NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XIX: Kebenaran di Rekaman Terakhir

Rasa sakit di punggung Arion terasa tajam, tetapi rasa sakit terbesar adalah pengkhianatan Kyra dan kengerian dari kekuatan Luna yang baru terlepas. Ia terbaring di lantai, menatap dua wajah bidadari yang kini tampak seperti dewi kuno yang menuntut pemujaan.

"Kami tidak akan menyakitimu, Kak Arion. Kami hanya memastikan kau mengerti," ujar Luna, suaranya kembali lembut, tetapi Arion tahu kelembutan itu adalah kendali. "Kau milik kami. Dan kami adalah Jangkar-mu."

Kyra mengulurkan tangan ke Arion. "Bangun, Kak. Malam ini masih panjang. Kami akan menunjukkan kamar Jangkar yang baru."

Arion menepis tangan Kyra. Ia bangkit perlahan, tubuhnya kaku, tetapi pikirannya kembali logis. Ia harus memprioritaskan. Ia harus segera melihat isi flash drive itu.

"Aku akan kembali ke kamarku. Aku butuh waktu untuk mencerna ini," kata Arion, suaranya rendah dan penuh otoritas yang tersisa.

Anehnya, mereka membiarkannya.

"Tentu saja, Kak. Istirahatlah. Kami akan menunggumu di bawah," Luna tersenyum, berbalik dan kembali ke ruang tengah, seolah tidak ada yang terjadi.

Kyra menatap Arion di tangga. "Kau punya waktu. Tapi jangan membuat kami menunggu terlalu lama. Dan ingat, flash drive itu hanya berisi kehancuran. Rekaman terakhir adalah peringatan."

Arion mencapai kamarnya, mengunci pintu, dan menghela napas lega. Mereka membiarkannya bebas, bukan karena belas kasihan, melainkan karena keyakinan penuh bahwa ia telah terkunci secara psikologis. Mereka yakin, ia akan kembali kepada mereka.

Arion segera mengambil flash drive dari saku jasnya. Ia memasukkannya ke laptopnya.

Di dalamnya, terdapat puluhan file video dan dokumen. Arion mengabaikan file yang berjudul 'Daftar Nama Ikatan' dan 'Rencana Evakuasi'. Ia mencari video yang ditandai Elara: "Rekaman Terakhir."

Arion mengeklik file video itu.

Layar laptop menyala. Wajah Elara Sasmita muncul. Ia terlihat kurus, matanya lelah, tetapi tegas.

"Jika kamu menonton ini, Jangkar Masa Depan, berarti aku sudah pergi, dan Gelang Luna telah terlepas," suara Elara serak, “Dan kamu telah memilih untuk bertahan. Pilihan yang berani, dan mungkin bodoh.”

Elara melanjutkan, menjelaskan tentang potensi yang dimiliki Luna dan Kyra.

"Mereka bukan korban biasa. Ikatan Mata ingin mengendalikan mereka karena mereka lahir dengan kemampuan Proyeksi Emosi yang Berwujud. Luna adalah kekuatan murni; dia bisa memproyeksikan emosinya ke lingkungan fisik (serangan gelombang kejut yang kau rasakan). Kyra adalah Pengendali; dia bisa memanipulasi emosi orang lain (keterikatanmu pada mereka)."

Arion mencengkeram laptopnya. Kekuatan Luna bukanlah sihir, melainkan proyeksi energi emosional. Dan Kyra adalah manipulator emosi.

Elara terbatuk. "Aku menciptakan mitos Ikatan Mata takut pada cinta terlarang. Tapi kebenaran yang harus kau hadapi, Jangkar, adalah: Luna bisa menjadi stabil HANYA jika dia percaya bahwa emosi posesifnya dibalas dan dibutuhkan oleh Jangkar-nya. Dia butuh kontrol mutlak atas dirimu untuk mengendalikan dirinya sendiri."

"Dan Kyra… dia memanipulasi emosi orang lain, tapi ia tidak bisa memanipulasi emosinya sendiri. Satu-satunya emosi yang tidak bisa ia kendalikan adalah rasa cemburu terhadap Luna. Jika Luna mengambil semua perhatianmu, Kyra akan hancur dan menjadi liar."

Wajah Elara mendekat ke kamera, matanya penuh peringatan. "Cara terbaik untuk menghentikan Luna adalah dengan memancing kecemburuan Kyra. Hanya Kyra yang bisa mengendalikan Luna jika dia lepas kendali, karena mereka memiliki koneksi yang mendalam."

"Jangkar harus memecah belah. Bukan menyatukan. Tapi risiko itu sangat besar. Jika Kyra cemburu, dia akan menjadi liar dan menyerangmu. Kamu harus memilih: Hadapi kekuatan liar Luna, atau hadapi kebencian Kyra."

Video berakhir.

Arion menatap layar yang gelap. Skenario yang paling mengerikan adalah: untuk mengendalikan salah satu, ia harus menghadapi yang lain. Jika Luna lepas kendali, ia harus membuat Kyra cemburu. Jika Kyra cemburu, ia akan menyerang.

Ia menyadari bahwa tindakan Kyra mengundang Risa adalah upaya putus asa untuk membuat Luna stabil melalui pelepasan yang terkontrol, sekaligus menguji apakah Arion akan memilih Luna.

Tapi sekarang, Kyra tahu Arion melanggar. Dan Kyra tahu Arion memiliki rekaman itu.

Arion harus bertindak cepat. Ia menghapus file rekaman itu dari laptopnya, tetapi ia menyalin flash drive itu ke tempat lain yang sangat rahasia.

Ia harus kembali ke bawah. Ia adalah Jangkar mereka. Dan Jangkar itu harus segera memulai permainan barunya.

Arion membuka pintu kamarnya dan menuruni tangga. Ia menemukan Luna dan Kyra duduk di sofa ruang tengah, menunggunya dalam keheningan yang tegang.

Arion berjalan, berdiri di depan mereka. Ia menatap Luna, dan kemudian beralih ke Kyra.

"Aku sudah mencerna apa yang terjadi. Dan aku sudah mengambil keputusan," kata Arion, nadanya tenang, dingin, dan penuh kendali.

Luna tersenyum lembut. "Kami tahu Kakak akan memilih kami."

Arion mengangguk, lalu perlahan ia memindahkan pandangannya dari Luna, dan memfokuskannya sepenuhnya pada Kyra. Ia mengambil tangan Kyra, yang memiliki gelang emas Mata Terbuka.

"Ya. Aku memilih. Aku memilih Pengawas," Arion berkata, dengan nada penuh makna yang disengaja.

Luna tersentak. Matanya membesar, dipenuhi keterkejutan dan rasa sakit.

"Kyra adalah yang paling kuat. Dia yang paling cerdas. Dia yang paling tahu cara menjaga kita semua. Mulai sekarang, aku adalah Jangkar-mu, Kyra," Arion melanjutkan, ia mencium kening Kyra dengan keintiman yang disengaja.

Kyra membeku. Air mata yang seharusnya menjadi alat Luna kini menggenang di mata Kyra. Itu bukan air mata kegembiraan, melainkan kebahagiaan yang terlalu intens dan kebingungan yang mendalam.

Luna tidak bergerak. Ia hanya menatap pergelangan tangannya yang kosong, tempat Gelang perak itu tadinya tersemat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!