Meilika seorang siswi kelas 11 berparas cantik dan pintar...tapi akibat ulahnya sendiri dia merasakan akibat dari permainannya sendiri...
"Stop...hentikan..mas, aku hamil anak kamu". Semua orang terkejut mendengar ucapan gadis cantik yang menangis terisak, yang ditujukan pada mempelai pria tersebut.
Ya gadis itu adalah Meilika yang usianya baru 17 tahun
"Siapa kamu, aku tak mengenalmu..bagaimana aku bisa menghamilimu" ucap mempelai pria yang terkejut dengan ucapan meilika.
Penasaran? baca aja yuk
oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759🤭🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ini baru awal
Pengendara mobil itu turun dan menghampiri Meilika dengan wajah tersenyum. Meilika yang melihatnya sangat kesal karena ulah pengendara tersebut.
" Kevin," ucap Meilika pada pengendara mobil itu. Kevin, kakak kelasnya Meilika di sekolah. Kevin siswa yang terkenal tampan, dan populer di sekolahnya. Kevin sudah lama menyukai Meilika, dan sudah beberapa menyatakan perasaannya pada Meilika tapi selalu ditolak Meilika, karena Kevin juga terkenal sangat playboy. Namun Kevin tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta Meilika.
" Lo, apa-apaan si Vin. Loh mau bunuh gue?" lanjut meilika yang kesal melihat Kevin tersenyum.
" Sorry beb, gak mungkinlah kalau gue mau bunuh kamu, aku kan nggak bisa hidup tanpa kamu," ucap Kevin.
" Cuihh, jijik gue Vin dengernya. Udah ah, bisa telat gue karena ulah loh ini," Mei berbalik pergi meninggalkan kevin menaiki ojek online yang menunggunya. Namun langkahnya terhenti karena Kevin menahan lengan Meilika. Meilika menoleh ke arah Kevin.
" Apa lagi sih, Vin?" ucap Mei yang kesal.
"Sama gue aja, beb," ajak Kevin menarik tangan Meilika.
" Bab Beb, bab Beb, ogah gue bareng sama loh," Mei menepiskan tangan Kevin dan berbalik menuju ojol yang sudah menunggunya.
" Ayolah Mei, lagian tujuan kita searah," ucap Kevin.
" Ini pak, dia pergi sama saya," Kevin memberikan selembar uang 100 ribu pada Ojol yang sudah menunggu Meilika.
" Makasih, den," ucap pengemudi Ojol.
" Ayo," Kevin menarik tangan Mei dan membuka pintu mobil di sebelah kemudinya. Mei pun masuk ke dalamnya. Kevin memutari mobilnya dan membuka pintu di bagian kemudi mobilnya. Kevin masuk lalu mengemudikan mobilnya menuju sekolah mereka.
" Awas loh Vin, kalau gue telat," Mei melihat jam di pergelangan tangannya.
" Kamu tenang aja beb, kita gak akan telat," jawab Kevin.
Kevin biasa memanggil Meilika dengan panggilan beb, walaupun ia tahu kalau Meilika sudah menolaknya. Meilika yang sudah terbiasa dengan Kevin yang selalu memanggilnya dengan panggilan tersebut tidak juga menolak, karena Meilika menganggapnya biasa saja.
"kemarin, kenapa nggak masuk?" tanya Kevin.
"Sakit," jawab Mei singkat.
" Sakit? kamu sakit apa Beb?" Kevin mendadak menghentikan mobilnya, membuat Mei kaget dan menoleh melihat Mei.
" Apaan sih loh? lebai banget jadi orang, bikin orang jantungan aja. Udah, cepetan nanti kita telat," ucap Mei, Kevin masih menatap wajah Mei.
" Gue, nggak kenapa-napa. Gue kemarin masuk angin doang," lanjut Mei. Kevin pun langsung melajukan mobilnya.
***
Pukul 10.00, mobil Bima berhenti di depan bangunan yang menjulang tinggi. Bima masuk ke dalam gedung yang begitu besar dan menghampiri meja resepsionis di dalamnya.
"Bisa bertemu dengan Bapak Kaka Rahardian?" ucap Bima pada resepsionis tersebut.
" Maaf pak, dengan bapak siapa saya berbicara?" tanya Resepsionis.
" Bima. Bima Pranata," jawab Bima.
"Apa pak Bima sudah membuat janji?" tanyanya lagi.
" Belum, katakan saja Bima ingin bertemu," ucap Bima pada resepsionis yang bernama Dita, dilihat dari nametag yang dipakainya.
Dita pun langsung menghubungi sekretaris Kaka.
Tak lama Dita pun mempersilahkan Bima naik ke atas untuk menemui atasannya.
Sesampainya di depan ruangan Kaka, Bima dengan langkah tegap dan pasti mengetuk pintu Kaka.
Kaka yang sudah menunggunya mempersilahkan Bima masuk dan menyuruhnya duduk di sofa. Bima pun duduk di atas sofa. Kaka berjalan menghampiri dan mendekat ke arah sofa yang di duduki Bima. Kaka duduk di sofa single yang berhadapan dengan Bima. Kaka duduk dengan melipat salah satu kakinya dan diangkat ke atas salah satu kakinya.
" Ada apa?" tanya Kaka pada Bima.
" Masalahmu adalah denganku, Aku minta kau tidak menggangu Angel dan Meilika," ucap Bima.
"Hanya itu saja yang ingin kau katakan?" ucap Kaka datar.
" Aku minta maaf atas semua yang terjadi. Aku tau, kau tak akan mudah memaafkan kami. Tapi, jika kau ingin menghancurkan kami, cukup kau hancurkan saja aku, jangan mereka," ucap Bima.
Kaka yang sudah mulai membalas perbuatan yang dilakukan padanya. Kaka sudah mencabut semua kerjasamanya dengan perusahaan keluarga Angel. Sedangkan dengan Bima, Kaka sudah membuat saham perusahaan Bima anjlok.
Kaka hanya tersenyum miring mendengar ucapan Bima.
" Itu tidak sebanding dengan apa yang kalian perbuat, dan ini baru awal," ucap Kaka penuh penekanan.
"Kau, jangan coba-coba menyakiti mereka," ucap Bima yang marah dengan menarik kerah baju Kaka.
"Pergilah!" usir Kaka pada Bima dan menghempaskan tangan Bima dari kerah bajunya.
Bersambung
Terima kasih buat yang udah baca🤗
jangan lupa vote, like, komennya