Saudara Rasa Pacar

setelah hari itu entah kenapa Lucas seperti benar-benar menghilang, entah dia menghindari Mia atau hanya sekedar melanjutkan hidup, Lucas tidak pernah lagi terlihat di sejauh mata Mia memandang.

"sayang.." panggil Varo pelan ditelinga Mia.

"ha??" Mia yang membaringkan kepalanya di atas meja sekolah terkejut, langsung duduk dengan sigap.

"kamu kenapa sih?? dari tadi aku manggilin kamu loh.." ucap Varo dengan suara lembut.

Mia tidak menjawab, entah kenapa dia merasa sangat lelah hari ini.

Sampai sekarang Mia belum putus dengan Varo. Untuk alasannya tentu saja karna Mia merasa kasian, pria ini terlalu baik dan pengertian membuat Mia sungkan untuk begitu saja mengatakan putus begitu saja tanpa alasan.

"saayyanggg... kamu kenapa, hm?" Varo bertanya lagi dengan nada yang lebih lemah lembut.

Mia masih saja menunjukan wajah malasnya, berbaring lagi diatas meja belajarnya.

"aku gapapa..." jawab Mia santai.

"mm.. kamu sakit?" lanjut Varo bertanya sambil menyentuh dahi Mia.

"mm.. ngga panas.." lanjut Varo bergumam .

"ya ga mungkin panas.. orang gue ga kenapa-kenapa..gue cuma lagi capek.." jawab Mia dengan nada sedikit nyolot.

"hmm.. kamu kenapa sih? berapa hari ini keliatan kesel terus? kamu mau dapet ya?" Varo dengan sabar masih saja mencoba membujuk Mia agar cerita.

kurang-kurang, Varo ikut membaringkan kepalanya di atas meja, tepat di depan Mia. Membuat wajah mereka berdua saling berhadapan.

Varo tersenyum..

Sementara Mia yang terkejut hanya bisa menatap kedua mata Varo bolak balik.

Tanpa Mia dan Varo sadari, pria yang sudah lama sekali tidak mampir untuk mengintip, hari ini datang..

Lucas yang selama ini sekuat tenaga siang dan malam menahan kerinduannya, hari ini tidak tahan lagi, dia datang, hendak menjemput Mia dan mengajaknya berbicara berdua sebelum kelas dimulai.

Namun dia sangat shok saat dia melihat Mia dan Varo yang begitu mesra dikelas.

bahkan saat Mia masih resmi berstatus sebagai pacaranya, Lucas dan Mia tidak pernah sebegitu mesranya di sekolah.

"cieee... cieee..."

Suara teman sekelas Mia dan Varo yang baru saja masuk ke dalam kelas memecah suasana.

Serempak, Mia dan Varo langsung mengangkat kepala mereka dan menatap ke arah pintu kelas.

"ahh.. lo ganggu aja..." ucap Varo sambil tertawa receh.

"hehehe... maaf deh.. kalau gue ganggu.."

sementara itu Mia terdiam, dia tidak begitu menyimak percakapan kedua orang itu, tapi matanya justru terfokus dengan sosok bayangan yang sempat melintas.

Dia sangat yakin itu tadi Lucas.

"Mia? ada apa?" tanya Varo sesaat dia melihat wajah Mia begitu tegang.

"gapapa..." jawab Mia singkat sambil menenangkan hatinya.

Mia langsung beranjak dari tempat duduknya, berjalan cepat menuju pintu masuk kesal, mencoba memastikan kalau yang tadi itu benar-benar Lucas, namun sosok itu seperti tidak terlihat lagi.

Sementara itu, di dalam kelas Varo sibuk mengobrol dengan temannya tadi.

***

Dikantin, saat jam istirahat, Mia mencari sosok Lucas.

Namun seperti biasa, Lucas tidak pernah telihat..

Mia sendiri sampai heran, kemana pria itu saat jam istirahat kelas.

sampai saat bel masuk berbunyi.

Mia yang berjalan santai menuju kelasnya, tiba-tiba saja merasa tertekan di dalam hatinya.

koridor yang biasanya tertib entah kenapa hari itu tiba-tiba sangat heboh.

Suara suara bergosib antara satu sama lain terdengar sangat berisik.

"ehh.. udah tau belumm.."

"apa-apa???"

"itu loh... cowok terganteng di kelas 12.3 pada akhirnya jadian juga sama penggemarnya.."

"waahh.. ternyata bener kata pepatah, perjuangan ga pernah menghianati hasil.."

"iyaa.. ga jangankan banget kan.."

"mm.. mereka akhirnya benar-benar jadian.." gumam Mia dengan senyum getir dibibir.

sepanjang berjalan keluar dari sekolah, Mia mendengar dengan jelas bagaimana Lucas mengakui kalau pada akhirnya dia juga menyimpan perasaan dengan Zee.

Mia mendengar, Zee yang terlalu senang sampai pingsan, dan Lucas dengan sigap langsung mengangkatnya menuju UKS.

Gosib seperti ini tentu saja langsung menjadi berita hangat, semua orang menaruh kekaguman ke Zee, yang akhirnya bisa memenangkan cinta Lucas.

semua suara terdengar mendoakan dan mendukung hubungan Lucas dan Zee, membuat air mata Mia yang mendengarnya jatuh begitu saja.

meskipun Mia dengan cepat langsung menghapusnya, dan berusaha menutupi kesedihan di wajahnya, namun hatinya, dia seperti teriris sekarang.

akibatnya, sepanjang sisa pelajaran, Mia terus saja diam, Varo yang duduk disebelahnya juga tidak bisa mengatakan apapun, hanya bisa memperhatikan tingkah Mia dalam diam.

***

"Mia, ada yang mau aku omongin sama kamu.." ucap Varo sesaat bel pelajaran selesai.

"mm.." Mia memandang Varo dengan tatapan sendu dan heran. "mau ngomong apa?" tanya Mia pelan.

"nggak bisa disini.."

"???"

.

Mia mengikuti Varo, sampai akhirnya pria yang sudah dipacarinya lebih dari sebulan itu membawanya ke sebuah cafe.

Varo bahkan dengan santai memesankan sebuah minuman untuk mereka berdua.

"mm.. jadi mau bicara apa?" tanya Mia santai sambil menyeruput es kopi yang ada di depannya.

"Mia.. kamu sama Lucas sebenarnya ada hubungan apa?"

mendengar itu Mia seketika terkejut.

"hubungan? apa maksudnya?" tanya Mia dengan wajah panik.

"aku tau kalau Lucas itu mantan kamu.. tapi kayaknya hubungan kalian lebih dari sekedar itu.." lanjut Varo berucap.

"apaan sih! kenapa jadi bahas bahas dia..." Mia mencoba menghindari ucapan Lucas.

"hmm... kamu bener-bener ga mau jujur?" Varo menunjukan wajah seriusnya.

"jujur apaan sih? kamu itu dari tadi sebenarnya mau ngomong apa?"

"aku tau kalau Lucas mantan kamu, sebelum jadian aku juga tau kalau Lucas suka liatin kelas kita.. aku fikir awalnya itu cuma karna dia iseng doang.. tapi hari ini aku denger dari temen sekelas kita kalau pagi tadi dia liat Lucas ngepelin tangan sambil matanya melotot... awalnya dia bingung, tapi pas liat dikelas kita lagi mesra mesraan, akhirnya dia paham.."

"dan siang hari, gosib tentang Lucas dan Zee jadian nyebar, seolah-olah sengaja disebarin biar satu sekolah tau.."

"aku ga paham, tapi liat kamu sesedih ini aku ga bisa berfikir yang lain.. dalam otak aku sekarang, aku bener-bener ga ngerti.. kalau memang kalian berdua sama-sama ga bisa move-on terus kenapa ga balikan aja?? kenapa kamu malah terima aku jadi pacaran kamu, dan dia malah jadian sama cewek lain?!"

Varo mengeluarkan semua isi hatinya.

mendengar itu, Mia terdiam.

sambil terus menyeruput es kopinya, dia mencoba merangkai kata-kata untuk menjelaskan semuanya ke Varo.

Mm.. mungkin ini waktu yang tepat untuk gue mutusin Varo..

batin Mia.

...****************...