Gavin terpaksa harus menelan Pil pahit,ketika ia tidak bisa mewujudkan mimpinya untuk menikahi sang kekasih yang sudah dipacarinya selama 4 tahun.karna orang tua seila sang kekasih meminta mahar yang besar yang tidak bisa dipenuhi oleh Gavin.
ditengah kegalauannya orang tua Gavin malah semakin mendesak anaknya untuk menikahi anak dari sang sahabat karna merasa berhutang janji.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab11
Seila meletakkan secangkir kopi itu dimeja didepan Gavin.
" Terimakasih." Ucapnya lembut.
" Papa sama Mama kamu kemana?"
" mereka lagi keluar kota."
Gavin menganguk nganguk ia cukup lega karena kali ini, ia tidak akan melihat kecutekkan orang tua Seila.
" mas gavin.kamu pasti capek banget ya."
" Tadinya sih ia,tapi setelah melihat kamu rasa capek itu seperti menghilang."
Wajah seila merona merah.
" Iii gombal,jangan gitu tidak enak disini ada Yuna "
" Memangnya kenapa jika ada Yuna disini!"
Kedua tangan Yuna saling meremas.hati dan kupingnya terasa panas melihat sikap lembut Gavin terhadap seila begitu berbeda ketika gavin dengan dirinya.gavin hampir tidak pernah berkata lembut seperti itu kepadanya,dia dingin dan selalu membentak Yuna.
" Malu ii mas."
" Doakan aku ya sayang, semoga aku sukses dan mimpi kita untuk bersama akan menjadi kenyataan." Ucap Gavin membelai rambut seila.membuat Yuna mengerjapkan mata.
Yuna tidak tahan berada disitu terlalu lama membuat hatinya tercabik cabik sakit,ia takut jika terlalu lama berada disana ia bisa kehilangan kendali dan membongkar kebenaran bahwa dia dan Gavin sudah menikah.
" Aku harus pergi ini sudah larut malam." Ucapnya memperbaiki posisi tas selempangnya lalu berlalu dari hadapan seila dan Gavin.
" Yuna tunggu,biar Gavin yang mengantar mu."
" Biarkan dia pulang sendiri.aku masih mau disini bersamamu."
" Tega kamu membiarkan Yuna pulang sendirian selarut ini.dia itu sepupu kamu.!"
" Ok ok baiklah aku akan mengantarnya pulang."
Cupp
Seila membmbeku saat Gavin mencium pipinya, entahlah akhir akhir ini Gavin semakin sering menciumnya hal yang dulu jarang sekali dilakukannya.
Gavin berjalan menyusul Yuna.
" Seila.seandainya saja kamu tahu bahwa Yuna bukanlah sepupuku tapi istriku apa kamu bisa sebaik ini padanya dan menyuruhku mengantarnya pulang?" Batinya.
" Ini helmnya." Ucap Gavin yang sudah duduk dijob motornya.
"Yuna meraih helm itu dengan wajah ditekuk.
Gavin memajukan motornya diatas kecepatan tinggi.hingga membuat Yuna merasa takut tapi dia tidak berani memeluk gavin.ia lebih memilih berlengan gan pada pengangan belakang.
Dinginnya angin malam sedikit membuat tubuh Yuna mengigil.tentu saja Gavin tidak memperdulikan itu.gavin tahu Yuna kedinginan karna ia sendiri merasakan dingin meskipun memakai jaket yang begitu tebal.
Untung saja mereka cepat sampai karna jarak kontrakan dan rumah seila tidak begitu jauh.
Yuna turun dan memberikan helm yang ia pakai kepada sang empunya.
Yuna melangkah kan kaki naduk kedalam rumah.
" Yuna. Apa maksud kamu datang kerumah seila, katakan apa yang kamu rencanakan sebenarnya."
Yuna berbalik dan menatap Gavin dengan tatapan begitu tajam.
" Apa maksud perkataanmu mas?aku tidak sengaja ketemu seila di supermarket dan dia begitu memaksaku untuk kerumahnya sampai sampai aku tidak dikasih kesempatan untuk menolaknya."
" Jangan membohongi ku katakan Dengan Jujur apa yang kamu rencanakan?"
" Aku tidak merencanakan apa apa ma! Terserah kamu mau percaya kepada ku atau tidak.aku capek aku ingin istirahat!"
Gavin tidak puas dengan penjelasan yang diberikan oleh Yuna,ia mencekal pergelangan tangan Yuna.
" Aku belum selesai bicara!"
" Mas.aku mohon aku capek!"
" Aku peringatkan kamu sekali lagi jangan sampai kamu memberitahukan Seila tentang hubungan kita.dan aku minta sama kamu jauhi seila jangan pernah kamu datang lagi kerumahnya ataupun sok akrab dengannya.!"
Yuna berbalik menatap Gavin lekat lekat.
" Mas.bisa kah kamu sedikit saja menghargai ku sebagai seorang istri.setidaknya kamu tidak bermesraan dengan Yuna jika ada aku." Ucap Yuna yang akhirnya berani mengeluarkan unek uneknya.
Gavin melangkahkan kaki lebih dekat dengan Yuna,ia menatap Yuna lekat lekat.
" Kamu cemburu? Kamu harus tahu posisi kamu Yuna,sudah kubilang jangan meminta lebih dariku sebelum menikah aku sudah mengatakannya kepadamu kalau pernikahan ini hanya sementara aku punya kekasih yang aku cintai dan kamu menyetujuinya jadi sekarang jangan meminta lebih padaku." Ucap Gavin dengan tegas semakin membuat hati Yuna tercabik cabik.
Yuna mengingit bibirnya berusaha menahan air matanya,dia akan semakin tidak punya harga diri jika ia menangis didepan Gavin,sekuat tenaga ia menghalau air matanya.
Tanpa kata lagi Yuna segera berjalan menjauh dari Gavin.
Didalam kamar air mata Yuna mulai berjatuhan tetes demi tetes.
" Aku baru ingin memulai untuk memperjuangkan mu mas tapi rasanya sudah sesesak ini.! Maafkan aku pak jika akhirnya suatu hari nanti aku menyerah."
Yuna menghempaskan tubuhnya kekasur,malam ini ia terlalu lemah dengan perasaannya sendiri,terlalu lelah dengan Gavin,bayangan Gavin mencium seila dibesmen masih membekas dalam ingatannya .seolah menjadi pengantar tidurnya.
Sementara Gavin mulai melanjutkan pekerjaannya dibengkel, tidak peduli tubuhnya secapek apa.tujuanya hanya satu yaitu segera mewujudkan mimpinya untuk menikahi seila.
Tapi untuk menit selanjutnya Gavin Mala teringat dengan bayangan' wajah Yuna yang menatapnya seakan meminta bekas kasih darinya membuat pergerakan tangan Gavin terhenti.
" Sial.kenapa aku maka mikirin Yuna membuatku kehilangan mood saja."
Akhirnya Gavin pergi kekamarnya karna sudah tidak berkonsentrasi untuk melanjutkan pekerjaannya.
Sebelum membuka pintu kamarnya Gavin menoleh kearah kamar Yuna, entahlah ada sesuatu dalam dirinya yang sulit dia pahami sendiri.
Gavin melempar jaketnya kesebrang arah dan menghempaskan tubunya kekasur.
Malam ini suasana rumah Gavin terasa sepi.angin malam berhembus dengan kencang membuat Yuna mengeliat mengengam selimutnya erat erat.
semangat thor 💪💪💪👍👍👍♥️♥️♥️
lanjut thor 👍👍👍♥️♥️♥️♥️
semangat thor 👍👍👍💪💪💪