NovelToon NovelToon
World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Perperangan / Robot AI
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit Neo-Kyoto malam itu selalu sama: kabut asam bercampur polusi elektronik yang membuat bulan tampak seperti koin usang. Hujan buatan yang beraroma logam membasahi jalanan, memantulkan cahaya neon raksasa dari papan reklame yang tak pernah padam. Di tengah kekacauan visual itu, sosoknya berdiri tegak di atap gedung tertinggi, siluetnya menentang badai.

Kaelen. Bukan nama asli, tapi nama yang ia pilih ketika meninggalkan masa lalunya. Kaelen mengenakan trench coat panjang yang terbuat dari serat karbon, menutupi armor tipis yang terpasang di tubuhnya. Rambut peraknya basah kuyup, menempel di dahi, dan matanya memancarkan kilatan biru neon yang aneh. Itu adalah mata buatan, hadiah dari seorang ahli bedah siber yang terlalu murah hati. Di punggungnya, terikat sebuah pedang besar. Bukan pedang biasa, melainkan Katana Jiwa, pedang legendaris yang konon bisa memotong apa saja, baik materi maupun energi.

WORLD OF CYBERPUNK: NEO-KYOTO

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Langkah Pertama Peradaban Baru

Dengan perisai energi yang tak terlihat melindungi markas mereka, Kaelen, Anya, dan Sora memulai babak baru. Markas mereka, yang dulu hanya sebuah ruang tersembunyi di bawah gedung bobrok, kini berubah menjadi pusat komando yang canggih. Anya, dengan kekuatan Kode Genesis, mampu memanipulasi teknologi di seluruh gedung, mengubah sampah elektronik menjadi perangkat-perangkat fungsional.

Kaelen duduk di salah satu terminal, mengamati data intelijen yang dipindai oleh mata neonnya. "Sindikat-sindikat kriminal masih mencoba mencari kita. Mereka mengirimkan pemburu bayaran baru, tapi mereka tidak bisa menembus perisai kita."

Sora mengangguk, menganalisis data-data di terminal lain. "Kita aman di sini. Tapi kita tidak bisa selamanya bersembunyi. Kita harus mulai bertindak. Kita harus membangun peradaban baru yang kita impikan."

Anya berjalan ke tengah ruangan. Dengan tangannya, ia memproyeksikan hologram Neo-Kyoto. "Kita bisa menggunakan kekuatan Kode Genesis untuk membersihkan kota ini. Kita bisa menghancurkan korupsi, mengembalikan air bersih, dan menanam pohon-pohon di tengah kota."

"Itu berbahaya," kata Sora. "Jika kita mengubah Neo-Kyoto terlalu cepat, itu akan memicu perang. Para pemimpin korporasi dan sindikat kriminal tidak akan tinggal diam."

"Kalau begitu, kita tidak akan mengubahnya dengan kekuatan," jawab Kaelen. "Kita akan mengubahnya dengan harapan. Kita akan memberikan sesuatu yang tidak pernah mereka miliki sebelumnya: sebuah masa depan."

Mereka bertiga menyusun rencana. Anya akan menggunakan Kode Genesis untuk mengirimkan sinyal-sinyal rahasia ke seluruh Neo-Kyoto, memberikan informasi tentang cara mendapatkan air bersih, cara menanam tanaman di kota yang gersang, dan cara membangun sistem energi yang efisien. Sora akan menggunakan pengetahuannya tentang dunia kriminal untuk menyabotase operasi-operasi ilegal yang paling berbahaya, mengganggu sindikat-sindikat tanpa menimbulkan kekacauan. Dan Kaelen, dengan Katana Jiwanya, akan menjadi pelindung mereka, melawan siapa pun yang mencoba menghentikan mereka.

Langkah pertama mereka adalah menyebarkan harapan. Mereka menyiarkan pesan-pesan ke stasiun-stasiun radio yang ditinggalkan dan ke papan-papan reklame yang rusak. Pesan itu berisi informasi yang bisa membantu orang-orang kecil untuk bertahan hidup. Tanpa nama pengirim, tanpa tanda tangan, hanya informasi murni yang bisa mengubah hidup mereka.

Dan itu berhasil. Di sudut-sudut kota yang paling gelap, orang-orang mulai menemukan cara untuk mendapatkan air bersih. Tanaman-tanaman kecil mulai tumbuh di atap-atap gedung. Harapan mulai menyebar seperti api yang tak terkendali.

Namun, harapan juga membawa bahaya. Para pemimpin korporasi dan sindikat kriminal melihat hal ini sebagai ancaman. Mereka tidak bisa menemukan sumbernya, tapi mereka tahu bahwa itu ada. Mereka mulai meningkatkan keamanan dan menawarkan hadiah besar untuk kepala para "penyebar harapan".

"Mereka sudah mulai curiga," kata Sora. "Kita harus berhati-hati."

"Kita sudah tahu itu akan terjadi," jawab Kaelen. "Kita tidak bisa mengubah dunia tanpa musuh. Tapi kita tidak sendirian. Kita memiliki harapan."

Di tengah-tengah Neo-Kyoto yang gelap, sebuah fajar baru mulai terbit. Tiga pahlawan ini, yang dulunya hanyalah buronan, kini menjadi harapan bagi seluruh kota.

Dengan langkah pertama mereka yang berhasil, Kaelen, Anya, dan Sora telah menanamkan harapan di Neo-Kyoto. Namun, para musuh tidak tinggal diam.

Harapan yang disebarkan oleh Kaelen, Anya, dan Sora tumbuh dengan cepat, namun begitu pula dengan kebencian dari mereka yang berkuasa. Para pemimpin korporasi dan sindikat kriminal mengadakan pertemuan rahasia. Mereka tidak bisa menemukan sumbernya, tetapi mereka tahu bahwa harapan ini adalah virus yang bisa meruntuhkan kekuasaan mereka.

Di markas mereka yang tersembunyi, Anya melihat pergerakan di hologram. "Mereka bersatu," katanya dengan nada serius. "Semua faksi yang berkuasa, mereka membentuk aliansi."

Sora mengangguk. "Itu buruk. Sendirian mereka sudah kuat, apalagi jika bersatu. Mereka akan mencari tahu siapa kita, tidak peduli berapa pun biayanya."

Kaelen berdiri di dekat mereka, membersihkan Katana Jiwa-nya. "Biarkan mereka. Kita sudah siap."

Namun, di tengah-tengah semua itu, Kaelen merasakan ada sesuatu yang berbeda. Ada sebuah sinyal aneh yang muncul di feed data mereka. Sinyal itu bukan berasal dari faksi-faksi Neo-Kyoto. Itu adalah sinyal yang sangat tua, berasal dari luar kota.

"Apa itu?" tanya Anya.

Kaelen mengerutkan keningnya. "Aku tidak tahu. Tapi aku merasakan aura yang sama dengan Katana Jiwa-ku. Sinyal itu berasal dari masa lalu. Sinyal itu berasal dari klan-klan kuno."

Sinyal itu membawa mereka ke sebuah lokasi yang tersembunyi di pinggiran Neo-Kyoto, di sebuah stasiun kereta api bawah tanah yang sudah lama ditinggalkan. Di sana, mereka menemukan sebuah gerbang kuno yang tersembunyi di balik dinding.

"Ini seperti gerbang ke Dunia Bawah," bisik Anya.

"Tapi ini berbeda," kata Kaelen, menyentuh gerbang itu. "Gerbang ini memancarkan energi yang berbeda. Energi ini... penuh dengan kegelapan."

Dengan hati-hati, mereka membuka gerbang itu. Di dalamnya, mereka menemukan sebuah gua yang dipenuhi dengan teknologi kuno yang rusak dan terabaikan. Di tengah gua, terbaring sebuah sosok yang terbuat dari logam dan batu, dengan mata yang memancarkan cahaya merah.

"Ini adalah penjaga kuno," bisik Sora, suaranya dipenuhi rasa takut. "Penjaga yang dibuat oleh salah satu klan kuno. Klan yang dikira sudah punah. Klan Naga."

Penjaga itu terbangun, matanya menatap tajam ke arah Kaelen. "Pembawa pedang... kau bukan dari klan yang sama. Siapa kau?"

Kaelen mengangkat Katana Jiwa-nya. "Aku adalah Kaelen. Dan aku bukan musuhmu."

"Tidak," kata penjaga itu, suaranya seperti gemuruh. "Kau adalah ancaman. Kau adalah kekuatan yang tidak terikat pada klan. Kau harus dihancurkan."

Penjaga itu bangkit. Tubuhnya yang terbuat dari logam dan batu memancarkan aura kegelapan. Di tangannya, ia memegang sebuah tombak besar, jauh lebih besar dari tombak Sora. Pertarungan pun dimulai. Penjaga itu kuat, brutal, dan tak kenal ampun. Setiap serangannya menciptakan gelombang kejut yang membuat gua bergetar.

Kaelen, Anya, dan Sora harus bekerja sama. Kaelen menyerang dengan cepat, mencari celah di baju besi penjaga itu. Sora menggunakan tombak energinya untuk memblokir serangan dan menciptakan gangguan. Anya menggunakan Palu Perusaknya untuk memukul penjaga itu, menciptakan gelombang kejut yang membuatnya kewalahan.

Namun, penjaga itu terlalu kuat. Ia berhasil menangkap Kaelen dan melemparkannya ke dinding, melukai punggungnya. Ia lalu menangkap Anya dan menahannya.

"Sekarang," kata penjaga itu, "aku akan menghancurkan kalian semua."

Di saat yang paling kritis, sebuah suara muncul dari belakang mereka. "Tidak semudah itu, penjaga."

Dari bayangan, muncul seorang wanita yang mengenakan jubah hitam dengan logo naga di punggungnya. Ia memiliki rambut perak yang panjang, dan matanya memancarkan cahaya merah yang sama dengan penjaga itu. Ia adalah Raina, pemimpin Klan Naga.

"Sora," bisik Kaelen. "Itu... itu ibumu."

Sora terkejut. "Tidak... itu tidak mungkin."

Raina tersenyum. "Ya, ini ibumu, anakku. Dan aku akan membantumu. Penjaga ini adalah pelayanku. Kita akan bersama-sama menguasai dunia. Kita akan membangun masa depan yang baru, di bawah bendera Klan Naga."

Sora, Kaelen, dan Anya terdiam. Mereka telah mengalahkan Ryu Hoshi, namun sekarang mereka dihadapkan pada ancaman yang jauh lebih besar. Ancaman yang datang dari masa lalu, dari klan kuno yang mereka kira sudah punah.

1
Yusi Yustiani
Next...
Isa Tawaf
Semangat thorrr🔥🔥🔥
Isa Tawaf
Next thorrrr🔥
Nomaero
Fress banget Thor ini🥶
Nomaero
Nanggung😌
Asep Opow
Lanjutkan jngan kasih kendor thoorrrr
Asep Opow
🤯🤯🤯
Hidden
Semangat Thor 😁
Hidden
Mati semua kah??
Arifah Hidayat
Lanjutkannya ditunggu Thor udh tambah ke rak buku hehe
Arifah Hidayat
Mantep nih
Amrullah Algifari
moga up nya konsisten😁
Amrullah Algifari
Next next
Alvin Mirza
Next lanjutkan thorrrrr
Alvin Mirza
Next Thor masih penasaran, ga mungkin sampe sini ka?🤣
Alvin Mirza
Thor becanda
Alvin Mirza
pembawaan karakternya bagus
Alifa Alfatunisa
Aku suka cerita yg alurnya fantasi, kebanyakan rata2 alurnya hampir sama, TPI ini beda baru Nemu ada author yg buat cerita tema cyberpunk.
Keren Thor Aku ikutin novelnya😉😉😉
Alifa Alfatunisa
ditunggu lanjutannya Thor😉
Alifa Alfatunisa
MC Mati beberapa chapter🙃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!