Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan
Arka melaju menuju kantornya. Ia harus melaporkan hasil meeting kemarin pada CEO perusahaan tempat ia bekerja.
Perasaannya sedikit lega setelah tidak melihat Gita dan Raihan yang berwajah buruk rupa dengan kudis bercampur nanah yang menjijikkan. Bahkan aroma anyir yang sangat memualkan.
Ia tiba d8depan kantor. Lalu menuju ruang kerjanya sebelumnya nanti bertemu langsung dengan sang pimpinan.
Ia memasuki lift. Saat bersamaan Riri datang dan ikut memasuki lift bersamanya. Gayanya sangat terlihat begitu elegan. Ditambah dengan bodynya yang bak gitar Spanyol dengan dua buah melon yang hampir tumpah dari tempat penyanggahnya menambah kesempurnaan sang wanita.
Ia mendapat rumor jika Riri seorang single yamg belum juga menemukan tambatan hati.
Ia masuk kedalam lift dan menyapa Arka dengan gayanya yang gemulai. "Pagi pak Arka." ia merundukkan kepalanya sehingga memperlihatkan belahan yang begitu menggoda.
Seketika pria itu panas dingin dengan suguhan yang menggairahkan dipagi hari.
"Ya," jawabnya datar, sembari menelan salivanya. Lalu menatap lurus ke depan. Ia masih mencoba menahan segala hasratnya yang menggebu dihari nan pagi.
Sedangkan Riri seolah melihat gelagat sang General Manager yang tampak gelisah saat ia berdiri disisi pria tersebut.
Wuuuuuussh
Sebuah terpaan angin yang berhawa sangat panas datang menyapu tengkuk Arka yang mana tiba-tiba saja membuatnya jadi gelisah.
Pintu lift terbuka, ia keluar dengan terburu-buru dan bergegas menyusuri koridor untuk menuju ruang kerjanya.
Setibanya didalam ruang kerjanya, ia masih merasakan jika tengkuknya merasakan seperti ada yang berada dibelakangnya dan terus mengawasinya.
Ia melirik jam diarlojinya, lalu , memastikan masih ada waktu untuk beberapa menit mempersiapkan semuanya dalam pertemuannya dengan CEO yang akan membahas hal penting.
Ia mengendurkan dasinya. Lalu tiba-tiba merasakan perutnya sangat lapar. Ia mengingat jika pagi tidak sempat sarapan karena ia tidak memyentuh sarapan yang dibidangkan oleh Gita sang istri untuknya.
Baru saja ia berniat untuk memesan makanan secara online, tiba-tiba saja pintu ruangan kerjanya terbuka.
Terlihat Riri berjalan dengan sebuah kotak berisi makanan dan juga segelas kopi diatas sebuah nampan.
Ia berjalan dengan lenggokan yang sangat menggairahkan. Entah mengapa salam pandangannya ia melihat wanita tersebut sangat begitu menggairahkan, bahkan ia tak.dapat berkedip saat sang Sekretaris sudah tiba didepan mejanya, lalu menyajika segelas kopi hitam kesukaannya.dan juga seporsi puff pastry kesukaannya.
Sepertinya Riri memperhatikan sarapannya saat dilobi hotel tempo hari.
"Sebagai Sekretaris Bapak. Saya juga berkewajiban melayani semua kebutuhan yang dibutuhkan, bahkan tugas Office Boy juga dapat saya kerjakan," ucapnya dengan nada yang begitu sangat menggoda, bahkan terdengar mendesah.
Wuuuush
Tiba-tiba saja desiran angin kembali menyapu tengkuknya, dan aroma melati tercium diruang kerjanya.
Saat bersamaan, hasrat lelakinya muncul dengan cepat. "Dapatkah kamu keluar sejenak?" ucap Arka dengan suara yang terdengar berat.
Mendengar hal itu, Riri mengulas senyum misterius, lalu mengangguk dan beranjak keluar dari ruangan kerja sang atasannya.
Setelah Riri pergi, Arka melirik perkututnya yang terlihat menegang dan merasa sesak ingin segera keluar dari sarangnya.
"Ssssshhhs..." ia menggigit bibirnya. Lalu berlari ke kamar mandi dan mencoba menyalurkannya melalui sabun mandi cair yang tersedia.
Ia membayangkan wajah Riri sebagai objek fantasinya. Pria itu merasa sangat tersiksa, sebab setiap kali menatap RIri, selalu saja gairahnya menggebu.
Dengan nafasnya yang tersengal, ia mencapai puncak surgawinya, lalu merasakan tubuhnya seolah lemah.
Ia merutuki dirinya, karena akhir ya harua kembali mandi.
Setelah selesai membersihkan dirinya, ia akhirnya kembali bersiap untuk menuju ruang meeting. Ternyata Riri telah mengirimkan email untuk semua persiapan yang akan dipresentasekan.
Ia memandang puff pastry kesukaannya. Biasanya Gita sangat rajin sekali membuat roti renyah dan gurih tersebut untuknya dengan berbagai varian rasa.
Tiba-tiba saja ia teringat akan sang istri. Namun baru saja ia mengenang hal mania tentang kehidupannya bersama Gita, sesaat aroma bangkai terendus diindera penciumannya.
Ia merasakan benci kembali hadir dihatinya, dan hal itu membuatnya membuang semua hal tentang Gita.
Ia melirik kopi hitam yang hampir dingin. Ia ingin meneguknya, namun ponselnya berdering.
Drrrrt
Sebuah panggilan masuk dari CO yang mana saat ia mengangkatnya, ada panggilan untuk segera datang ke rapat penting yang sudah dihadiri oleh beberapa staf penting lainnya.
Ternyata ia sudah sangat terlambat.
Panggilan telepon berakhir, dan Arka tidak sempat untuk meminum kopinya, lalu memilih untuk menghadiri rapat yang ternyata sudah akan dimulai.
Saat ia sudah meninggalkan ruangan, seorang office boy datang dengan membawa kopi hitam dan juga puff pastri yang biasa dimakan oleh Arka.
Ketika melihat ada hidangan yang sama, sang Office Boy itu menukar kopi yang sudah dingin beserta puff pastry nya, lalu membawanya keluar "Heeeemm, kopinya sudah dingin," gumam pria berusia sekutar dua puluh lima tahun itu.
Setelah tiba diruang dapur, pria itu merasa jika itu sangat mubazir. Lalu tak ingin membuangnya. Ia mengambil es kristal dalam freezer, lalu menuangkan kopi hitam kedalam gelas lain, dan menyisakan bubuknya, dan meneguknya hingga tandas.
Tak lupa ia mengunyah puff pastry tersebut, lalu terlihat sangat santai dan menikmati moment terbaiknya.
Sementara itu, Arka telah selesai dengan meetingnya. Ia melihat Riri yang tampak menatapnya dengan tatapan yang berbeda, dan lagi-lagi wanita selalu saja membuatnya tergoda dan hal itu sungguh menyiksanya.
Semakin Riri menatapnya, maka deguban jantungnya semakin memburu dan ia sepertinya harus cepat pergi menghindari sang wanita.
Melihat CEO sudah keluar dari ruangan terlebih dahulu, maka Arka juga memilih pergi, dan meninggalkan Riri yang jelas terlihat sangat menggairahkan dengan sejuta pesona yang sangat indah.
Pria memilih untuk masuk keruangannya, sungguh dekat dengan Riri akan menjadi petaka yang sangat mengerikan.
Setelah duduk dikursi kebesarannya. Ia meraih gelas tersebut, lalu menyentuhnya dan masih terasa hangat. Ia segera menguknya, sebelum benar-benar dingin.
Lalu menggigit puff pastry dan mengunyahnya dengan rasa lapar yang tak dapat lagi ia tahan.
Setelah merasa perutnya terganjal, ia ingin meminta aang Office Boy untuk membawakannya galon air berisi penuh, sebab galon air miliknya sudah habis karena mania pada kopinya terlalu berlebihan, sehingga membuat lehernya terasa kering.
Ia mencoba menghubungi sang office Boy, sebab hanya pria itu yang dapat diandalkannya.
Beberapa panggilan tidak terjawab, hingga membuatnya sesikit kesal, sebab pemuda itu tidak menjawab panggilannya.
Karena merasa sesikit kesal, ia menghubungi security, dan memintanya mengambil galon air yang menjadi tempat menyimpan semua kebutuhan pangan.
Security itu mengiyakan perintah sang atasannya. Lalu bergegas menuju dapur untuk mengambil galon air yang diperintahkan padanya.
Saat ia tiba disapur, ia melihat sesuatu yang sangat mengerikan terjadi disepan matanya.
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔
kak Siti maaf bukan nya kondisi Gita sdg menstruasi yaa , lalu knp Gita Sholat Subuh berjamaah dg Arka ❓🤔