NovelToon NovelToon
Paman CEO Itu Suamiku!

Paman CEO Itu Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Nikah Kontrak / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lee_ya

Nayra Kirana, gadis berusia 22 tahun yang baru lulus kuliah, dihadapkan pada kenyataan pahit, ayahnya sakit keras dan keluarganya berada di ambang kehancuran ekonomi. Ketika semua pintu tertutup, satu-satunya jalan keluar datang dalam bentuk penawaran tak terduga—menikah dengan Arka Pratama, pria terpandang, CEO sukses, sekaligus... paman dari senior sekaligus bos tempatnya magang.

Arka adalah duda berusia 35 tahun, dingin, tertutup, dan menyimpan banyak luka dari masa lalunya. Meski memiliki segalanya, ia hidup sendiri, jauh dari kehangatan keluarga. Sejak pertama kali melihat Nayra saat masih remaja, Arka sudah merasa tertarik—bukan secara fisik semata, melainkan pada keteguhan hati dan ketulusan gadis itu. Ketika Nayra tumbuh dewasa dan kesulitan menghimpit hidupnya, Arka melihat kesempatan untuk menjadikan gadis itu bagian dari hidupnya.

Tanpa cinta, tanpa keromantisan, mereka memulai hidup sebagai suami istri berdasarkan perjanjian: tidak ada kewajiban fisik, tidak ada tuntutan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lee_ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta yang Tumbuh dari Kekacauan

Tiga bulan setelah kelahiran Alma, rumah kami tidak pernah benar-benar sunyi.

Mulai dari suara tangisan bayi tengah malam, sampai suara Nayra panik karena menyusui sambil salah membuka bra.

“ARKAAA! Susunya tumpah ke muka Almaaa! Aku gagal jadi ibu!” teriak Nayra.

Arka berlari dari ruang kerja, nyaris tersandung karpet. Wajahnya panik, tapi begitu melihat Alma tertidur nyenyak dengan sedikit noda ASI di pipi, ia hanya bisa terkekeh.

“Nay, itu bukan air keras. Itu susu kamu. Anaknya malah tidur pulas.” Kekeh Arka.

Nayra menatap Arka dengan wajah bingung. “Tapi dia nggak trauma, kan? Nanti dia mikir aku ibu gagal.”

Arka memeluk keduanya. “Kalau kamu gagal, berarti seluruh ibu di dunia juga gagal. Tapi kamu bukan gagal, Nay. Kamu cuma lucu dan lebay.”

“Aku tersinggung, tapi juga bangga,” gumam Nayra sambil memeluk Alma lagi.

***

Kehidupan baru kami penuh kejutan.

Nayra belajar banyak hal sebagai ibu baru, dari teknik menyusui, cara menidurkan bayi, sampai menghafal jenis-jenis tangisan Alma.

Tapi tetap saja, ada hari-hari ketika semua teori tumbang.

Seperti pagi itu.

Nayra berdiri di dapur dengan masker lumpur di wajah, daster penuh bercak ASI, dan satu kaus kaki ketinggalan.

Arka menatapnya dari pintu dapur. “Kamu cosplay zombie?”

“Ini skincare sambil multitasking!” jawab Nayra galak.

“Alma baru tidur. Aku belum mandi, belum sarapan, dan baru sadar kaus kakiku beda warna!”

Arka mendekat, mencium keningnya. “Tapi kamu tetap ibu paling cantik.”

“Aku bau ketiak!”

“Dan kamu tetap cantik.”

Nayra memukul pelan dada Arka, tertawa geli. “Sialan, kenapa kamu makin pintar bikin aku tenang?”

“Karena aku udah sekolah di universitas kehidupan bernama kamu.”

***

Alma tumbuh cepat. Tertawa saat Nayra pura-pura nyanyi jelek. Menangis setiap kali digendong Arka yang telat nyisir rambut dan mulai mengoceh tidak jelas, seolah ia ikut menertawakan kekonyolan orang tuanya sendiri.

Pernah suatu malam, Nayra nyaris menangis hanya karena Alma terus menangis tanpa alasan.

“Aku nyerah, Ka! Dia nangis padahal udah kenyang, udah diganti popok, udah dipeluk!” ucap Nayra dengan mata berkaca-kaca.

Arka menggendong Alma, berjalan pelan sambil bersenandung dan ajaibnya, Alma diam. Nayra melongo.

"Dihhh langsung kicep dia," celetukku.

“Wah, jadi kamu lebih suka bapakmu ya? Mama udah joget-joget kayak ayam potong, tetep dicuekin!” lanjutku.

Arka menyeringai. “Mungkin dia tahu kamu pengin diet dan ngasih kamu waktu olahraga ekstra.”

“Hah. Hah. Lucu.” Nayra melempar bantal.

***

Pagi hari yang lain, Nayra sedang menyendok bubur bayi. Ia mencicipi sedikit.

“Hmm... ini bubur wortel atau bubur tisu basah ya? Rasanya aneh."

Arka buru-buru mengecek kemasan. “Nay, kamu masukin pelembap bibir ke blender!”

Nayra menjerit. “JADI ITU RASA LEMON AROMATHERAPY???”

Mereka berdua tertawa sampai terbatuk-batuk dan Alma ikut tertawa, entah paham atau tidak.

***

Suatu sore, mereka duduk di halaman belakang. Alma tidur di stroller. Nayra menyandarkan kepalanya di bahu Arka.

“Ka... kamu pernah nyangka hidup kita bakal kayak gini?”

“Kayak gimana?” Arka bertanya balik.

“Penuh drama, penuh air mata, penuh kekonyolan dan penuh cinta?”

Arka mengusap rambut Nayra lembut.

“Dulu aku pikir cinta itu cukup dengan kehadiran dan janji. Tapi sekarang aku tahu, cinta itu sabar waktu kamu stres, kuat waktu kamu lemah, dan sabar banget waktu kamu nyanyi fals tengah malam.”

Nayra mencubit pinggang Arka. “Eh!”

“Tapi beneran, Nay. Kamu itu kekacauan yang paling indah di hidupku.”

Mereka tertawa pelan. Alma menguap kecil di stroller, dan angin sore mengusap wajah mereka seperti restu dari semesta.

***

Mereka tidak sempurna. Pernah hampir hancur. Pernah saling menyakiti. Tapi sekarang mereka saling merawat.

Di dunia yang sibuk dan penuh ketidakpastian, Arka dan Nayra memilih menciptakan ruang kecil yang hangat. Bersama anak mereka. Bersama kekonyolan. Bersama segala bentuk cinta yang tak lagi memaksa.

Dan di akhir hari, ketika semua lelah terbayar dengan satu senyum dari si kecil, Nayra tahu. Ia telah tiba di tempat yang tepat. Di rumah yang ia bangun bersama cinta.

***

Kini keseharian ku sebagai ibu baru yang sedang beradaptasi dengan gaya ngurus bayi versi dirinya sendiri, tenntu saja dengan gaya yang khas-ku yang lebay, konyol, tapi tetap bikin Arka jatuh cinta tiap hari.

Jam tiga pagi. Rumah sedang sunyi. Arka tertidur pulas, sampai tiba-tiba...

“ARGHHHH! DIA KENCINGIN MUKA AKU!”

Arka melompat dari tempat tidur seperti habis mendengar sirene perang. Dengan rambut awut-awutan dan wajah masih setengah mimpi, ia menemukan Nayra jongkok di depan meja ganti popok, dengan wajah setengah panik setengah jijik.

Alma, si bayi mungil, tertawa cekikikan di atas meja ganti dengan pipis masih mengalir ke bawah.

“NAYRA?” Arka menahan tawa dan panik bersamaan.

“Aku kena muka! Aku udah kayak tisu toilet hidup! Dia nembak langsung, Ka! Langsung ke jidat!” Aku ngedumel tanpa rem.

“Ya ampun…” Arka tertawa, lalu menutup mulut karena takut membangunkan si pelaku.

Nayra memandangi suaminya sambil memegang tisu basah dan satu botol baby oil.

“Aku bersumpah... aku kayaknya baru lulus dari pelatihan pasukan khusus bayi.” Ocehku sambil terus merapikan Alma agar dia tetap nyaman.

***

Keesokan paginya, Nayra mencoba menyuapi Alma bubur pisang. Tapi Alma menutup mulut rapat seperti penjaga rahasia kerajaan.

“Ayo... satu sendok buat Mama... satu sendok buat Papa... satu sendok buat kucing tetangga... satu sendok buat BTS bias Mama...”

Alma tetap menatapnya dengan tatapan datar. Nayra frustasi.

“Ka! Anak kamu ini keras kepala banget!”

Arka yang sedang menyusun laporan di sofa hanya melirik sambil senyum tipis. “Anaknya siapa?”

Nayra mencebik. “Kamu menuduh aku, padahal jelas-jelas dia nurun sifat ngeyel kamu!”

Alma tiba-tiba tertawa dan memukul sendok di tangannya sampai buburnya mental ke dahi Nayra.

“OKAY. INI PERTARUNGAN!”

***

Sore harinya, Nayra memutuskan untuk video call dengan grup WhatsApp ibu-ibu muda yang dia ikuti.

“Nay, coba kamu kasih pure alpukat, katanya bayi lebih suka tekstur lembutnya,” kata seorang temannya.

Nayra manggut-manggut, lalu masuk dapur. Hasilnya?

Dia ngeblender alpukat sama minyak telon.

Satu sendok masuk mulut Nayra karena ingin “tes rasa”. Lima detik kemudian...

“BLERGH! KENAPA PAHIT BANGET KAYAK MINYAK JAMU???”

Arka masuk ke dapur dengan ekspresi penuh tanya. Nayra menunjuk blender dengan wajah trauma.

“Aku kira itu minyak kelapa, ternyata minyak telon!”

Alma di stroller tertawa seolah paham tragedi ibunya.

***

Malamnya, saat Arka menggendong Alma sambil muter-muter kamar, Nayra duduk di ranjang dengan masker lumpur di wajah dan rambut dicepol asal-asalan.

“Kamu sadar nggak, Ka? Kita ini kayak reality show tanpa sutradara.”

Arka nyengir. “Kalau kamu jadi host-nya, rating-nya pasti naik.”

“Kenapa?”

“Karena kamu kombinasi emak-emak drama Korea dan tukang gorengan depan rumah.”

Nayra mengambil bantal dan melemparnya ke Arka. “SINI ANAKNYA MAMAAAA!”

Alma tertawa dan berusaha meraih tangan Nayra.

Dan seperti itu, meski rumah mereka kadang seperti arena sirkus, meski Nayra merasa seperti tokoh utama sinetron komedi, hari-hari mereka tetap berjalan dengan cinta yang tumbuh di antara tawa dan air mata.

1
Dini Aryani
mohon maaf, karakter istri egois. dia menuntut suami yg diinginkan semua istri, sedangkan dia tidak melakukan kewajiban sebagai istri apalagi sedang hamil, ketaatan pd suami yg baik. sudah jadi istri lho. tolonglah ada unsur edukasi buat istri, agar tdk ada yg meniru sesuatu yg buruk. saya sbg istri malu
Lee_Ya: terimakasih kak buat komentarnya, stay tune terus ya buat tau cerita selanjutnya....lope sekebon 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!