NovelToon NovelToon
Bride Of The Fate

Bride Of The Fate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Beda Usia / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:447
Nilai: 5
Nama Author: Rustina Mulyawati

Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.

Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.

"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.

Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.

Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.

Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1. Kesalahan

   Hari menjelang sore. Nampak seorang gadis begitu sibuk menyiapkan keperluan untuk ibunya di rumah sakit. Namanya Anya Safira, usianya baru 20 tahun. Setelah lulus SMA ia langsung mencari pekerjaan untuk membiayai ibunya yang sakit dan adiknya yang masih sekolah SMP. Ayahnya sudah meninggal sejak satu tahun yang lalu, dan ia kini menjadi tulang punggung keluarga.

    Sudah dua minggu ibunya dirawat karena gagal ginjal. Sayangnya, penyakit ibunya sudah sangat parah dan jalan satu-satunya untuk bertahan dengan melakukan cuci darah secara rutin satu minggu dua kali. Dan untuk itu Anya butuh uang yang sangat banyak. Jadi, ia harus bekerja keras.

  "Bu? Hari ini Anya tugas sif malam. Jadi, malam ini Syella yang akan menemani Ibu, " ucap Anya sembari mengupas kulit jeruk.

    Syella adalah nama adiknya.

  "Iyah. Maafin Ibu yah, kamu harus bekerja keras seperti ini, " sahut Ranti, nama ibunya.

   "Jangan bilang begitu, selama ini ibu sudah bekerja keras untuk Anya dan Syella. Sekarang, Ibu fokus saja pada kesehatan Ibu," balas Anya dengan mengukir senyum di wajahnya.

    Tiba-tiba saja air mata jatuh di kedua ujung mata Ranti. Ia merasa sangat sedih melihat putrinya harus merelakan pendidikannya dan bekerja keras seperti ini. Ranti merasa sangat menyesal karena tidak bisa menjaga kesehatannya selama ini.

  "Bu? Kenapa Ibu menangis? Anya jadi ikut sedih kalau Ibu kayak gini, " ujar Anya seraya menaruh jeruk yang telah ia kupas di atas piring kecil.

   Lalu kemudian, Anya mendekat pada Ranti dan mengusap lembut kedua pipi Ranti yang sudah basah dengan air mata.

  "Kalau saja Ibu tidak sakit. Mungkin saat ini, kamu sudah menjadi seorang mahasiswi, bermain dengan teman-temanmu. Memikirkan hal itu saja, hati Ibu sangat sakit. Dan kamu harus menanggung beban seberat ini, " lirih Ranti tidak bisa membendung air matanya lagi.

   Anya refleks memeluk erat Ranti. Ia pun tidak bisa menahan air matanya lagi dan ikut menangis bersama Ranti.

  "Anya sama sekali tidak menyesal. Anya hanya ingin merawat Ibu dan berada di samping Ibu seperti ini. Anya tidak pernah merasa terbebani. Dan Anya senang bisa berbakti sama Ibu, " balas Anya dengan suara berat.

   Ranti membelai lembut rambut panjang Anya. "Terima kasih, sayang. Ibu bangga sama kamu, Nak, " sahut Ranti lagi.

   Tok... Tok... Tok...

    "Wah, ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan tanpa mengajak ku?" ucap Syella iri. Ia baru saja datang.

   Ranti dan Anya melepaskan pelukan mereka. Dan segera menyeka air mata masing-masing.

    "Kok, kamu belum ganti baju?" tanya Anya kepada Syella yang masih memakai baju seragamnya.

   "Aku tidak pulang dulu. Kakak, aku lapar. Ada makanan gak?" tanya Syella sambil mengusap perut keroncongannya.

   "Ya ampun! Ini, tadi Kakak udah beliin nasi padang. "

   "Asiiiik! Enak tuh! Aku makan dulu, yah!" seru Syella dengan penuh semangat mengambil nasi padang yang disodorkan Anya.

   "Ibu udah makan?" tanya Syella seraya mengambil suapan pertamanya.

  "Sudah. Pelan-pelan makannya. Nanti kamu tersedak, " jawab Ranti.

   Anya hanya menggeleng pelan kepalanya.

  "Yaudah, Kakaknya mau pulang. Siap-siap berangkat kerja. Kamu tolong jagain Ibu yah? Kalau ada apa-apa segera telepon Kakak, " ujar Anya.

   "Oke! " Balas Syella sambil mengacungkan jempolnya.

   "Bu? Anya pergi dulu, yah?"

    "Iyah, sayang. Hati-hati di jalan! "

    "Iyah, Bu."

                                 ****

      Malam pun tiba. Anya bekerja menjadi petugas kebersihan di sebuah hotel. Walaupun hanya jadi tukang bersih-bersih, ia bekerja dengan sangat giat.

      "Anya, jika sudah selesai disini. Tolong kamu bersihkan kamar 206, yah?" ujar kepala kebersihan.

    "Baik, Pak, " balas Anya segera pergi dengan peralatan kebersihannya ke lantai empat.

   Anya pun tiba di kamar 206. Tidak heran, memang terkadang banyak sekali tamu yang tidak bertanggung jawab. Kamarnya begitu berantakan, sampah di mana-mana, tempat tidur acak-acakan bahkan sprei kasurnya sampai terlepas.

   Anya hanya bisa menghela nafas berat. Ia tidak boleh mengeluh. Anya pun segera membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Lalu, melepas sprei kasur kemudian menggantinya.

    Ketika Anya sedang sibuk memasang sarung bantal yang baru. Seorang pria tiba-tiba masuk ke kamar dengan mabuk berat. Ia menutup pintu kamar dan menguncinya. Anya kaget ketika mendengar suara pintu yang terkunci. Ia berbalik badan dan membulatkan matanya melihat pria itu datang menghampirinya.

    "Maaf, Bapak ini siapa?" tanya Anya masih terdiam di tempatnya.

    Pria itu tidak langsung menggubris pertanyaan Anya. Ia hanya menatap wajah cantik Anya dengan penuh nafsu. Tatapan pria itu turun dari wajah ke dada sampai ke kaki Anya.

     "Sepertinya hari ini aku beruntung, " ujar pria tersebut sambil berjalan menghampiri Anya.

    "Bapak mau apa?" Anya refleks melangkah mundur tapi langkahnya terhenti karena mentok ke ranjang.

    Sementara langkah pria itu semakin dekat. Anya sangat takut sekali.

     "Jangan mendekat! Atau saya akan berteriak, " ancam Anya.

   Tetapi, pria itu malah mempercepat langkahnya. Anya hendak ingin lari, tetapi tangan pria itu dengan cepat menangkap tubuhnya dan mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Disusul oleh pria itu naik ke atasnya sambil membuka kancing bajunya.

     "Tolong...! To.... Mph!"

Anya ingin berteriak meminta tolong, tapi mulutnya dibekap langsung oleh tangan besar pria tersebut. Anya mencoba melawan tetapi kekuatannya sama sekali tidak sebanding dengan kekuatan pria tersebut.

   "Jangan teriak! Aku akan kasih kamu uang satu miliar jika kamu mau layani aku, " bisik pria tersebut.

   Mendengar nominal uang yang ditawarkan oleh pria itu, Anya sejenak terdiam. Tentu saja satu miliar itu uang yang sangat banyak. Dengan uang sebanyak itu, mungkin ia tidak perlu bekerja terlalu keras dan bisa merawat ibunya dengan baik serta ia bisa menyekolahkan adiknya hingga lulus kuliah. Anya tidak bisa berpikir jernih saat itu.

   Namun, tiba-tiba setelah melihat Anya tenang. Pria itu turun dari atas tubuh Anya. Dan ia pun berbaring disamping Anya.

   "Itu pun jika kau mau. Ahhh, aku sepertinya sudah gila. Bagaimana?" ucapnya sambil setengah sadar.

    Tanpa pikir panjang, Anya refleks mengangguk meng 'iyah' kan. Spontan senyuman kecil terukir di wajah tampan pria tersebut.

    [Ibu, maafkan Anya. Anya harus melakukan nya] bathin Anya.

    Anya tidak tahu keputusannya saat ini, akan mengubah nasib dan takdir dalam hidupnya.

   Pria itu pun menarik lengan Anya hingga tubuhnya menempel dengan tubuh pria tersebut. Wajahnya saling berdekatan. Anya sekilas menatap wajah tampan pria tersebut. Tanpa ragu pria itu langsung saja mencium bibir Anya dengan penuh hasrat dan semangat. Dan begitulah mereka melakukannya.

    Setelah selesai dan memakai bajunya kembali. Anya menagih apa yang dijanjikan oleh pria tersebut. Uang satu miliar yang ditawarkannya itu.

    "Kalau begitu, berikan apa yang sudah kamu tawarkan kepada saya, " ucap Anya.

  "Hah~ Baiklah. Akan kuberikan seperti yang ku janjikan, " balasnya sembari mengambil dompet dan memberikan kartu ATM yang di dalamnya berisi lima miliar.

   "Ambillah. PIN nya 280222," lanjut pria tersebut.

   Anya pun segera mengambil ATM tersebut dan pergi meninggalkan pria itu.

   Melihat kepergian Anya yang seperti itu, pria tersebut sedikit merasa kecewa.

  "Semua wanita sama saja, " ucapnya. Lalu ia pun terlelap tidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!