NovelToon NovelToon
I Want You

I Want You

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romantis / Office Romance / Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangan dan kakak kandungnya membuat Rada mengambil keputusan untuk meninggalkan New York dan kembali ke Indonesia.

Pernikahan yang gagal membuat Rada menutup hati dan tidak ingin jatuh cinta lagi, tapi pertemuan dengan Gavin membuatnya belajar arti cinta sejati.

Saat Gavin menginginkan sesuatu, tidak ada yang bisa menolaknya termasuk keinginan untuk menikahi Rada. Ia tahu hati Rada sudah beku, tetapi Gavin punya segala cara untuk menarik wanita itu ke sisinya.



Cerita ini murni ide penulis, kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah karangan penulis dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13

Malam harinya langit Jakarta tampak berkilau oleh cahaya kota. Mobil hitam keluarga Argaya meluncur masuk ke halaman rumah keluarga Agler yang megah. Rumah bergaya klasik modern dengan taman yang tertata rapi dan air mancur kecil di tengah pelataran.

Begitu mobil berhenti, Rada menarik napas panjang. Gaun sederhana berwarna biru muda yang dikenakannya terasa terlalu mencolok di antara kegugupannya. Ia menatap cermin kecil di tasnya, memastikan senyumnya tidak terlihat kaku, sebelum keluar dari mobil menyusul kedua orang tuanya.

Begitu mereka tiba di depan pintu utama, pintu besar itu terbuka.

“Selamat datang, Pak Edwin, Bu Istina!” suara lembut menyambut mereka.

Itu Lauren Agler, ibu Gavin, wanita paruh baya dengan aura elegan yang hangat. Ia tersenyum ramah sambil menyalami orang tua Rada dan memeluk lembut Rada seolah sudah mengenalnya lama.

“Aduh Rada, cantik sekali… tidak heran Gavin tidak keberatan sama sekali waktu kami bicarakan kemarin.”

Rada hanya bisa tersenyum kikuk.

“Terima kasih, Tante,” ucapnya pelan.

Mereka diarahkan masuk ke ruang tamu luas yang penuh cahaya hangat. Di sana sudah menunggu Tuan Juan Agler, lalu melakukan tos ala pria dengan ayah Rada dan mereka langsung tampak akrab. Dua pria itu tertawa lepas, membicarakan golf dan proyek bisnis terbaru seolah mereka bukan sedang membahas masa depan anak-anak mereka.

“Gavin, kenapa tidak sambut Rada dulu?”

Suara ibunya membuat Gavin yang duduk di ujung sofa mengangkat wajah. Ia mengenakan kemeja hitam polos dan celana abu-abu, terlihat santai tapi tetap berwibawa. Tatapannya bertemu dengan Rada, sekilas, sebelum kembali memalingkan mata.

Ia berdiri dan mengangguk sopan. “Selamat malam, Pak, Bu… Rada.” Nada suaranya tenang

Suasana makin ramai ketika kakak perempuan Gavin, Karina, muncul dari arah dapur sambil membawa nampan berisi minuman. Wajahnya cerah penuh semangat.

“Akhirnya! Aku pikir aku nggak bakal pernah lihat adikku ini mau sama seorang perempuan!” serunya sambil tertawa. Gavin langsung memberi kakaknya tatapan tajam.

“Karina,” tegur ibunya lembut, tapi Karina hanya tertawa kecil sambil menatap Rada dengan ramah.

“Kamu pasti Rada, kan? Aduh, kamu jauh lebih cantik dari yang diceritain Mama. Aku udah dengar semuanya, dan aku senang banget akhirnya Gavin menikah. Suamiku aja langsung iri karena nggak bisa ketemu malam ini.”

Rada tersenyum sopan, sementara pipinya mulai terasa panas. Ia ingin menjelaskan bahwa semua ini hanya kesalahpahaman, tapi melihat ekspresi bahagia semua orang terutama ibunya yang terlihat tenang dan ayahnya yang tampak bangga membuat kata-kata itu tertelan.

"Sabar Rada. Ini kesempatan emas untuk membalas El dan membuktikan pada Naysa bahwa kamu bisa mendapatkan pria yang lebih darinya." Kata Rada dalam hati, mencoba menenangkan dirinya.

Suasana makan malam pun berlangsung hangat. Obrolan mengalir ringan; kedua keluarga tampak begitu cocok, seolah sudah direncanakan lama. Rada berusaha tersenyum di antara canda mereka, tapi sesekali ia mencuri pandang ke arah Gavin.

Pria itu masih tenang, jarang bicara, hanya sesekali menimpali percakapan dengan ayahnya, namun setiap kali Rada berbicara, mata Gavin selalu bergerak cepat menatapnya sekilas sebelum kembali berpura-pura fokus pada makanannya.

Hal itu jelas membuat Rada kesal. Kemarin saja dia sok perhatian, kenapa sekarang dia berlagak tidak kenal. Kalau bukan karena ada orang tuanya dan orang tua Gavin, Rada pasti sudah mengomelinya. Dasar aneh!

Saat Rada sibuk dengan pikirannya, Gavin meliriknya sambil tersenyum tipis. Ia tahu Rada sedang kesal, tapi ia juga tidak ingin meredakan kekesalan itu.

“Jadi, Rada sekarang kerja di mana, Sayang?” tanya Lauren dengan nada lembut namun penuh rasa ingin tahu. Tatapannya hangat, tapi bagi Rada, pertanyaan itu terasa seperti ujian yang tak siap ia hadapi.

Gavin sedikit terkejut dan buru-buru mengalihkan tatapannya dari Rada pada meja di depannya.

Sendok di tangan Rada berhenti sejenak. Ia melirik ke arah Gavin yang duduk di seberang meja tenang, dan menatap meja dengan sangat fokus.

Sebenarnya Rada tak ingin menjawab. Kalau ia jujur, semua orang akan tahu bahwa ia bekerja di perusahaan yang dipimpin Gavin sendiri. Tapi di meja makan yang sunyi dan penuh tatapan, ia tak punya pilihan.

“Hmm…” Rada menelan ludah perlahan. “Aku… baru pindah kerja dari kantor cabang Apexion ke kantor pusatnya yang ada di jakarta, Tante.”

Hening.

Sesaat, hanya terdengar suara denting halus sendok dari arah Karina yang terkejut hampir menjatuhkan garpunya.

“Apexion?” suara Lauren naik setengah oktaf, matanya berbinar. “Astaga, itu kan perusahaan milik keluarga kita juga! Gavin yang memimpin sekarang, kan, Juan?” katanya sambil menatap suaminya antusias.

Ayah Gavin mengangguk dengan senyum lebar. “Iya, Ren. Lihat? Dunia ini memang kecil. Takdir benar-benar tahu caranya mempertemukan dua orang yang seharusnya bersama.”

Rada hanya tersenyum canggung. Ia bisa merasakan tatapan semua orang padanya, terutama ibunya yang tampak bahagia, seperti baru mendengar tanda restu dari langit.

Sementara itu, Gavin hanya diam. Ia sama sekali tidak tampak terkejut, tidak ada perubahan di wajahnya. Ia menatap Naya sebentar, sekilas, lalu kembali ke makanannya dengan tenang seolah sudah tahu sejak awal.

Itu justru membuat Rada tiba-tiba jengkel. "Dia tahu? Jadi dia memang tahu sejak kemarin aku kerja di perusahaannya?" pikirnya dalam hati, kesal sekaligus bingung.

“Luar biasa, Rada,” sahut Lauren dengan senyum yang semakin lebar. “Berarti kalian berdua sekarang tidak hanya cocok secara pribadi, tapi juga profesional! Wah, makin yakin Mama kalian berdua memang jodoh.”

Rada berusaha tersenyum, tapi bibirnya terasa kaku. “Kebetulan saja, Tante,” ujarnya pelan.

Namun Ayah Gavin tertawa kecil dan menimpali, “Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, Nak. Semua sudah diatur.”

Di bawah meja, tangan Rada mengepal diam-diam. Ia ingin sekali membantah, ingin mengatakan bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman kecil yang kebetulan semakin berantakan dan berubah menjadi kesalahpahaman besar. Tapi melihat wajah ibunya yang tampak bahagia dan mata ayahnya yang penuh kebanggaan, Rada tidak sanggup memberikan bantahan apapun.

Ia hanya menunduk, membiarkan percakapan berlanjut di sekitarnya, sementara pikirannya berputar cepat.

...✯✯✯...

1
Lunaire astrum
💯
Lunaire astrum
Bagus juga. Nanti baca lagi, mau ke warung dulu
Ega
Suka sama karakter Gavin🥰🥰🥰
Ega
cowok kyak El nih nyebelin banget deh😏
Adit monmon
cinta dlm diam ya vin🤭
Nda
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!