia ini aja yang terlalu sempit buat nampung orang seberwarna lo."

"Kalau semua orang milih buat ninggalin lo, ya biar gue jadi yang milih buat tetap di sini."

"Lo capek, ya? Gue ngerti. Tapi tolong, jangan berhenti jadi lo cuma karena mereka terlalu buta buat lihat lo berharga."

..

Vote

Tbc

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!