NovelToon NovelToon
Saat Nafkah Tak Lagi Cukup

Saat Nafkah Tak Lagi Cukup

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Duda / Berondong
Popularitas:34.3k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Naren kehilangan pekerjaannya dan terpaksa kerja serabutan demi menghidupi istri serta tiga anaknya.

Namun pengorbanannya tidak cukup untuk menahan hati Nadira, sang istri, yang lelah hidup dalam kekurangan dan akhirnya mencari kenyamanan di pelukan pria lain.

Di tengah getirnya hidup, Naren berjuang menahan amarah dan mempertahankan keluarganya yang perlahan hancur.

Mampukah Naren tetap mempertahankan keluarga kecilnya di tengah peliknya kehidupan? Menurunkan Ego dan memaafkan istrinya demi sang buah hati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belum, tapi akan

"Wah ini rumah siapa ayah?"

Pertanyaan dan ekspresi terkejut yang dilakukan Naresa membuat Arina tertawa kecil, dia gemas melihat tingkah anak-anak Naren. Terlebih saat perjalanan pulang tadi. Bahkan mereka mampir ke rumah orang tua Naren untuk memberitahukan perihal keputusan mereka yang akan mengambil anak-anak.

Arina tidak membenci anal-anak, tapi ia juga tidak terlalu dekat dengan anak-anak sehingga ada sedikit jarak di antara mereka.

"Ini rumah baru kalian," jawab Arina. "Bagaimana bagus kan? Selain luas ada taman bermain dan kolam renang juga."

"Benarkah tante?" Mata Darian membola.

"Benar dong, masa tante bohong." Arina mengulum senyum.

Berbeda dengan Naren yang kerepotan mengendong Seren. Balita itu tidur saat perjalanan dan dipangku oleh Arina.

"Untuk sekarang Seren tidur di kamar aku saja, terus Darian dan Naresa tidur di kamar sebelah. Nanti aku suruh orang untuk merenovasi kamar," ujar Arina yang berjalan beriringan dengan Naren.

"Terimakasih Arina."

"Sama-sama."

Wanita itu berbelok ke arah lain, menitipkan anak-anak Naren pada pelayan dan menyuruh mereka melaporkan kalau saja om Bram berserta keluarganya aneh-aneh.

Sedangkan Naren sendiri masih sibuk di kamar mengurus Seren. Saat akan meletakkan tas kecil, ia tidak sengaja melihat kalender di atas meja. Ada tanggal yang sengaja di tandai.

Hari lahir Arina

Keterangan itu di sertai emot sedih, mungkin karena ini ulang tahun pertama tanpa kehadiran orang tuanya.

"Satu minggu lagi," gumam Naren.

"Apa yang mas Naren lihat?"

"Nggak ada." Naren sedikit terkejut.

"Kalau mas merasakan hal aneh di rumah ini katakan saja. Aku yang membawa mas ke kehidupanku jadi ...."

"Kamu salah, aku yang membawamu kekehidupanku. Aku yang berjanji pada sang pengcipta." Naren tersenyum.

"Terserah mas Naren saja lah, selalu saja aku kalah berdebat."

Arina mendaratkan tubuhnya di sofa, membuka laptop untuk mengecek situasi di kantor melalui orang kepercayaan ayahnya. Sesekali keningnya mengerut, kadang pula tersenyum tipis dan itu semua tidak luput dari perhatian Naren.

Jarum jam terus berganti tetapi Arina tidak kunjung beranjak dari duduknya, masih fokus pada layar laptop. Bahkan keberadaan Naren yang keluar masuk dari kamar untuk mengurus anak-anaknya tidak membuat fokus Arina buyar.

Anehnya ketika sebuah gelas di letakkan begitu hati-hati di dekat laptop membuat wanita itu bergeming. Mendongak dan tersenyum pada pria yang duduk di hadapannya.

"Kata mbak kamu selalu minum susu di malam hari," ujar Naren.

"Terimakasih Mas. Aku terlalu sibuk sampai melupakan kebiasaan sendiri." Arina meraih gelas hangat itu dan menyesapnya sedikit demi sedikit.

"Ada yang bisa aku bantu?"

"Ada."

"Apa?"

"Tidur."

"Keberadaanku menganggumu?" Naren sedikit terkejut.

"Bukan, tapi mas harus bangun pagi-pagi banget besok soalnya ada sift pagi, bagaimana sih."

"Oh iya." Naren menyengir, tetapi belum juga beranjak. Ia memperhatikan Arina, berusaha membaca karakter wanita di hadapannya tapi sulit untuk ia lakukan.

Arina selalu bersikap hal buruk yang menimpanya tidak pernah terjadi. Yang Naren takutkan wanita itu hanya menyembunyikan luka.

"Kalau diliatin terus pekerjaan aku nggak bakal selesai karena grogi," guman Arina yang menyadari tatapan Naren.

Akhirnya Naren beranjak, tetapi deringan ponsel menghentikannya melangkah lebih jauh, apalagi melihat raut wajah Arina yang berubah drastis.

"Sudah aku katakan sejak awal kita putus, aku sudah menikah. Lagi pula apa yang kamu permasalahkan?"

"Nggak bisa seenaknya mengakhiri hubungan dong. Kamu itu milik aku Rin. Kita pacaran tiga tahun."

"Aku nggak bisa. Aku ...."

Arina terkejut ketika ponselnya berpindah tangan secepat kilat. Ia tidak menyangka Naren mengambil benda pipihnya tanpa izin lebih dulu.

"Jika terus menganggu istri saya. Saya bisa melaporkan kamu ke pihak berwajib!"

Naren memutuskan sambungan telepon begitu saja dan menyerahkan benda pipih itu pada pemiliknya.

"Maaf aku lancang mencampuri urusanmu, tapi semalam aku nggak sengaja melihat lehermu memar seperti habis dicekik. Aku juga nggak sengaja melihat pesan ancaman dari mantan kekasihmu."

"Aku cuma nggak suka ada laki-laki yang suka bermain fisik pada perempuan."

"Sekarang aku tahu kenapa Nadira dan Shanaya menyukaimu." Arina tersenyum. "Dan sepertinya mas Naren nggak pantas berada di publik, soalnya terlalu baik. Perhatian, meski nggak punya rasa."

Benar, Naren setuju dengan ucapan Arina. Dia terlalu perhatian pada orang terdekatnya sehingga sering kali disalah artikan oleh mereka.

"Maksud aku bukan begitu Mas, aku .... Ah mulut aku suka banget mengeluarin kata-kata nggak difilter," gerutu Arina.

"Padahal aku nggak tersinggung dengan ucapanmu. Kalau kamu keberatan aku bisa menguranginya pada orang lain."

"Maksudnya apa nih?" Goda Arina. "Mas Naren suka ya sama aku?"

"Belum, tapi aku akan berusaha."

.

.

.

.

.

.

Selamat pagi😘

1
Arsyad Algifari.
siapa yang ga jatuh cinta coba di ratukan suami adalah kebahagiaan semua wanita 😍😍😍
nyesel senyesel nyeselnya ga tuh Nadira membuang naren .jarang" ada suami seperti naren di dunia nyata
𝕊𝕚𝕥𝕚 𝕄𝕒𝕣𝕚𝕪𝕒𝕥𝕦𝕟
kurang panjang thor
Sunaryati
Syukurlah akhirnya Mas Naren dapat buka segel istri dadakan, ternyata telah tumbuh cinta, apalagi dengan lapang dada menerima 3 anak Naren, luar biasa
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah udah dpt vitamin ya mas naren
Nena Anwar
atuh gimana Arina gk cepet jatuh cinta kalo perlakuan Naren kaya begitu mah semua ciwi ciwi juga pasti akan langsung jatuh cinta sejatuh jatuhnya,,,semoga retensi novelnya naik dan bagus ya Thor semangat 💪
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: Aamiin, semoga saja
total 1 replies
sryharty
Alhamdulillah akhirnya pecah telor ya mas Naren
arina sekarang udah jadi istri yang sesungguhnya
semoga kalian bahagia..
terimakasih ka susanti babnya panjangaaaaang banget
aku suka aku sukaaaaaa😍
Sunaryati
Jawabnya bersama- sama nanti. Persahabatan yang bagus dan kompak, lebih mementingkan persahabatan dari pada ego pribadi.
sryharty
ka 2 bab lah sehari
kenapa sekarang pelit banget seh up nya,,
ayolah mas Naren bilang kalo tante Arina sekarang istri Ayah
jadi kalian juga boleh memanggil Tante Arin mama atau ibu atau bunda wes karepe kalian senyaman nya kalian aja lah
sryharty: semangattt ka Santi 🙏🙏💪
total 2 replies
Nena Anwar
ayo jelaskan Naren biar Naresa gk penasaran dan bingung
Arsyad Algifari.
kalau arina ga pernah melihat jasad orang tua nya ada kemungkinan mereka masih hidup dan di sembunyikan oleh Bram
Nena Anwar
semoga Naren dan Arina hidup bahagia
Sunaryati
Serasa emak baru baca kok habis
sryharty
sungguh teganya teganya teganya
masa cuma satu bab doang,,satu lagi lah ka Santi
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: besok ya heheheh
total 1 replies
Ayu
hari Senin waktunya kasih vote 😍
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: terimakasih🥰
total 1 replies
tris tanto
ini bukan berhenti tp dipecat beda dong
tris tanto: lebih diberhentikan paksa scr tdk terhomat pdh gk ngelakuin apa2,ya kali dia gk dpt apa2
total 1 replies
sryharty
duuh baru bisa baca pagi
ayo mas Naren bantu istri cantikmu buat pecahin telor om bram
eeh masalah om bram maksudnya 🤭🤭
Nena Anwar
pas banget yg dikeluhkan Arina soal keuangan perusahaan dan Naren orang yg pernah menjadi manager keuangan, kamu gk salah orang Arina jika meminta bantuan sama Naren dan tentang kecelakaan orang tua kamu Narin bisa jadi itu ulahnya si Bram
Nena Anwar
Naren puber lagi 🤣,,,Nadira dan Shanaya hebat gk ada yg egois tetep mempertahankan persahabatan mereka
Sunaryati
Emak juga menduga sejak awal kemungkinan meninggalnya orang tuamu ada kaitannya dengan Bram, semoga di tangan your husband, kecurangan Bram ditemukan besets buktinya
sryharty
rin tak kira kamu ga mau terima mas Naren
kan mau aku gondol mas Naren nya kalo kamu ga mau😄
persahabatan kalian memang the best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!