seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya
* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁
semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu lagi
Bab 19
" Pak? Gimana kalau kita berdamai aja? Ga baik loh berantem kayak gini...." Ucap Yamato dengan pimpinan musuh.
" Banyak omong kau marsekal!! " Jawab musuh dengan marah.
Sementara di tempatku, aku sudah sampai di barak. Aku melihat banyak sekali pasukan yang terluka dan juga melihat beberapa dari mereka sudah tak bernyawa. Itu membuatku sedih dan frustasi, karena mereka tergolong masih muda dan di paksa harus bertarung. Lalu Raka berusaha menghiburku.
" Gausah sedih, mereka akan dihormati sebagai pahlawan yang berjasa nanti. "
Aku hanya menggelengkan kepalaku sedikit karena pemerintah kita saja tidak mempedulikan kita apa lagi mereka yang masih muda. Aku mencari tempat duduk untuk rehat lalu Arimbi dan Ilham datang untuk mengobatiku.
" Pak Faisal? Kenapa anda bisa cedera kayak gini....? " Tanya Arimbi padaku.
" Ouh...ini karena bom..." Jawabku dengan tidak melihat mereka.
Mereka melihat satu sama lain seperti tidak mengerti. Memang karena aku merasa sedih semua reguku tewas dan aku yang masih hidup dan beberapa orang di timku. Tapi rasa sedihku menghilang satelah mendengar suara.
" Faisal...! " Suara wanita yang aku kenal.
" Tunggu.....suara ini...." Aku mengangkat kepalaku dan melihat siapa yang menuju ke arahku. Itu adalah Irma! Senyumku membinar dengan sendirinya, aku lansung berdiri dari duduk dan menuju kearahnya. Tapi hal yang tak terduga terjadi. Dia...memelukku? Itu memang kenyataan!
Aku juga membalas pelukannya dengan merangkulnya tubuhnya. Lalu dia berkata
" Aku seneng kamu baik-baik aja....soalnya kata ayahku banyak prajurit yang mati...hiks..." Ucapnya dengan menangis.
Lalu aku membalasnya dengan mengusap air matanya. " Aku kan udah janji sama kamu....kalo aku bakal balik dengan selamat...tersenyumlah....aku engga mau ngeliat kamu nangis...."
Dia hanya mengangguk dan tersenyum padaku, itu membuatku menjadi salting. Lalu orang-orang yang dibelakangku ikut berbicara.
" Hmm.....lu bukan sedih karena merasa bersalah....tapi kangen! " Ucap Raka dengan menggodaku.
Aku menoleh kebelakang dengan tatapan maut dia langsung terdiam dan membiarkan aku berbicara dengan Irma. Dan aku bertanya-tanya mengapa dia bisa ada disini.
" Irma. Kamu kenapa ada disini? Disini berbahaya...."
Dia menunduk sebentar dan kembali mengangkat kepalanya dan menjawab " karena aku khawatir sama kamu....dan alasan aku diperbolehkan disini karena aku membantu warga yang terluka disini..."
Pemikiran kami ternyata sama, dia merindukanku aku juga merindukannya, dia membuatku tersenyum lembut padanya. Lalu Raka berbicara lagi.
" Ehm....fiks, udah jodoh kalian berdua hahaha...." Ouh shit....
" Lu sekali lagi ngomong, gua buat lu ga bisa ngomong lagi..." Jawabku dengan menunjuknya.
" Buset....serem amat dah dia kalo lagi jatuh cinta " batinnya.
" Obatin dulu gih lukanya, nanti kamu lanjut perang lagi kan? " Ucap Irma.
Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya, aku kembali ke tempat dudukku bersamanya. Arimbi yang melihat kami langsung memeleti kami.
" Hmm...udah pacarannya? "
" Udah, kenapa? " Jawabku dengan judes.
" Cie...udah ngakuin..." Ucap Raka dengan menunjuk kami.
" Halah, kayak lu baru tau aja...." Jawabku
" Loh...bang Amir belom ngasih tau, kan dia ngeliat Faisal confes sama aku " kata Irma
" HAH!?! " Teriak kami semua kecuali Irma.
Kami semua terkejut mendengar Irma memanggil Amir 'abang'. Lalu aku dan Raka bertanya padanya soal hubungan dia dan Amir.
" Bentar, kamu Ama Amir Kaka adek? " Tanyaku padanya.
" Ohh...engga. kita itu sepupu, cuman aku udah anggep Amir itu Abang aku..." Jawab Irma.
Kami semua terbelalak dan tidak percaya, seorang kapten kapal seperti Amir yang galak mendapat adik sepupu yang cantik dan manis ini. Tapi namanya juga saudara, tidak ada yang tahu. Tapi kenapa dia tidak pernah cerita kalau dia dan Irma adalah saudara, kan aku bisa dekati Irma lebih awal kalau begitu, hehe.
" Eh, tapi Irma, dia engga marah aku deketin kamu? " Tanyaku.
" Oh, engga...."
" Tapi itu agak aneh, soalnya dia biasanya bakal tandain laki yang deketin aku. Tapi kayaknya kamu agak istimewa di mata dia....." Jelasnya.
Kelihatannya Amir memang setuju kalau aku yang menjadi pasangannya Irma. Karena dia terlihat mendukungku walaupun dia agak jutek sedikit. Pantas saja saat pertama kali bertemu Irma dia tampak sedikit cuek pada kami. Dia ingin melihatku memperlakukan Irma seperti apa.
Hari sudah semakin sore dan aku belum mendapat kabar dari Yamato sama sekali. Apakah dia menang atau tidak, dan dia belum kembali, aku juga belum pulih jadi aku tidak bisa pergi ke Medan perang. Tapi tidak lama setelah itu dia kembali ke sini dengan Amir? Kelihatanya mereka baik-baik saja karena terlihat dari wajah Yamato yang sangat santai.
Yamato memang selalu santai dalam kondisi apapun. Bahkan saat almarhumah ibunya akan wafat dia tidak menangis sama sekali. Aku heran, bagaimana mentalnya bisa sekuat itu. Dia hanya marah saat waktu di mabesau mendapat teror, itupun cuma marah sebentar. Dia lebih banyak merasa santai dari pada serius.
Dan Amir terlihat dari badannya yang pegal-pegal karena habis yah kalian tahu dia ini orang yang tidak mengenal ampun dan tidak mengenal belas kasihan. Itulah mengapa dia selalu kalah dalam pemilihan kapten. Tapi kenapa dia bisa menjadi kapten kapal, karena dia dipilih oleh Laksamana Rian untuk menjadi kapten kapal. Dia galak-galak begitu tapi penuh perhatian, dia selalu ingat pada pasukannya, bahkan dia lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya sendiri.
Mereka sudah sampai, dan aku bertanya pada Yamato apakah dia berhasil mengalahkan musuh.
" Mat. Gimana pertempuran lu? "
Dia hanya membersihkan seragamnya yang kotor dan menjawab singkat " sukses "
" Ooke...." Jawabku
" Weh, lu ga nanyain gue? " Tanya Amir dengan membersihkan seragamnya.
" Hmm lu mah ga usah di tanya..."
" Gua lebih khawatir sama semua musuh yang lu bantai mir..." Kataku
" Buset. Sekalian aja lu bikinin mereka buku Yasin! " Jawab Amir dengan tertawa.
Kami bertiga hanya tertawa, dengan perkataan Amir. Kemudian kami kembali masuk ke barak dan beristirahat di sana. Badanku juga mulai membaik tapi palu dari emakku hilang :(
Namun Yamato datang padaku dan memberikanku palu.
" Nih palu lu, tadi nancep di tanah "
Aku sangat senang karena paluku kembali padaku. Paluku masih bagus tidak terlihat penyok, walaupun kotor sih tapi tidak masalah.
Hari sudah malam, dan aku belum bisa tidur sama sekali. Aku hanya ada di jendela kamarku dan melihat bulan yang sangat terang diluar. Namun Irma memanggilku dari pintu kamar.
" Faisal? Boleh aku masuk? " Ucap Irma di balik pintu.
" Masuk saja Irma...." Jawabku
Lalu Irma membuka pintu kamarku perlahan, dan masuk ke kamarku. Lalu dia bertanya apa yang sedang aku lakukan.
" Kamu lagi ngapain Faisal..? "
" aku cuma liat bulan yang terang..."
Lalu aku berhenti melihat bulan dan melihat ke bayangan bulan yang terpantul oleh genangan air.
" Bulan yang sama dengan bulan yang aku lihat dulu dengan ayah dan ibuku...." Kataku dengan sedikit sedih.
" Owh....kamu kangen mereka? " Tanya Irma
" Iya....sedikit..." Jawabku.
" Aku juga sekarang lagi kangen ibuku....gimana ya keadaannya di atas sana..." Ucap Irma dengan memandang langit.
" Ibu kamu pasti bahagia. Apalagi ngeliat kamu yang udah jadi gadis yang dewasa dan cantik..." Godaku padanya.
Dia terlihat terkejut dengan menutupi wajahnya. Wajahnya menjadi merah dan dia langsung membuang mukanya dariku.
" Akh....Faisal bisa aja..." Jawabnya dengan memalingkan wajahnya dariku.
Aku hanya tertawa dengan sikapnya, dia sangat lucu saat sedang salting, itu membuatku jadi lebih menyukainya.
" Assalamualaikum! " Ucap Amir dengan membuka pintu kamarku.
Tapi senyumnya berubah ketika melihat kami berdua di kamar. Matanya terbelalak melihat kami berdua dalam kamar.
" Faisal? Bisa jelasin? " Ucapnya dengan tatapan mematikan.
" Be-bentar ini ga seperti yang lu liat! Gua engga ngapa-ngapain Irma....! " Jelasku padanya.
Ini semakin menyeramkan ketika dia mendekati kami dengan tatapan sangat marah. Dia mengira aku melakukan hal buruk pada Irma.
" Iya bang....kita cuma ngobrol sebentar. Orang aku juga kok yang dateng sendiri kesini...." Sambung Irma agar Amir tidak marah.
" Hmmmm.........."
" Baiklah..." Ucap Amir
Aku menghela nafasku dan merasa tenang karena Amir tidak jadi marah kepada kami. Karena sekali dia marah mungkin salah satu anggota tubuhku akan menghilang. Apalagi dia menyangka aku melakukan hal buruk pada Irma.
" Sal, gimana keadaan lu? " Tanya Amir yang menuju ke arahku.
" Gw baik-baik aja. Badan gw udah sehat lagi..." Jawabku.
" That's good " ucapnya.
" Asekk...pake bahasa Inggris lu..." Ajekku
" Ini gara-gara musuh kebanyakan pake bahasa Inggris. Jadi gua pake bahasa inggri deh...." Jawabnya.
Kami bertiga mengobrol banyak hal. Ini seperti aku sudah menjadi saudara iparnya saja.
" Ehh...nanti di nikahan lu berdua, mau pake baju adat apa? " Tanya Amir.
" Buset. Udah ngomongin nikahan aja lu.." jawabku dengan sedikit terkejut.
" Hahaha....bisa jadi abis perang lu langsung ngelamar Irma...." Jawabnya dengan tertawa.
Dia memang selalu bagitu. Dari dulu sampai sekarang selalu membuat orang tertawa. Walaupun dia sedikit pemarah, dia gampang memaafkan orang lain. Khusus teman-temannya saja.
*Beberapa saat kemudian
" FAISAL. DIMANA KAU!?! " Teriak Yamato dari luar jendela.
Aku sontak terkejut dengan teriakkannya. Lalu aku menghadap jendela dan menjawab teriakannya.
" Disini! Kenapa mat?! " Jawabku dari jendela.
Dia pun menghadap ke jendela dan berteriak lagi.
" Sekarang juga. Lu bawa Irma ke tempat lain! "
" Musuh bakal kesini! "
Aku yang mendengar itu terkejut dan marah. Bukankah kita sudah berjanji jika sudah menjelang malam tidak boleh ada yang berperang satu sama lain walaupun secara individu. Dan bagaimana mereka bisa menemukan markas ini? Padahal ini di dalam hutan yang dalam dan lebat. Bahkan matahari saja hanya sedikit cahaya yang bisa masuk kesini.
" APA?! Gimana mereka bisa nemuin kita disini?!?! " Tanyaku dengan marah.
" Engga tahu. Tapi pasti ada yang bocorin! " Jawabnya.
" MEREKA SUDAH DATANG!! " Teriak prajurit yang berada di luar.
" Apa? " Gumamku. Lalu aku berpesan pada Irma untuk jangan keluar dari sini sebelum tim angkatan udara datang untuk mengevakuasi warga yang ada disini.
" Irma dengar. Kamu jangan keluar dari sini sebelum tim angkatan udara datang! "
" Tapi kamu gimana?? " Tanyanya dengan khawatir.
" Aku bakal ngelawan mereka dan ngehentiin mereka biar ga bisa pergi kepemukiman " jawabku
" Sekarang kamu tetap disini sama Amir yah " ucapku.
" Hm yah..." Ucap Amir
Namun Amir berhenti dan berpikir sebentar.
" Bentar. Gua ga bisa ikut ngelawan nih?! " Ucapnya dengan tidak terima.
" Iya...lu harus jagain Irma....soalnya lu paling kuat dari yang lain. " Jawabku
" Kan markas ini lantai dua, lu bisa liat gua dari atas. "
" Hmm baiklah. Tapi hati-hati " ucapnya dengan mengangguk.
dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!