DINIKAHI PAKSA DOKTER KANDUNGAN KU

Gasan sesampainya di rumah langsung duduk di sofa ruang keluarganya yang luas.

Ia langsung membuka ponsel dari pria berbaju hitam yang ia temui di parkiran rumah sakit.

Lalu ia melihat dan mendengar isi dari video itu sambil tersenyum puas.

"Kita lihat, apakah kamu masih bisa menggugurkan kandungan itu setelah mengetahui video ini? Aku tidak akan membiarkan mu mudah melakukan apa yang kamu inginkan jika membahayakan calon darah dagingku yang aku pun tidak pernah bayangkan akan datang secepat ini" ucap Gasan.

"Tapi yang menentukan aku akan mengirimkan video ini atau tidak adalah keputusanmu untuk menerima perjodohan dengan keluargaku" lanjutnya.

Lalu ponsel miliknya sendiri bergetar.

"Daddy" ucapnya saat membaca nama di ponsel.

"Hai Dad" sahut Gasan menyapa terlebih dahulu.

"Kamu tidak menyakiti wanita itu secara kasar atau memaksanya untuk menikah denganmu kan?" serang Betrand.

"Daddy terlalu meremehkanku. Aku tidak sajahat itu pada wanita" ujar Gasan.

"Hmmm, daddy pikir kamu akan sembrono memaksa dia menikah denganmu karena kamu tidak ingin dia menggugurkan kandungannya" ucap Betrand.

"Beneran Daddy meneleponku hanya untuk menuduh ku aneh aneh ya? Aku tidak akan melakukan apa apa sebelum ayahnya memberikan keputusan apakah menerima perjodohan ini atau tidak demi 20% saham rumah sakit internasional Madrid. Jika ternyata Tuan Jugos tidak mau, berarti aku akan mempertahankan calon anak anakku dengan caraku sendiri" sahut Gasan.

"Tenang..Kata Ollar, pria itu sangat tertarik dengan saham kita. Lagipula pernikahan bisnis sudah sering terjadi di dunia ini. Pokoknya kamu gak gegabah, daddy bisa menghandlenya" ujar Betrand.

"Daddy memang terbaik" puji Gasan.

"Ibu dan kedua kakakku belum tau kan soal masalah ini?" lanjutnya karena tiba tiba ia merinding membayangkan respon ketiga wanita itu.

"Hmmmm..daddy no comment soal itu. Kamu tanggung konsekuensinya" ujar Betrand lalu panggilan tiba tiba dimatikan.

Sungguh mencurigakan.

Dan benar saja, perasaan Gasan mendadak tidak enak setelah panggilan dimatikan secara sepihak oleh ayahnya.

Lalu ia berdiri dan menghadap belakang, sudah berdiri, ibu dan 2 kakaknya.

"Ka..kalian.." panggil Gasan gugup.

Lalu tanpa aba aba atau sapaan hangat, Gina dan Greta langsung berlari menuju adiknya untuk memberikan pelajaran karena sudah menghamili wanita tanpa bisa bertanggung jawab sendiri.

Maksudnya kenapa adik bungsu mereka ini sangat membuat situasi ini ribet dan terkesan berbahaya penuh drama.

"GASAAAAN!!! AWAS KAMU YAAA!!" teriak Gina, kakak pertamanya.

"KAMU BENAR BENAR TIDAK BEDA DARI KEDUA KAKAK IPARMU!!!" sahut Greta.

Kedua wanita ini memukuli sang adik dengan gemas hingga terdengar teriakan Gasan.

"AMPUN!! AMPUN KAAAK!!! AKU TIDAK SENGAJA!! SALAH WANITA ITU YANG MEMINTAKU UNTUK MENGHILANGKAN EFEK RAMUAN GILA!!" seru Gasan dengan tetap membela diri tanpa rasa bersalah.

Semakin geramlah kedua wanita itu.

"DASAAR PRIA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB!!! KALAU UDAH HAMILI ANAK ORANG YANG HARUS GENTLE!!!" balas Greta.

"DIA YANG TIDAK MAU AKU BERTANGGUNG JAWAB SECARA BAIK BAIK!!! DIA MEMAKSAKU UNTUK MEMINTA BANTUAN KEPADA DADDY" sahut Gasan.

Lalu wanita yang masih terlihat cantik diusia memasuki 60 tahun itu, berjalan mendekat kearah ketiga anaknya.

"Gina, Greta, Gasan, berhenti" ucapnya cukup dengan penekanan dan keramaian didepannya pun berhenti.

Begitu powernya kekuatan suara ibu. Ketiga bersaudara itu langsung berdiri dihadapan Vina, sang ibu.

Tak lama kemudian, ada seorang pria berjalan masuk kearah mereka.

Wajah Gasan sangat terlihat ketakutan saat melihat ibunya menatap dengan tatapan tajam.

"Gasan apa yang telah kamu lakukan? Kami mengirimkan mu kesini ke Madrid untuk belajar dan beradaptasi disini bukan malah menghamili wanita" ucap Vina tegas.

"Aku tidak bersalah, Mom. Wanita itu yang benar benar membuatku terjebak olehnya" lagi lagi Gasan masih membela diri.

"Ck..kamu tetap tidak mengakui kesalahanmu" gerutu Gina yang sangat kesal dengan adik bungsunya itu.

"Gina, Greta, kalian masuk lah ke kamar. Momi ingin berbicara dengan adik kalian" ucap Vina.

"Apakah aku boleh ikut denganmu sayang?" tanya Betrand dengan nada memelas.

"Kamu juga masuk kamar, sayang. Aku akan memberikan pelajaran kepada pria muda didepanku ini" jawab Vina serius dan Betrand tidak berani melawan istrinya jika mode seperti ini.

Lalu dirinya diapit oleh kedua anak perempuannya berjalan menjauh dari ruang keluarga.

"Duduklah" suruh Vina setelah ia duduk.

Gasan pun duduk di sofa berbeda.

"Jangan melihatku seperti itu, Mom. Jangan melihatmu seperti melihat musuhmu" celetuk pria itu semakin takut dengan pandangan ibunya.

"Kamu memang musuhku saat ini, Gas" sahut Vina.

Lalu tiba tiba Gasan bertekuk lutut didepan ibunya sambil memegang kedua tangan wanita itu. Ia menundukkan kepala karena tidak berani menatap mata ibunya.

"Ya aku salah! Aku mengaku salah! Maafkan aku!" ucap Gasan dengan cepat. Ini kali pertamanya dia mengaku salah setelah tau telah menghamili seseorang.

Vina pun mengangkat kepala Gasan menatapnya.

"Ck..minta maaf aja susah banget..baru begini minta maaf dan mengaku salah. Jadi kamu merasa telah salah menghamili wanita diluar nikah?" tanya Vina dengan suara lebih santai dan tatapan tak setajam tadi.

"Yaa..aku salah telah menghamili wanita itu sebelum pernikahan..tapi aku.." jawab Gasan belum selesai langsung disela ibunya.

Puk!

Pukulan gemas Gasan terima di dadanya.

"TIDAK ADA TAPI KALAU KAMU BERBUAT SALAH GASAN!" seru Vina.

Langsung seketika Gasan terdiam.

"Kalau kamu salah ya salah aja. Minta maaf dan bertanggung jawab. Itu sudah cukup tanpa harus mencari pembelaan dan menyalahkan orang lain" lanjut Vina dengan suara lebih santai lagi.

"Iyaa mom..aku salah" ucap Gasan lagi.

Vina menghela nafa panjang lalu menarik tubuh Gasan untuk berdiri dan duduk disampingnya.

"Wanita itu juga salah. Tapi kamu lebih salah karena tidak menahan diri. Daddy mu sudah menceritakan semuanya kepada momi" ucap Vina.

Gasan memilih diam daripada jawabannya salah lagi dan membuat ibunya marah marah.

"Hmmm kamu sangat berbeda dengan kedua kakak iparmu. Meskipun mereka juga menghamili kakak kakakmu di luar nikah, tapi mereka tanggung jawab dengan berani menghadap ke keluarga. Kamu malah meminta bantuan daddy mu sampai bikin semakin rumit pakai perjodohan bisnis lah atau tukar tambah kayak gini" kesal Vina.

Ya dia tadi sore baru tau cerita lengkap putranya dari sang suami serta rencana perjodohan bisnis diantara keluarga Pedros dan keluarga Vanholand.

Dia sangat kesal kenapa soal tanggung jawab saja sampai memperluas masalah.

"Wanita itu keras kepala, mom. Sungguh keras kepala. Dia memaksa menggugurkan kandungannya didepanku dan aku tersulut emosi. Bagaimana dia bisa semudah itu ingin membunuh sebuah nyawa baru?" curahan hati Gasan.

"Ya sama kayak kamu dong, keras kepala. Akhirnya kamu mendapatkan saingan yang seimbang" sahut Vina dengan senyuman smirk.

"Momii!!" kesal Gasan karena ibunya tidak malah membelanya.

"Dengarkan momi, Gas. Besok, setuju atau tidak Jugos dengan penawaran dari ayahmu soal pembeliaan saham, kamu tetap harus tanggung jawab atau kita akan datang kerumah Vanholand dan mengatakan jika putrinya sudah kamu hamili" ucap Vina.

Gasan diam dan menatap lekat wajah ibunya.

"Kalau kamu ingin nama baik keluarga Pedros buruk di mata keluarga Vanholand, maka mengatakan kehamilan ini sebelum adanya pernikahan adalah jalannya. Jadi jika Jugos tidak menerima penawaran itu, siap siap saja kamu bikin malu keluarga kita" lanjut wanita itu.

"Lebih baik menikah dengan pernikahan bisnis daripada harus mempermalukan keluarga. Aku akan menuruti apa yang momi dan daddy katakan" sahut Gasan pasrah.

Lalu Vina memeluk putranya.

"Kamu bisa menjadi pria bertanggung jawab, Gas. Momi percaya padamu" lirihnya.

"Ya..demi momi dan dadi serta keluarga kita, aku akan menjaga nama baik keluarga dengan pernikahan bisnis ini dan mempertanggungjawabkan apa yang telah aku perbuat" sahut Gasan.

Setelah berpelukan, Vina terlihat lembut memandang wajah putra satu satunya itu.

"Kamu akan jadi ayah. Lebih dewasalah dan bisa menjadi pria lebih luar biasa dari kamu saat ini" ucap Vina tak lelahnya memberikan petuah kepada putranya.

Gasan hanya tersenyum dan memeluk kembali ibunya.

"Astaga! Semua ini gara gara wanita itu! Awas saja ya kalau setelah kita menikah dia tidak bisa menjaga sikap dan semaunya sendiri! Aku akan menceraikannya saat anak anakku lahir. Aku akan membawa mereka pergi daripada mendapatkan ibu yang tidak menginginkannya" batin Gasan.

Pelukan terlepas lalu Betrand serta Gina dan Greta muncul lagi. Ikut memberikan petuah petuah kepada Gasan.

Hingga mereka berpelukan bersama layaknya keluarga cemara yang saling menyayangi dan penuh kehangatan.