NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan CEO

Gadis Kesayangan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: jeonfe

Dean Willis Granger cucu dari pemilik Rumah Sakit ternama Gr.Hospital. Menjadi cucu laki - laki satu - satunya dan belum menikah, membuat pria itu menerima beban tuntutan dan harus menerima akan perjodohan yang telah di atur sang kakek.

"ck ini sudah zaman modern tidak perlu perjodohan atau semacamnya" tolaknya dengan santai seraya memakai jas nya.

"Tidak, besok acara makan malam. Tidak ada penolakan Dean" ketusnya yang berlalu meninggalkan cucunya yang mematung.

***

Pertemuan dengan keluarga Ashton nyatanya merubah sudut pandang Dean. Gadis Nakal yang dia temui tempo lalu di sebuah bar nyatanya adalah calon adik iparnya. Sifatnya bertolak belakang dari saat pertama kali bertemu.

"Naomi, masih ingat denganku?" Kedua alisnya terangkat dan memberikan seringainya.

"S-siapa? Mau apa memgikutiku hah? Kau ini calon suami kak Grace!" memberikan ultmatum.

"Aku tidak berselera tidur dengan pria yang usianya lebih tua dariku" ejek Dean menirukan kalimat yang pernah diucapkan Naomi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeonfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Misterius

"Kalian sudah kembali .. mama menunggu kalian" ucap Lucy dengan sorot mata yang berbinar. Dia dan suaminya menunggu kembalinya putri - putri mereka.

"Mama kenapa di luar ? Ini sudah malam" tanya Naomi seraya mendapat pelukan yang cukup erat dari ibunya.

"Iya ma, ini sudah malam. Udaranya tidak baik. Maaf kami pulang larut, tadi aku ada rapat mendadak dan Naomi sempat menunggu lama" ucap Grace yang merasa bersalah.

"Ah begitu ya. Tidak apa - apa, yang penting kalian kembali" ucapnya mengelus elus rambut Naomi.

"Mama matanya kenapa sembab? Mama habis nangis ya?" Tanya Naomi yang penasaran. Dia melihat ibunya yang sedang tidak baik - baik saja.

"Ah tidak, mama tadi kelilipan saat membersihkan langit - langit kamar jadi mata mama agak sakit" ucap Lucy beralibi.

"Oh .. lain kali hati - hati ma, kalau susah biar Naomi saja yang melakukannya." Tuturnya dengan senyuman yang mengembang.

"He he iya sayang. Kamu membawa apa?" Tanya Lucy melihat tentengan kecil di tangan Naomi.

"Oh ini hehe, ini dari kak Grace. Hadiah kelulusan" ucapnya mengalihkan pandangannya pada kakaknya.

Lucy tersenyum hangat dan memeluk Grace, memberikan kecupan di pipinya. " Terima kasih sayang , kamu sangat baik pada adikmu" ucap Lucy mengusap surai putri sulungnya.

"Kalau begitu kita masuk ke dalam. Udara semakin dingin" ucap Benny mengajak anggota keluarganya masuk kedalam.

***

Dean keluar dari kamar mandi. Handuk putih kecil dia gosok - gosokkan pada rambutnya. Bibirnya berseri - seri mengingat tingkah Naomi yang tadi berada di ruangannya.

"Gadis Nakal, dia mengganggu fikiranku" tutur Dean sedikit jengkel dengan fikirannya yang tidak bisa dikondisikan.

***

"Ini.. coba kamu apply lamaran ke sana. Ada lowongan desain untuk marketing iklan. Nah kalau perusahaan ini mencari desain untuk interior , dan ini desain furniture. Coba saja semuanya siapa tahu kamu mendapatkannya" tutur Jeanne memberikan hasil reserachnya tentang lowongan kerja yang sesuai dengan jurusan Naomi.

"Uuu.. Jeanne. Terima Kasih. Tapi aku benar - benar insecure, ini termasuk perusahaan besar. Sedangkan kemampuan dan nilaiku tidak ada yang dibanggakan" tuturnya dengan senyum sendunya.

"Heittsss jangan menyerah diawal Naomi. Coba saja. Jika diantara ketiga itu tidak ada yang berhasil kita tinggal cari yang lain lagi." Tuturnya dengan mengangkat kedua alisnya memberikan kepercayaan penuh pada Naomi.

"Hmm.. aku akan mencobanya. Kalau gagal aku juga akan mencoba lagi di tempat yang lain" ucap Naomi dengan senang.

"Nah bagus begitu. Jangan putus asa okay" tuturnya yang memberikan acungan kedua jempolnya untuk Naomi sahabatnya.

Ponsel Naomi berdering, layar panggilan yang masih sama. Lelaki yang cukup sering menelfonnya. "Fred" lelaki itu masih berusaha untuk mencuri hatinya.

Dua hari yang lalu Naomi sudah menolak Fred yang mengutarakan isi hatinya dan menginginkan Naomi menjadi kekasihnya.

Fred membawa Naomi ke sebuah rooftoop sebuah reataurant ternama, dekorasi yang cantik dan romantis nyatanya tak cukup membayar balasan perasaan yang sama dari Naomi.

"Fred .. terima kasih untuk semua ini. Aku menyukainya, terima kasih untuk effortnya. Tapi maaf aku tidak bisa membalas perasaanmu untuk saat ini. Aku tidak berfokus ingin menjalin hubungan" tutur Naomi dengan perlahan dan berat hati. Dia tidak ingin melukai Fred yang sudah sangat baik padanya. Tapi keadaan dan hati tidak bisa dipaksakan.

"Tidak apa - apa Naomi. Aku mengerti. Aku akan mencobanya lagi di lain waktu" tutur Fred dengan senyum yang dia paksakan.

"Kuliah yang benar dulu Fred! kamu masih muda Fred! ibumu pasti bangga padamu!" Tutur Naomi yang memecah suasana menjadi sedikit cair. Dia menyentil hidung Fred dan memberikan tatapan nakalnya.

***

"Apa memang sudah tidak ada harapan?" Tanya William pada cucunya Dean yang tengah berdiri di balkon. Lelaki muda itu nampaknya tengah menikmati waktu malamnya yang cukup lenggang. Pekerjaan hari ini selesai tepat pada waktunya.

"Harapan apa?" Tanya Dean yang menatap sekilas kakeknya lalu memfokuskan lagi arah pandangannya ke depan.

"Perjodohan yang kakek buat. Dua bulan ini tidak merubah perasaanmu sama sekali?" Tanya William dengan kerutan di keningnya. Berharap puteranya berubah fikiran dan mau melanjutkan perkenalan ini.

"Kek ! Aku sudah mengatakan tidak. Dua bulan ini sudah cukup aku mengikuti keinginan kakek, termasuk hampir setiap hari mengantarnya pulang dan makan siang di kantin Rumah Sakit. Tidak ada negosiasi lagi" ucap Dean memberikan ultimatumnya.

"Ah iya iya ha ha. Kakek kan hanya mengatakan saja" ucap William yang mencairkan keadaan. Melihat cucunya yang tidak menyukai topik ini.

"Ah baiklah. Tapi kami harus akhiri dengan baik - baik juga perkenalan ini" tuturnya memberikan saran.

"Iya kek aku mengerti" sahutnya yang mengetahui itu.

***

"Hufttt ... gagal lagi. Padahal ini satu  - satunya perusahaan yang menerima pelamar menggunakan surat kelulusan. Perusahaan lain pasti inginnya ijazah" tutur Naomi bersandar di kursi duduknya. Menengadahkan ke atas melihat langit.

Setalah kegagalan interview test, Naomi memutuskan untuk berjalan - jalan di taman. Menikamati suasana pagi hari yang cukup membuatnya bersedih.

Naomi melempar batu - batu kecil yang dia pungut di tanah. Melemparnya ke arah depannya. Melampiaskan segala kesedihan yang dia rasakan.

***

Pria itu memijit keningnya setelah keluar dari tempat notaris. Ternyata ini lebih rumit dari biasanya, pembuatan akta otentik dengan kliennya kali ini cukup memakan waktu yang lama dikarenakan kliennya yang berasal di negara berbeda.

Dean melihat dari kejauhan, tepatnya dari arah sebrang jalan, di sebuah taman di pinggiran jalan raya. Seseorang gadis yang dia kenali sedang menikmati kesendiriannya dengan kondisi yang dia fikir sedang tidak baik.

Pria itu berjalan menuju ke zebra cross dan memencet tombol untuk menyebrang, menunggu lampu hijau bagi pejalan kaki yang menyebrang.

Dia belum menyadari akan langkahnya yang selalu ingin menghampiri, terlepas dari kesibukan paginya dengan rutinitas yang dia jalankan.

Dean berdiri di depan gadis itu. Naomi yang menunduk dengan kerikil batu kecil di genggamannya menengadahkan pandangannya ke atas.

"...."

"Kakak ipar" ucap Naomi setelah keheningan beberapa saat.

"ck .. kapan aku menyetujui panggilan itu" sahut Dean dengan memalingkan pandangannya. Dia tidak menyukai panggilan ini.

"Ah ya maaf tuan Dean" ucap lagi Naomi meralat.

"Aku bukan tuanmu" jawabnya yang berhasil membuat Naomi kesal dan mendesis.

"Pria tua ini benar - benar menyebalkan sekali." Tuturnya dalam hati. Dia memaksakan senyumnya.

"Kak Dean" ucap Naomi memperhalus panggilan itu dengan penekanan.

"Hmm itu lebih baik" tutur Dean yang menyetujui dan ikut duduk di samping Naomi.

Gadis itu melirik - lirik ke arah sampingnya. Pria yang tiba - tiba selalu datang. " apa ada pekerjaan di daerah sini?" Tanya Naomi pada pria yang duduk di sebelahnya.

"Hmm.. di kantor notaris" ucapnya dengan menunjuk ke arah sebrang. Naomi mengangguk anggukan kepalanya memahami.

"Kau sendiri sedang apa di sini?" Tanya Dean yang penasaran. "Ah .. aku hanya mencari udara segar saja" bohongnya.

"Sebatas itu?" sahut Dean yang jelas tidak mempercayai akan ucapan Naomi.

"Hmm.. sebenarnya aku baru kembali dari interview. Tapi aku gagal" ucap Naomi dengan senyum getirnya.

"Kenapa buru - buru ingin bekerja?" Tanya Dean yang kini beralih serius akan topik yang baru di buka oleh Naomi.

"Hmm... aku hanya ingin cepat bekerja saja. Sepertinya hanya aku yang tidak bagus dalam hal akademik di keluarga. Papa, mama, kak Grace mereka berprestasi dan mendapatkan pekerjaan bagus bahkan sebelum kelulusan mereka sudah mendapat tawaran. " tuturnya yang kali ini berkata jujur dengan nada sendu.

"Tidak semuanya harus sama.  Setiap manusia memiliki skill yang berbeda di bidangnya." Tutur Dean yang mencoba memberikan pengertian.

"Hmm.. "

"Jika kamu mau, aku bisa memberikan pekerjaan untukmu" tutur Dean berbicara seraya menatap ke depan tanpa melihat ke arah Naomi.

Berbeda dengannya, gadis itu justru menatap lekat dan tidak percaya akan kalimat yang keluar dari mulutnya.

1
naruto🍓
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
Fannya
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Gatita✨♥️😺
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!