NovelToon NovelToon
Royal Veil Of Java (Selendang Cinta Dua Kerajaan)

Royal Veil Of Java (Selendang Cinta Dua Kerajaan)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Uffahazz_2

Putri Raras Ayu Kusumadewi, putri tunggal dari salah satu bangsawan Keraton Yogyakarta, selalu hidup dalam aturan dan tata krama yang ketat. Dunia luar hanyalah dongeng yang ia dengar dari pengawal dan dayang-dayangnya.
Hingga suatu hari, atas nama kerja sama budaya, Keraton Yogyakarta menerima kunjungan kehormatan dari Pangeran William Alexander dari Inggris, pewaris kedua takhta Kerajaan Inggris.
Sebuah pertemuan resmi yang seharusnya hanya berlangsung beberapa hari berubah menjadi kisah cinta terlarang.
Raras menemukan kebebasan dan keberanian lewat tatapan sang pangeran yang hangat, sementara William melihat keindahan yang belum pernah ia temui — keanggunan Timur yang membungkus hati lembut seorang putri Jawa.
Namun cinta mereka bukan hanya jarak dan budaya yang menjadi penghalang, tapi juga takdir, tradisi, dan politik dua kerajaan.
Mereka harus memilih — cinta, atau mahkota.
.
.
Note: semua yang terkandung dalam cerita hanya fiktif belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uffahazz_2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. A Whisper Beneath the Crown

Pagi di istana Windsor diselimuti kabut lembut. Burung-burung kecil beterbangan di halaman, dan denting lonceng gereja di kejauhan terdengar samar di antara embusan angin dingin.

Putri Raras sudah bangun sejak subuh. Ia duduk di meja rias, rambut hitamnya terurai seperti sutra hitam yang memantulkan cahaya. Di tangannya, ia menggenggam sepucuk surat dari Yogyakarta — surat dari ibunya, Ratu Ayu Retnadi.

Tulisan halus dan indah itu membuat dadanya bergetar lembut.

> "Anakku, Raras. Dunia yang kamu pijak sekarang berbeda dengan dunia yang membesarkanmu. Jangan biarkan sorot lampu dan mahkota mengaburkan nilai dirimu. Ingat, kamu putri dari tanah yang berakar pada kesetiaan dan kehormatan. Jaga hatimu, jangan jatuh sebelum kamu yakin tangan yang menangkapmu bisa dipercaya."

Raras menarik napas dalam-dalam. Kata-kata itu terasa seperti doa, tapi juga peringatan. Ia melipat surat itu perlahan, menaruhnya di dalam laci kayu kecil.

Namun, bahkan sebelum ia sempat bangkit, seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Tok. Tok. Tok.

“Come in,” ucap Raras lembut.

Lady Eleanor muncul, membawa map tebal berisi agenda kegiatan. “Good morning, Your Highness. You have an early breakfast with the royal advisors, and later… a private tea with Prince William.”

*"Selamat pagi, Yang Mulia. Anda akan sarapan pagi bersama para penasihat kerajaan, dan setelah itu... minum teh pribadi bersama Pangeran William."

Raras tertegun sejenak, lalu tersenyum kecil. “A tea? Just us?”

*"Teh? Cuma kita?"

Lady Eleanor mengangguk. “Apparently, His Highness made the request himself.”

*“Rupanya, Yang Mulia sendiri yang mengajukan permintaan itu.”

---

The Private Garden Tea

Angin musim dingin bertiup lembut di taman kaca yang tersembunyi di sisi barat istana. Ruangan itu dikelilingi kaca tinggi dengan tanaman merambat dan bunga yang mekar di bawah lampu hangat.

Di tengah taman itu, William sudah menunggu — berdiri dengan jas abu-abu dan scarf biru gelap melingkar di lehernya.

“Princess Raras,” sapanya lembut. “You always bring the sunlight with you.”

*“Putri Raras. Kamu selalu membawa sinar matahari bersamamu.”

Raras tersenyum. “And you seem to chase it wherever it goes.”

*“Dan kau tampaknya mengejarnya ke mana pun ia pergi.”

Mereka duduk berhadapan. Meja kecil di antara mereka dipenuhi kue kecil, teh melati — yang rupanya sengaja William pesan karena tahu itu teh kesukaan Raras.

“You remember,” katanya kagum.

*"Kamu ingat."

William tersenyum. “I remember everything about you.”

*“Aku ingat segalanya tentangmu.”

Hening sesaat. Hanya terdengar bunyi pelan cangkir yang diletakkan di piring kecil. Ada sesuatu yang berbeda pagi itu — suasana yang lebih hangat, lebih pribadi.

William menatap Raras lama, lalu berkata pelan,

“May I be honest with you, Raras?”

*“Bolehkah aku jujur ​​padamu, Raras?”

Raras mengangkat wajah. “Of course.”

*"Tentu saja."

“I’ve been told that I shouldn’t… be too close to you.”

“Aku sudah diberitahu bahwa aku tidak boleh… terlalu dekat denganmu.”

Kata-kata itu membuat napas Raras tertahan. “By whom?”

*“Oleh siapa?”

“My father. And the council.” William menunduk sejenak. “They said our worlds are too far apart. That a union between us would be… complicated.”

*“Ayahku. Dan dewan.” "Mereka bilang dunia kita terlalu jauh. Bahwa persatuan di antara kita akan... rumit."

Raras menatapnya, matanya teduh tapi hatinya bergetar. “And what do you think, William?”

*“Dan apa pendapatmu, William?”

William mendongak. Tatapan biru itu penuh keyakinan. “I think the world is wrong if it measures love by maps and bloodlines.”

*“Saya pikir dunia salah jika mengukur cinta berdasarkan peta dan garis keturunan.”

Kata-kata itu sederhana, tapi menusuk. Raras menunduk, menatap cangkir tehnya yang berembun. “In my world, William, love must always bow before duty.”

*“Di duniaku, William, cinta harus selalu tunduk pada tugas.”

William menggeleng. “Then let me defy duty for once.”

*“Kalau begitu, izinkan aku menentang tugasku sekali ini.”

Nada suaranya rendah, tapi tegas. Tangannya bergerak pelan, menyentuh punggung tangan Raras di atas meja. Sentuhan itu hangat — seperti bara kecil di tengah musim dingin.

Raras tak menarik tangannya, tapi matanya mulai basah. “Don’t make promises that will hurt you, William. Your crown carries weight heavier than hearts.”

"Jangan berjanji yang akan menyakitimu, William. Mahkotamu membawa beban yang lebih berat daripada hati."

William mengeratkan genggaman itu sedikit. “Then I’ll carry both — the crown and you.”

*“Kalau begitu aku akan membawa keduanya — mahkota dan dirimu.”

Tepat saat itu, suara langkah berderap terdengar dari arah pintu taman kaca. Lady Clarisse muncul bersama seorang pengawal kerajaan.

“Oh, my apologies,” ucapnya manis dengan nada sinis. “I didn’t realize this garden was… privately reserved.”

*“Oh, maafkan aku,” “Saya tidak menyadari bahwa taman ini… adalah milik pribadi.”

William menatapnya dingin. “Clarisse.”

Namun Clarisse hanya tersenyum manis, lalu berpaling ke Raras.

“You must find it rather hard to adjust, Princess. The royal rules can be… suffocating, can’t they?”

"Kau pasti agak sulit beradaptasi, Putri. Aturan kerajaan memang... menyesakkan, ya?"

Raras berdiri perlahan. “Every rule has its reason. Just as every silence has its meaning.”

*"Setiap aturan punya alasannya. Sebagaimana setiap diam punya maknanya."

Clarisse menatapnya dengan senyum mengejek. “Careful, dear. Here, silence can be mistaken for submission.”

*"Hati-hati, sayang. Di sini, diam bisa disalahartikan sebagai tunduk."

Raras menatapnya lurus. “And words for arrogance.”

“Dan kata-kata untuk kesombongan.”

William hampir tak bisa menahan senyumnya. “That’s enough, Clarisse. Leave us.”

*"Cukup, Clarisse. Tinggalkan kami."

Clarisse menunduk dingin, lalu berjalan keluar, tapi sebelum pergi, ia berbisik pada William,

“Be careful, Your Highness. The press adores a forbidden story.”

*"Hati-hati, Yang Mulia. Pers memuja berita terlarang."

Setelah Clarisse pergi, suasana hening kembali. Namun ketenangan itu kini terasa lain — seperti badai yang diam-diam mengintai dari balik langit kelabu.

William berdiri, berjalan ke jendela kaca besar. “They won’t stop watching us,” gumamnya. “Every look, every word, will be twisted.”

*"Mereka tidak akan berhenti mengawasi kita," gumamnya. "Setiap tatapan, setiap kata, akan diputarbalikkan."

Raras ikut berdiri di sampingnya. “Then perhaps… we should learn to move quietly beneath their eyes.”

*“Mungkin… kita harus belajar bergerak dengan tenang di bawah tatapan mereka.”

William menatapnya, dan kali ini senyumnya muncul lagi — lembut, tapi berani. “You mean, a secret?”

"Maksudmu, rahasia?"

Raras membalas senyum samar. “A whisper beneath the crown.”

*“Bisikan di bawah mahkota.”

Mereka berdiri berdampingan, menatap langit kelabu di luar kaca.

Salju mulai turun lagi, pelan tapi pasti, seolah mengiringi sumpah diam di antara dua hati yang saling menemukan, tapi belum boleh bersatu.

---

Malam itu, saat Raras menulis di jurnal pribadinya, ia menulis satu kalimat kecil di halaman terakhir:

> “Di negeri salju, aku menemukan api. Namun api itu harus kupelihara dalam diam, sebelum dunia tahu dan berusaha memadamkannya.”

Dan jauh di sisi lain istana, Pangeran William menatap foto kecil Raras yang terselip di buku catatannya — foto yang ia ambil diam-diam saat mereka menatap bunga mekar pertama di taman kaca.

Ia tersenyum kecil, lalu berbisik pelan pada dirinya sendiri,

“I’ll protect this whisper, no matter what the crown demands.”

*“Aku akan melindungi bisikan ini, tidak peduli apa pun yang diminta oleh kerajaan.”

1
🌹 Mommy caeeeem 😍
kereeennnn
Dede Karlina
hadir di sini😄
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
dari fb ada info teh uffa ada novel baru di NToon auto loncat sini🥰 save dulu sik🫶
🌹 Mommy caeeeem 😍
bagi William mendapatkan cinta begitu sulit ya,,,
nah,,, buat sebagian org, cinta nya kok bisa diobral sana sini,, heran deh,,
🌹 Mommy caeeeem 😍
puitis banget kata"nya,,,
aku suka,,,aku suka,,,
🌹 Mommy caeeeem 😍
neng,,,,,
mommy komen nih ya,,,🥰
kalo sempet blz komen kita" ya
🌹 Mommy caeeeem 😍
welcome,,,,,
senang banget mommy atuh neng,,,
bisa baca karya mu di sini lg🥰
New Ulfa aulia
dan aku disini masih diam, mengamati cinta kalian yang mulai tumbuh perlahan😍
New Ulfa aulia
keren thor, karya mu emang gak pernah gagal, selalu berhasil membuat pembacanya nyaman, merasa tenang dan ikut hanyut kedalam suasana cerita👍
Narti'atty Putry Rasyid
🥰🥰🥰🥰
Narti'atty Putry Rasyid
🥰🥰🥰
Fatimah Azzaa88
hadir kk😍😍
Maria Christina Gultom
Hadir Thor,semangat🥰🥰
Faiqotur Rohmah
Save dulu Kak, dibaca nnti 😋
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**: Mba Fai dah sampai sini duluan 😄
total 1 replies
RadenAyu
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Yunita Widiastuti
🌻
Yunita Widiastuti
🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!