NovelToon NovelToon
Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Setelah Mahesa Sura menemukan bahwa ia adalah putra seorang bangsawan yang seharusnya menjadi seorang raja, ia pun menyusun sebuah rencana untuk mengambil kembali hak yang seharusnya menjadi milik nya.


Darah biru yang mengalir dalam tubuhnya menjadi modal awal bagi nya untuk membangun kekuatan dari rakyat. Intrik-intrik istana kini mewarnai hari hari Mahesa Sura yang harus berjuang melawan kekuasaan orang yang seharusnya tidak duduk di singgasana kerajaan.




Akankah perjuangan Mahesa Sura ini akan berhasil? Bagaimana kisah asmara nya dengan Cempakawangi, Dewi Jinggawati ataupun Putri Bhre Lodaya selanjutnya? Temukan jawabannya di Titisan Darah Biru 2 : Singgasana Berdarah hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelarian

'Wihhhh janda nya secantik ini? Apa dia dulu kelilipan debu sampai mau si tua Macan Biru ya?', batin Tunggak seraya kembali menatap Banowati yang nampak ketakutan.

"Nggak, bagaimana cara menangani mereka? Apa kita hadapkan pada Gusti Dyah Mahisa Danurwenda atau kita urus sendiri? ", tanya Rakai Pamutuh sembari menatap ke arah para penghuni istana Pakuwon Wilangan itu.

Hening. Tak terdengar suara apapun selain dengus nafas ketakutan dari para dayang dan pelayan istana yang sedang duduk bersimpuh di sudut keputren.

" Nggak, bagaimana? Jangan hanya di... "

Rakai Pamutuh tak meneruskan omongan nya karena begitu ia menoleh ke arah Tunggak, lelaki bertubuh bogel itu masih sibuk memandangi Banowati sambil cengar-cengir mirip orang gila. Sadar bahwa Tunggak sedang melamun, Rakai Pamutuh menggeretakkan gigi nya yang sudah ompong dua sambil menendang bokong Tunggak.

Bhhuuuugggg...

"Aduh kenapa kau tendang bokong ku Ki?", tanya Tunggak yang tersadar dari lamunan nya.

" Masih untung cuma bokong mu yang ku tendang. Kalau kau melamun saat bertugas begini dan ketahuan oleh Gusti Dyah Mahisa Danurwenda, bisa-bisa kepala mu yang kena tendang. Tahu kau??!!", omel Rakai Pamutuh yang membuat Tunggak menggaruk kepala nya sambil nyengir kuda.

"Hehehehe maaf Ki..

Tadi kau tanya apa Ki? Aku tidak jelas mendengarnya", Tunggak kini bertanya dengan serius.

" Huhhh?!! Makanya jangan suka punya pikiran jorok, biar otak mu itu selalu encer!!

Kita apakan para wanita boyongan ini? Kita bawa menghadap Gusti Dyah Mahisa Danurwenda atau kita tangani sendiri?"

Mendengar apa yang ditanyakan Rakai Pamutuh, Tunggak mengerutkan kening nya.

'Kalau janda Akuwu Wilangan ini ku hadapkan pada Si Sura, ia pasti akan mengambil nya sebagai selir. Pasti itu. Dan wanita mana yang bisa menolak pesona Si Sura? Ah lebih baik ku tangani sendiri, biar ada kesempatan untuk mendekati nya hehehe..

Bisa dapat perempuan secantik ini, biarpun tidak secantik Dewi Jinggawati sudah keberuntungan besar buat ku'

Ehemmm ehhemmmm...

"Eeh begini Ki, lebih baik kita tangani sendiri urusan mereka. Si Sura itu urusannya sudah banyak, sebagai bawahannya yang baik tentu kita harus meringankan beban nya bukan?", ucap Tunggak yang membuat Rakai Pamutuh manggut-manggut setuju.

" Kau benar Nggak. Lantas apa yang akan kita lakukan untuk mereka? "

Senyuman licik Tunggak terukir di sudut bibirnya. Dalam hatinya ia bersorak gembira karena Rakai Pamutuh mendengarkan omongannya.

"Eh Istana Pakuwon Wilangan kan nantinya akan ditempati oleh Si Sura, berikut keputren nya. Untuk sementara, biarkan mereka dibawa ke penjara istana saja. Nanti aku akan bicara sama Si Sura soal mereka ini", ucap Tunggak kemudian.

" Kenapa tidak dibawa ke penjara kota saja? Bukankah itu lebih baik? ", Rakai Pamutuh menatap heran pada Tunggak.

Segera Tunggak menggelandang tangan Rakai Pamutuh untuk sedikit menjauh dari Banowati dan yang lainnya. Begitu jarak mereka cukup jauh, ia segera berbisik.

" Aduh Ki, kau ini bagaimana sih?

Kalau mereka dikumpulkan jadi satu sama para prajurit Wilangan, bukankah mereka pasti akan membuat keributan? Dengan pengaruhnya sebagai istri akuwu, perempuan itu pasti akan mempengaruhi jalan pikiran prajurit Wilangan itu dan pasti akan terjadi masalah di kemudian hari. Mau kau seperti itu? ", kini Tunggak memandang Rakai Pamutuh dengan penuh keyakinan.

"Benar juga omongan mu, Nggak.. Tumben kau berpikir cerdas. Baiklah, aku ikut pengaturan mu saja", Rakai Pamutuh akhirnya menurut dan ini juga yang diharapkan oleh Tunggak.

" Prajurit..!!

Bawa mereka ke penjara istana. Tanpa ijin ku, siapapun di larang masuk ", perintah Tunggak sambil tersenyum penuh kemenangan.

Dua orang prajurit segera membungkuk hormat pada Tunggak lalu menggiring Banowati dan putri-putrinya serta para pelayan istana ke penjara istana Pakuwon Wilangan yang ada di belakang Keputran.

Sementara itu Tunggak senyum-senyum sendiri sambil membayangkan sesuatu yang indah.

'Janda Akuwu Macan Biru, aku pasti akan mendapatkan mu hihihihi... '

Sore harinya...

Para bawahan Mahesa Sura berkumpul di Pendopo Pakuwon Wilangan. Sedangkan Mahesa Sura duduk di singgasana Pakuwon Wilangan di dampingi Cempakawangi di sisi kiri dan Dewi Jinggawati di sisi kanan. Ini juga merupakan penempatan yang disesuaikan dengan kebutuhan Mahesa Sura. Dewi Jinggawati yang berdarah bangsawan, harus menjadi permaisuri sedangkan Cempakawangi hanya bisa menjadi garwa selir.

Pengaturan ini juga bukan tanpa alasan. Mahesa Sura butuh dukungan dari kalangan bangsawan Majapahit jika ingin berkuasa di Kertabhumi. Sudah pasti dukungan dari salah seorang bangsawan besar seperti Bhre Pandanalas Dyah Suraprabhu akan menguatkan kedudukannya jika menjadi penguasa baru Mandala Kertabhumi nantinya.

"Jadi kita kehilangan 387 prajurit, Bekel Candramawa? ", tanya Mahesa Sura usai pemimpin pasukan dari Gumarang itu melaporkan hasil kerja yang ia lakukan.

" Betul Gusti Dyah Mahisa Danurwenda...

Tetapi ini masih jauh lebih sedikit dari prajurit Wilangan yang hampir separuhnya terbunuh. Para prajurit kita telah membersihkan mayat mayat mereka ke hutan di utara kota. Sedangkan untuk para prajurit kita sudah dikuburkan di barat tapal batas kota ini", lapor Bekel Candramawa sembari menghormat.

Hemmmmmm...

"Setelah ini kita harus kembali mengumpulkan kekuatan jika kita ingin bisa menundukkan kekuatan Paman Dyah Sindupati. Besok aku akan bicara dengan sisa-sisa prajurit Wilangan barangkali mereka mau bergabung dengan kita. Jika ini berhasil, setidaknya kekuatan kita akan bertambah", ucap Mahesa Sura segera.

"Itu pendapat yang bagus, Gusti..

Selain itu kita juga perlu meluaskan Wilangan dengan menundukkan wilayah pakuwon sekitar seperti Berbek, Sekar Pudak maupun Kedung Padang. Jika kita berhasil mengajak mereka bergabung dengan kita, maka sudah pasti kita akan mampu bertempur melawan prajurit Kertabhumi dan bisa mengalahkan nya ", sahut Ki Menjangan Rajegwesi yang memang paling bersemangat untuk berperang.

" Hamba sepakat dengan pendapat Ki Menjangan Rajegwesi, Raden...

Pakuwon Berbek adalah penyangga utama Kota Anjuk Ladang. Disana ada adik ipar Dyah Sindupati yang berkuasa sebagai akuwu. Bahkan bekel yang memimpin prajurit Berbek pun adalah bekas punggawa Istana Anjuk Ladang yang memiliki ilmu kanuragan tinggi. Jika kita ingin melemahkan Kertabhumi, Berbek adalah kunci keberhasilan kita", usul Resi Agastya yang membuat Mahesa Sura manggut-manggut mengerti.

"Kalau begitu, target kita selanjutnya adalah Pakuwon Berbek. Tetapi aku juga akan mengirimkan surat ke Sekar Pudak maupun Kedung Padang. Selain itu, kita juga akan membangun kekuatan di Wilangan ini dengan melatih para prajurit kita dan merekrut anggota baru.

Aku khawatir jika kita tidak segera melakukan nya, Istana Anjuk Ladang akan menyerbu kita lebih dulu dan ini bisa menjadi bencana besar bagi kita. Kita tetap harus waspada terhadap orang-orang yang datang ke Wilangan. Tingkatkan kewaspadaan kita, jangan sampai lengah.. ", pungkas Mahesa Sura.

" Sendiko dawuh Raden... ", ucap semua orang yang ada di pendopo Pakuwon Wilangan itu sambil menyembah.

*****

Dua orang berkuda memacu kuda tunggangan nya sekencang mungkin menyusuri jalan berbatu yang menjadi jalan raya menuju ke arah Pakuwon Sekar Pudak. Sesekali mereka menoleh ke belakang takut dikejar oleh para prajurit Mahesa Sura.

Ya, mereka adalah Wiritanaya, putra mendiang Akuwu Macan Biru dari pernikahan sebelumnya dan Gandung, pengalasan ( abdi setia) Wiritanaya yang ditugaskan untuk melindunginya. Mereka sedang berada di luar kota Wilangan saat penyerbuan Mahesa Sura terjadi dan baru tahu bahwa Wilangan telah jatuh saat hendak memasuki kota itu.

Tanpa pikir panjang, keduanya langsung memutar arah dan bergegas meninggalkan Kota Wilangan menuju ke arah Pakuwon Sekar Pudak. Wiritanaya adalah putra dari adik perempuan Akuwu Kebo Landoh, penguasa Pakuwon Sekar Pudak saat ini. Tujuan mereka jelas mencari perlindungan pada Sekar Pudak dari orang orang Mahesa Sura.

Begitu meninggalkan tapal batas wilayah Wilangan, keduanya menarik tali kekang kuda mereka. Ini untuk mengurangi rasa lelah kuda-kuda mereka setelah berpacu kencang sepanjang siang hari itu.

"Duh Jagad Dewa Batara, akhirnya kita bisa meloloskan diri dari Wilangan. Selamat selamat selamat... ", ucap Gandung, lelaki paruh baya bersuara bindeng ( berpenyakit sinusitis hingga tidak bisa bicara dengan jelas) itu sambil mengelus dadanya.

" Kita tidak boleh berpuas hati dulu Paman Gandung..

Aku yakin pasukan pemberontak itu pasti masih akan mengejar kita. Kita harus secepatnya sampai di Kota Sekar Pudak jika ingin benar benar selamat", ujar Wiritanaya, pemuda berusia sekitar 18 tahun dengan tahi lalat di dekat hidungnya itu sambil menghela nafas panjang.

"Lantas, apa yang akan Raden lakukan jika sudah bertemu dengan Akuwu Kebo Landoh? ", tanya Gandung dengan suara anehnya.

Mata Wiritanaya berkilat mendengar pertanyaan pengalasan nya ini. Dia mengepalkan tangannya erat sambil berkata,

" Tentu saja balas dendam, Paman.. "

1
Ali Gilih
sabar dulu kang ebeezz..
Windy Veriyanti
makin seru aja nih ceritanya 👍
dibikin series kolosal pasti bagus
saniscara patriawuha.
coba pake WA cepet nyampe tuhhh surat...
Muhammad Haidir
perang perang tumpas seluruh prajurit kertabuhumi yg datang ke wilanggan jangan sisakan satu pun . /Panic//Panic//Panic//Panic/
Rafly Rafly
daya juga udah menggerakkan jari buat komentar../Grin/
Camad Pener
wah jadi perang nih antara wilangan dengan anjuk ladang seru nih...
rajes salam lubis
mantap abiieezzz
Ebez: terimakasih atas dukungan nya ya bang Rajes🙏🙏 😁😁
total 1 replies
y@y@
⭐👍🏿💥👍🏿⭐
Ebez: terimakasih atas dukungan nya ya kak Yaya 🙏🙏😁😁
total 1 replies
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
Tarun Tarun
SDH ku duga bahwa kmampuanya hanya s
Ebez: hehehe ya memang segitu aja Bang Tarun🙏🙏 😁😁
total 1 replies
Ali Gilih
selalu mendukungmu kang ebeezz..
Ali Gilih
sangat bagus sekali
Noni Mdp
mantap thoorr
Abdus Salam Cotho
target selanjutnya 💪💪💪
Ebez: menahan serangan Kertabhumi bang Abdus 🙏🙏😁😁
total 1 replies
saniscara patriawuha.
wessss kelemmmm gajahhhh mungkurrrnyaaa......... dadiii wadukkkkk....
Ebez: wkwkwk beda penafsiran kang Saniscara🙏🙏 😁😁
total 1 replies
Adi Dwiyono
gajah Mungkur ini ternyata penjahat ya....kenapa di zaman sekarang malah di jadikan nama bendungan besar...
Ebez: beda orang beda cerita ya bang Adi 🙏🙏😁😁
total 1 replies
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Akhirnya sampai juga beritanya ke Gajah Mungkur, bakal adu strategi perang nih 😁
Ebez: hehehe iya tuh Bang Joe 😁😁
total 1 replies
Thomas Andreas
mantaap
Thomas Andreas
gagal deh tunggak
Muhammad Haidir
waduh gajah Mungkur ini kayak nya masih dua pupu sama gajah Mada dua mamak dua bapak kayak nya .pasti bapak nya laki laki. dan mamak nya perempuan ini .ya dak kang ebes/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Sleep//Sleep//Sleep/
Ebez: wkwkwk nama gajah dalam masa itu digunakan untuk para pejabat tinggi suatu pemerintah, jadi meskipun bukan satu keluarga tetapi nama gajah akan di sandang Bang Haidir😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!