NovelToon NovelToon
Bangkitnya Sang Putra Ketiga

Bangkitnya Sang Putra Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Waren Wiratama, 25 tahun adalah seorang pencuri profesional di kehidupan modern. Dia dikhianati sahabatnya Reza, ketika mencuri berlian di sebuah museum langka. Ketika dia di habisi, ledakan itu memicu reaksi sebuah batu permata langka. Yang melemparkannya ke 1000 tahun sebelumnya. Kerajaan Suranegara. Waren berpindah ke tubuh seorang pemuda bodoh berusia 18 tahun. Bernama Wiratama, yang seluruh keluarganya dihabisi oleh kerajaan karena dituduh berkhianat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 18

Setelah berdebat panjang, pada akhirnya semua orang harus meneruskan perjalanan malam ini. Kepala prajurit Arga kalah jumlah, kepala prajurit kalian menyarankan untuk melakukan pemungutan suara. Tentu saja hanya para prajurit yang berhak untuk melakukan pemungutan suara tersebut.

Jadi, karena prajurit dari rombongan keluarga Kusumanegara memang kalah jumlah. Karena prajuritnya hanya berjumlah 4 orang saja maka mereka pun harus menuruti apa yang dikatakan oleh Kepala pelajaran Waluyo dan harus melanjutkan perjalanan malam ini juga.

"Lagipula jadi prajurit itu tidak boleh manja. Saat kalian menunggu kami kalian sudah istirahat banyak bukan?" kata kepala prajurit Waluyo.

Kepala prajurit Arga hanya diam. Dia hanya fokus pada jalanan karena dia benar-benar ingin melindungi orang yang dia kawal supaya sampai tujuan dengan selamat. Dia yakin, perjalanan yang dilakukan di malam hari, itu akan sangat berbahaya.

Sedangkan kepala prajurit Waluyo dan juga anak buahnya terlihat senang. Semburat seringaian terlihat di wajah para prajurit itu. Karena, rencana mereka memang seperti itu. Mereka ingin semua orang melanjutkan perjalanan sampai mereka kelelahan. Dan setelah itu mereka akan dengan mudah menghabisi semua orang.

Ken Rinasih tampak kelelahan, sementara Ajeng memang sudah sejak tadi di gendong Warren di belakangnya.

Meski siang tadi mereka memang beristirahat tapi mereka juga tidak tidur. Hingga ketika malam hari semakin larut. Mereka benar-benar merasa mengantuk.

"Ibu, aku mengantuk!"

Chiattt

Baru saja Ken Rinasih berkata seperti itu. Salah satu anak buah dari kepala prajurit Waluyo sudah melayangkan cambuk ke arah tanah dengan begitu kencang.

"Jangan mengeluh! kalian itu tahanan. Kalian hanya anggota keluarga pengkhianat. Tidak usah banyak bicara! tidak usah banyak mengeluh!" kata prajurit palsu itu.

Ken Rinasih sampai menangis. Prajurit yang baru datang itu kejam sekali. Wajah nyonya Wulandari juga terlihat begitu khawatir. Mereka benar-benar hanya orang-orang yang lemah dan juga harus berjalan siang dan malam mereka mungkin tidak akan bisa bertahan lama.

Kepala prajurit Arga sendiri merasa kalau sikap dari prajurit yang baru datang itu memang kurang manusiawi. Tapi, dia juga tidak bisa membantah karena memang pengawal tahanan penghasilan hanya bertugas mengawal sebenarnya. Sikapnya itu sudah termasuk sangat baik selama ini. Tapi, semua itu dilakukan juga karena Wiratama pernah membunuh perampok yang akan menyakiti mereka.

Sedangkan Warren, yang melihat keponakannya menangis merasa sangat kesal.

'Sistem'

[Ting]

'Apa aku bisa mengetahui, sebenarnya orang-orang yang mengaku sebagai prajurit dari istana ini memang benar-benar prajurit atau bukan?'

[Firasat tuan rumah benar. Mereka memang bukan prajurit. Di pergelangan tangan mereka ada tanda, gambar kalajengking merah. Mereka adalah kelompok pembunuh yang cukup berbahaya di dinasti ini. Kelima tahanan itu juga bukan tahanan. Ada tanda yang sama di pergelangan tangan mereka]

Mendengar apa yang dijelaskan oleh sistem Warren semakin terlihat kesal. Sepertinya ini ulah orang yang sama. Yang mengirimkan beberapa pembunuh bayaran di malam hari saat itu.

Dan kepala prajurit Arga tadi sudah menjelaskan kalau memang titah itu berasal dari kerajaan. Sekarang Warren sangat yakin, yang ingin menyingkirkannya adalah raja Dharmawangsa.

'Benar-benar raja tidak tahu diri. Dia sejak kecil hidup dengan nyaman di kerajaan makan enak, tidur nyenyak, memakai pakaian yang bagus dan dihormati setiap orang bertemu dengannya selalu berlutut dan memberi salam. Sementara semua kedamaian itu diberikan oleh para Jenderal yang berperang di perbatasan dan melawan musuh dengan nyawa dan darah mereka. Saat aku bertemu dengannya, aku akan memastikan itu akhir dari hidupnya' Warren sangat kesal.

Warren tidak mau membuat keluarganya lebih lama tersiksa.

'Sistem, berikan aku sebuah granat'

[Pertukaran satu buah granat dengan enam keping perak]

Dengan posisinya saat ini, di mana Warren memang sedang menggendong Ajeng. Dan posisi kedua telapak tangan yang berada di belakang punggungnya. Itu sangat memudahkan baginya untuk melepaskan pengait granat itu dan melemparnya ke arah belakang.

Duarr

Semua orang langsung panik.

"Perampok!"

"Pembunuh"

Semua langsung menjadi panik.

"Lindungi pada tahanan!" seru kepala prajurit Arga kepada ketiga anak buahnya.

Simin, Badrun dan Santo juga langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh Kepala prajurit Arga dengan melindungi tahanan terutama para wanita.

Sementara para pembunuh itu juga sangat terkejut. Tapi mereka masih diam, ketika kepala prajurit Arga bahkan sudah berlari ke arah ledakan tadi.

"Kenapa diam saja? itu paman prajurit sudah maju. Kalian ini takut ya?" tanya Warren dengan nada mengejek.

Kepala prajurit Waluyo segera melirik ke arah anak buahnya yang memakai seragam prajurit.

"Dia orang berjaga, tiga orang ikut denganku!"

Sambil memberikan instruksi dengan mulutnya. Tangan kepala prajurit Waluyo juga terlihat memberikan isyarat kepada anak buahnya yang tersisa di tempat itu.

Para prajurit yang tersisa mengangguk paham. Isyarat dari kepala prajurit Waluyo itu adalah menghabisi orang-orang yang ada di situ saat dia dan tiga orang lainnya menahan kepala prajurit Arga.

"Lebih baik kita sedikit menjauh!" kata prajurit dari rombongan Hambali.

"Tidak bisa, kita harus menunggu kepala prajurit Arga dulu!" kata Simin.

"Banyak bacott!"

Prajurit itu bahkan segera melakukan serangan pada Simin.

Bugh

Tendangan yang begitu kencang, membuat Simin langsung terpental jatuh.

"Lari!" teriak Warren.

Sontak saja Ratna menarik Ajeng berlari, hal yang sama dilakukan oleh Ken Sulastri. Dia juga mengajak putrinya Ken Rinasih berlari. Lalu Dewi Lestari dan Kartika Sari membantu nyonya Wulandari.

"Wira" panggil Nyonya Wulandari.

"Bawa ibu lari, aku ini pria. Aku akan bantu paman kepala prajurit Arga!"

"Wira" nyonya Wulandari tampak tidak ingin berlari.

"Kakak, selamatkan ibu. Cepat lari!" teriak Waren.

Kartika Sari dan Dewi Lestari akhirnya berlari membawa nyonya Wulandari.

Sementara Badrun dan Santo juga sudah jatuh pingsan.

"Ternyata memang hanya prajurit kacangan!" kata salah satu prajurit dengan sombong.

Bahkan para tahanan pengasingan itu mengeluarkan sebuah belati dari balik pakaian mereka.

"Bocah bodohh, kini giliranmu!" kata salah satu prajurit ya sudah menarik pedang dari sarungnya dan hendak menyerang Warren.

***

Bersambung...

1
Nudu
semangat terus kak
hamba allah
di tunggu up nya thor
Leslie Cheung
maju terus thor
Leslie Cheung
up terus donk thor
Saputra
lanjutkan up nya thor
Uswatun Chasanah
semangat terus thor
Erlina Vikha
jangan lupa up nya thor
Gerry
lanjutkan thor up berikut nya
Uswatun Chasanah
buruan up donk thor
Erlina Vikha
di tunggu up thor
Uswatun Chasanah
sangat keren
Erlina Vikha
lanjutkan thor
Abdulah FC
sedikit ada adegan hottt nya donk thor
My love
up nya jangan lama" thor
My love
semangat thor
My love
pokok'e the best
astutiq
semangat thor
lanjutkan di tunggu up berikut nya
Arman Sadikin
Semangat
Henry
Bagus, Gak bertele-tele
Rizky Fathur
cepat Buat mcnya bikin kerajaan terkuat bikin mcnya kuat Dan bantai raja itu dengan kejam Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!