Alexa Alvarez, seorang gadis yang tomboi, ceria, ahli bela diri, jenius tapi sangat ceroboh.
Javier Hernandez, tunangan asli Alexa yang belum pernah ditemuinya, Zaidan Hernandez, pria datar, kejam dan arrogan, Dia CEO ZH, Crops, yang juga Paman Javier, dan pria yang tidak sengaja tidur dengan Alexa.
Sampai suatu saat, Alexa salah mengenali, Zaidan sebagai tunangannya dan Javier sebagai CEO ZH, Crops.
Kisah mereka pun dimulai, antara Alexa, Zaidan dan Javier yang salah target.
Bianca, adik sepupu dari Javier, musuh dalam selimut Alexa.
Bianca orang yang hidup kembali, jadi Dia tahu cerita selanjutnya, yang selalu berusaha untuk membunuh Alexa agar bisa menjadi Nyonya besar Hernadez.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vhiy08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Romantis dan Definisi cinta ala Kenzo
"Apakah kau yakin tubuhmu sudah sehat?" Tanya Kenzo untuk yang kesekian kalinya pada Alexa yang tampak telah berganti pakaian.
"Tenanglah, aku tidak selemah itu," Sahut Alexa dengan tersenyum tipis.
"Ingat ya, kau sudah berjanji padaku, untuk tidak menghindari ku, apa lagi sampai memutuskan kontak denganku." Ucap Kenzo kembali mengingatkan.
"Jika aku tidak melihat langsung, aku rasa aku tidak akan percaya jika, seorang Kenzo Hernandez yang terkenal berdarah dingin dan datar, ini akan menjadi se cerewet ini." Ucap Alexa sambil memakai topinya lalu menatap Kenzo hangat dengan tersenyum tipis.
"Jika aku tidak begini, bukankah aku akan cepat kehilangan dirimu, kau akan cepat bosan padaku, cerewet ku ini natural, hanya dengan melihat mu saja, maka, cerewet ku ini akan mengalir begitu saja..." Sahut Kenzo dengan bangganya.
"Ya... Ya... Ya... Baiklah Tuan cerewet... Aku Alexa akan berjanji tidak akan pernah menghindari mu apa lagi menjauhi, akan aku pastikan , aku akan selalu memberikan kabar, setidaknya 3 kali dalam satu hari, akan selalu menerima panggilan telepon darimu kapanpun itu... Oke... Apa kau puas..." Ucap Alexa sambil menghentikan pekerjaan yang sedang dilakukan nya.
"Puas... Jangn lupa apa yang baru saja kau ucapkan ini, lihat aku juga telah merekamnya..." Ucap Kenzo sambil menunjukkan layar ponselnya dengan tersenyum licik.
"Astaga... Apa yang kau lakukan... Dasar," Sahut Alexa sambil berkacak pinggang.
"Sekadar pengingat, jika suatu saat ada orang yang lupa." Sahut Kenzo santai sambil memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya, sementara Alexa hanya menggelengkan kepalanya pasrah.
"Setelah kau tahu jika calon tunanganMu yang sesungguhnya bukan aku, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Kenzo mengalihkan pembicaraan setelah terdiam sejenak sambil menyerahkan kotak obat pada Alexa.
"Aku masih belum tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya, tapi, yang pastinya aku akan menunggu tindakan mereka dulu, semua ini sungguh sangat mengejutkan... Dan sungguh diluar prediksi ku," Ucap Alexa setelah terdiam sejenak.
Terus terang saja dirinya bingung, harus menjelaskan dari mana, dirinya sudah pernah tidur dengan pria yang tidur dengan pria yang tidak dikenalnya.
Walaupun semua itu bukanlah kesengajaan, tapi, tetap saja itu satu titik noda.
Setelah pingsan tadi, dirinya baru sadar, jika selama ini dunia yang ditinggali nya itu hanya sebuah novel yang pernah dibacanya.
Tapi, dari apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu, ada beberapa perbedaan dengan cerita aslinya, akankah karena campur tangan dan ketidak tahuan nya ini telah memacu plot twist nya.
Tapi, satu pertanyaan yang selalu mengganjal dihatinya sejak malam itu, semua keahlian serta cerita tentang dirinya tidak jauh berbeda dengan dunia aslinya.
Nama, status serta nasibnya pun tidak jauh berbeda.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dirinya tidak bisa membedakan, inikah dunia aslinya, atau dunia sebelumnya lah yang sesungguhnya.
"Kak Ken... Bisakah aku berbicara serius denganmu?" Tanya Alexa dengan raut wajah yang serius.
"Baiklah... Ayo bicara," Sahut Kenzo sambil menepuk sofa disampingnya.
"Ada apa hemmm..." Tanya Kenzo sambil menyelipkan rambut Alexa kebelakang telinganya.
"Jika... Jika aku mengatakan, bahwa dunia... Dunia yang kita tempati ini hanya sebuah cerita dalam novel apakah kau akan percaya?" Tanya Alexa ragu-ragu sambil mengamati ekspresi wajah Kenzo yang tampak serius dan biasa saja..
"Lalu?" Tanya Kenzo yang sontak tampak lebih serius menatap wajah Alexa menunggu kelanjutan ceritanya.
"Dan didalam novel ini, pemeran utamanya adalah... Adalah Javier... Dan... Dan... Pemeran utama wanitanya... Aku... Tapi, tapi... Pemeran utamanya berakhir tragis, karena... Karena sebuah fitnah... Dan... Dan takdir mu menjadi seorang antagonis kejam yang berdarah dingin dan membantai seluruh keluargaku hanya untuk membantu membalaskan dendam sang pemeran utama wanita lainya. Apa... Apa kau akan percaya," Ucap Alexa pelan dan tergagap, ada rasa takut dan khawatir yang dapat terdengar jelas dari suaranya.
"Perkenalan antara kau dan aku sebelumnya salah, kita terhubung karena kesalah pahaman..." Ucap Alexa lagi dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Pada akhirnya, wanita yang kau cintai bukanlah aku... Tapi pemeran utama wanitanya setelah kematian ku... Disini... Di sini tidak tertulis kisah... Kisah tentang kita... Kau... Kau akan jatuh cinta pada gadis lain, dan aku... Aku akan berakhir... Berakhir..." Lanjut Alexa sambil menggigit bibirnya menahan rasa pilu dan sakit dihatinya disertai dengan Isak tangis yang entah mengapa keluar tanpa bisa dikendalikannya.
Cup...
Sebuah bibir lembut menempel dibibir mungilnya, menghentikan ucapannya dan tangan yang menahan tengkuknya.
Untuk sejenak bibir itu hanya diam tanpa bergerak sedikitpun.
Mata Alexa sontak melotot seketika, disertai badannya yang menegang, seketika pikirannya kosong.
Selang beberapa detik kemudian, bibir itu terasa bergerak melumat lembut bibirnya, teramat lembut hingga tanpa sadar bibirnya pun ikut mengikuti gerakan bibir itu dan tangannya ikut bergerak mengalungi leher Kenzo.
Kepala mereka pun perlahan bergerak teratur ke kanan dan kekiri, ciuman tulus tanpa disertai nafsu.
Tampak Alexa menepuk pundak Kenzo beberapa kali, dan bibir mereka pun terlepas tanda berakhirnya ciuman manis itu.
Namun, dahi mereka masih tampak saling menempel dengan mata yang masih terpejam, tangan Kenzo yang menempel dikedua pipi Alexa dan mengelus pipi Alexa dengan ibu jarinya lembut menghapus jejak air mata yang masih tertinggal.
Alexa yang masih terlihat berusaha mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Sedangkan kenzo tampak menarik garis bibirnya membentuk senyuman manis, Dia masih dapat merasakan Alexa yang masih berusaha mengatur nafasnya.
"Dengarkan aku, Honey... Siapapun, atau dimanapun kita tinggal, mau itu dibulan, di planet, novel atau neraka sekalipun, jika disana ada dirimu maka itulah duniaku, jadi aku tidak perduli itu semua, yang aku pedulikan dirimu ada, hanya dirimu... Bukan yang lain, Apa kau mengerti?" Ucap Kenzo lembut sambil kembali mencium dahi dan kedua mata Alexa sebelum dirinya menjauhkan wajah Alexa dari dirinya.
"Jika kau masih ragu, maka, carilah jawabannya, aku masih akan tetap disini, jika kau lelah... Maka kembalilah..." Ucap Kenzo lagi sambil mengusap bibir mungil Alexa yang masih terdapat air liurnya sambil tersenyum bahagia.
"Jangan fikirkan apapun, lakukan semua yang ingin kau lakukan, kita bisa menulis takdir kita sendiri, jika kita ingin akhir yang bahagia maka kita harus memperjuangkan nya..." Lanjutnya lagi.
"Jikapun akhirnya kau akan meninggalkan dunia ini, maka jangan takut, aku bisa pastikan, jika aku akan menjemputmu dimanapun itu, walau ditangan dewa Yama sekalipun, atau digerbang akhirat." Ucap Kenzo tegas menyakinkan Alexa yang tampak kembali meneteskan air mata.
"Seperti yang telah kau katakan tadi, disini kau mungkin tidak dapat menemukan cerita tentang cinta kita, jika hanya itu alasannya, kau jangan takut, aku ini seorang CEO, pernah juga belajar sastra, jadi sekali lagi jangan takut tidak ada cerita kita, kita bisa menulis ulang cerita tentang kita berdua disini, kita ukir kisah paling romantis, paling manis, paling mengharukan, dan penuh kebahagiaan, hanya kisah kita yang akan memenuhi dunia ini, kau dan aku..." Ucap Kenzo sambil membawa tubuh mungil Alexa kedalam pelukan hangatnya.
"Selesaikan masalah antara kau dan Javier, jangan takut akan apapun, aku akan selalu ada dibelakang mu." Bisik Kenzo sambil menjatuhkan kecupan hangat penuh perasaan di dahi Alexa.
"Mengapa kau begitu baik padaku...? Mengapa kau bisa percaya begitu saja pada ucapan ku tanpa keraguan sedikitpun?" Tanya Alexa dengan suaranya yang bergetar.
"Aku akan selalu percaya pada apapun itu, walau hal yang mustahil sekalipun, asal itu kau yang mengatakan nya, maka aku akan mempercayainya tanpa keraguan sedikitpun. Bukankah aku sudah berjanji untuk mempercayai mu tanpa syarat..." Sahut Kenzo dengan dahu yang diletakkan nya diatas pucuk kepala Alexa, dan sambil memejamkan mata dan tangan yang terus membelai lembut punggung Alexa.
"Aku tahu masih banyak luka yang harus kau sembuhkan terlebih dahulu, tapi, satu hal yang harus kau ingat, sekarang kau tidak sendiri lagi, kau bisa mengandalkan aku, jadi aku pasti akan membantumu untuk mengobatinya, lukamu, ataupun trauma mu..." Lanjut Kenzo sambil menunjuk dada dan pelipisnya, dan Alexa tampak menganggukkan kepalanya dalam dekapan Kenzo.
"Dari sekian kesalahan yang pernah aku lakukan, kesalahan mengenalmu adalah kesalahan yang paling aku syukuri, karena kesalahan ini membuat aku beruntung." Ucap Alexa sambil tersenyum dan memejamkan matanya bersandar di dada bidang dan liat milik Kenzo.
*
*
*
"Gara! Apa kau belum juga mendapatkan kabar dari gadis itu?" Tanya Javier dari balik berkas yang sedang dibacanya.
"Belum, Tuan, sepertinya sudah beberapa hari ini, Nona Alexa belum kembali lagi ke apartemen tempat biasanya Dia tinggali." Sahut Gara sambil menghembuskan nafas dalam-dalam.
Sejujurnya saja Gara sangat iba melihat Javier. Karena Dia yang sangat tahu betul apa yang telah dialami oleh Tuan mudanya itu selama ini.
Dibawah tekanan Laras yang sangat ambisius, dan ayah yang tampak tidak perduli padanya.
Tuan mudanya itu sangat mudah dipengaruhi oleh Laras, semuanya harus dibawah kendalinya.
Apa saja... Dan Tuan muda nya itu tidak bisa menolak kerena Laras telah ditinggalkan oleh Kenan disaat dirinya baru berusia 2 tahun selalu didoktrin untuk menjadi yang tertinggi dikelasnya dalam setiap hal dan harus lebih sempurna.
Baru kali ini, untuk pertama kalinya Javier bertanya sesuatu yang berada diluar perencanaan orang lain, ini pertanyaan pribadi yang datang dari dalam hatinya. Akhirnya, Tuan muda nya bisa memiliki perasaan, tidak hanya sepeti robot yang tidak mempunyai emosi.
"Sepertinya kinerja mu sudah mulai menurun, apakah kau membutuhkan pelatihan lagi?" Tanya Javier datar dengan sorot mata yang kesal.
"Tidak, Tuan... Terima kasih..." Sahut Gara cepat.
"Hallo!!! Kak Javier..." Terdengar suara manja yang diiringi dengan ketukan heels yang beradu dengan lantai.
"Kak... Apa kau sibuk?" Tanya Bianca yang langsung berdiri disamping Javier dan dengan gerakan Slowmo Bianca mengambil berkas yang sedang dipegang nya.
"Kak... Temani aku ke butik ya... Aku ingin mencari gaun..." Ucap Bianca sambil memutar kursi Javier untuk menghadap padanya, lalu Bianca merendahkan tubuhnya dengan kedua tangan yang mengurung tubuh Javier di kursi itu.
"Aku sibuk," Sahut Javier singkat sambil mengalihkan pandangannya kesamping menghindari pemandangan yang disuguhkan oleh Bianca.
"Kak, bukankah Kau sudah berjanji pada Mommy untuk menjagaku selama aku tinggal disini? Lagi pula aku sudah mendapatkan izin dari Untie Laras," Ucap Bianca sambil mengelus bahu Javier dan terus naik hingga mencapai dadanya.
"Apa kau masih tidak setuju? Atau perlu aku menghubungi Untie Laras lagi untuk meyakinkan mu?" Ucap Bianca lagi sambil tersenyum menggoda dan mulai meraba dada bidang Javier.
"Baiklah..." Ucap Javier refleks menangkap tangan Bianca, lalu sejenak memejamkan matanya meredam emosi yang mulai bergejolak.
"Tapi, Tuan, sebentar lagi akan ada rapat yang akan membahas kerja sama yang sedang kita tangani." Ucap Gara cepat mencoba mencegah kepergian Javier.
"Kau akan mewakili ku, jika tidak bisa, maka kau undur saja nanti sore." Sahut Javier sambil berdiri.
Dan Bianca tampak tersenyum puas penuh kemenangan, lalu menatap Gara dengan remeh dan senyum sinis, Bianca mempercepat langkahnya lalu segera bergelayut manja ditangan kekar Javier.
'Aku tidak akan melepaskan keduanya... Lihatlah Alexa, pria mu akan segera menjadi milikku.' Ucap Bianca dengan tersenyum licik.