"Jadi begitu cara main dia. Baiklah, aku akan tujukkan bagaimana aku menjadi iblis betina seperti apa yang kamu katakan pada selingkuhan kamu itu!"
Mendengar kalimat yang amat menyakitkan dari ruang kantor milik suami ku itu membuatku teramat sakit hati.
Aku sengaja mengaktifkan perekam suara diruangan suami ku yang seharusnya menjadi ruangan ku itu, bukan karna tidak percaya atas kerjakerasnya. Melainkan sikapnya yang beberapa bulan ini terasa aneh dimata ku, terlebih saat laporan keuangan yang ku terima dari orang kepercayaanku yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang di laporkan oleh suami ku sendiri.
"Aku akan menjadi iblis bagi suamiku dan juga selingkuhannya, kita lihat kehancuran wanita murahan dan lelaki penghianat itu sebentar lagi!"
Tunggu ceritanya yaaa😇🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
Tok,, Tok,, Tok,,,
"Assalamualaikum" kata bu Lastri setelah tepat berada di depan ruang Rere.
"Waalaikumsalam" salam itu terjawab seiringan dengan terbuka nya pintu ruangan tersebut.
"Kalian,,,, ngapain kalian kesini?" tanya bunda yang melihat kedua nya berada di depan ruang rawat Rere.
"memang nya kenapa? Saya sama anak saya mau jenguk cucu dan keponakan, apa ada yang salah?" tanya bu Lastri yang langsung masuk mendahului bunda.
"bagus kamu ya Re,, Leo di penjara tapi kamu malah enak-enakan berada di rumah sakit dengan fasilitas terbaik dan premium seperti ini" kata bu Lastri yang sudah berada di hadapan Rere bersama dengan Nisa.
"jangan bicara sembarangan ya bu Lastri, Leo berada di penjara karna kesalahannya sendiri. Tidak ada sangkut pautnya dengan Rere, seharusnya kamu malu untuk datang kesini setelah apa yang Leo lakukan. Tapi,, kalian sepertinya memang tidak tau malu ya!" kata bunda membuat bu Lastri membelalakan mata.
"Alaahh semua itu sudah direncanakan oleh kalian agar bisa membuat Leo di penjara, iyakan?" kata bu Lastri membuat bunda menggeram kesal.
"jaga perkataan ibu ya,,, kami tidak melakukan apapun, aku hanya mencari bukti atas kelakuan Mas Leo di belakang ku. Lalu di mana salahnya jika aku membeberakan semua itu?" tanya Rere dengan nada kesal.
"salahnya kamu membeberkan semuanya di depan orang banyak, jadi mereka ikut memenjarakan Leo sesuai dengan intruksi dari Papi kamu. Seharusnya sebagai istri kamu bantu suami kamu menutupi aibnya, bukan malah membuka semuanya" kata bu Lastri membuat bunda menggelengkan kepala tak mengerti dengan jalan pikiran dari bu Lastri.
"bu,, kurang bagaimana aku menutupi aib suami ku selama ini, bahkan di saat dia sama sekali tidak memberikan aku nafkah. Apa pernah aku minta bantuan pada orangtua ku, tidak bu. Tapi apa yang Mas Leo lakukan, dia justru menghianati aku bu, seharusnya aku bukan hanya melaporkan dia atas kasus di perusahaan tapi juga soal perselingkuhan. Masih untung aku tidak melakukan itu pada Mas Leo bu" jawab Rere dengan suara bergetar.
"Kurang ajar! Berani kamu menjawab perkataan saya? dasar menantu tidak tau diri!" kata bu Lastri yang sudah siap melayangkan tangan nya untuk menamparku, namun ternyata bunda jauh lebih cepat menangkis tangan bu Lastri hingga wanita paru baya itu hampir saya tersungkur di lantai.
"jangan coba-coba untuk menyakiti putri ku! Dasar bedebah tidak tau diri, seharusnya kamu malu untuk menampakkan wajah mu disini. Jangan macam-macam kalian kalau tidak ingin menyesal seumur hidup!" kata bunda dengan mata melotot menunjukkan kemarahannya.
Rere yang baru kali ini melihat kemarahan bunda nya pun terkejut, tidak menyangka jika sang bunda yang selama ini lembut dan penyabar bisa semarah itu.
"lihat saja, aku tidak akan membiarkan kalian hidup tenang setelah apa yang kalian lakukan pada keluarga ku. Aku akan kembali lagi nanti!" kata bu Lastri membuat bunda dan Rere mengelus dada.
"halaahh,, jangan coba-coba mengancam selama kalian tidak punya power apapun, aku sudah memperingatkan kalian sebelum kalian melakukan hal yang nantinya akan merugikan kalian sendiri" kata bunda dengan wajah tegas.
"ck,,, kata Nisa yang berdecak kesal. Sebelum berbicara apapun mereka pun langsung pergi meninggalkan ruang perawatan Rere.
"huuhh,,, tau dari mana lagi mereka kalau kamu ada di rumah sakit ini, sungguh capek sekali bunda kalau harus menghadapi manusia seperti itu" kata bunda yang langsung duduk di sofa sambil kembali membuka majalah yang tadi di lihatnya.
"kayanya sebelum aku dan Mas Leo resmi bercerai mereka akan tetap memganggu deh bu, apalagi sekarang mereka juga tau kalau aku sudah melahirkan. Mungkin juga mereka akan mengganggu ku terlebih Mas Leo suatu saat nanti karna ada anak di antara kami" kata Rere di angguki oleh bunda.
"iyaa kamu bener banget, nanti sebaiknya kamu pindah kerumah Papi dan bunda di kota sebelah. Kalau di sini bunda tidak bisa menjamin keselamatan dan kenyamanan kalian, kamu tau sendiri kan bunda sama Papi datang ke sini karna masalah kamu. Jadi mungkin kita akan kembali, jadi nanti kamu bisa sekalian ikut dengan kita" kata bunda.
"tidak perlu menunggu nanti, setelah kamu pulang dari rumah sakit ini kita akan langsung kembali ke kota sebelah" kata Papi yang tiba-tiba masuk kedalam ruang perawatan Rere dengan wajah dingin.
Rere dan bunda pun saling berpandangan, kedua nya tertegun melihat Papi Chandra yang sudah ada di dalam ruangan itu.
"Papi,, kok sudah pulang?" tanya bunda mengulurkan tangannya mencium punggung tangan Papi.
"iyaaa,,, apa tadi mereka datang kesini?" tanya Papi membuat Rere dan bunda kembali saling pandang, lalu kedua nya pun kompak menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"iyaa tadi mereka kesini, tapi bunda berhasil buat mereka pergi kok Pi. Yaa meskipun sempat berbicara yang tidak enak dan hampir saja menampar Rere, tapi tenang saja. Selama ada bunda, semua nya pasti aman" kata bunda dengan senyum mengembang. Sementara Papi Chandra justru mengeluarkan wajah marah.
"apa yang dia katakan?" tanya Papi Chandra pada Rere dengan menahan geram. Rere yang melihat Papi nya seperti itu pun mendadak takut.
"Me-mereka bilang kalau aku justru seenaknya Pi,,, Mas Leo di penjara sementara aku berada di rumah sakit dengan ruangan senyaman dan Premium seperti ini" kata Rere dengan wajah menunduk.
"kurang ajar mereka, sepertinya mereka tidak akan pernah kapok dengan semua yang sudah terjadi" kata Papi dengan nada marah.
"sudah lah Pi,, tidak apa-apa, lagian kan Rere juga tidak apa-apa Pi. Biarkan saja mereka mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah nanti nya, sudah cukup balasan yang kita berikan. Kedepannya mereka pun akan hancur dengan sendirinya" kata bunda yang langsung di sambut dengan gelengan kepala oleh Papi.
"tidak bun! Papi tidak akan terima dengan apa yang mereka lakukan pada Rere, sudah cukup mereka menyakiti Rere selama ini. Papi akan balas berkali-kali lipat semuanya, biarlah Papi di bilang jahat bak iblis sekalipun. Papi tidak peduli" kata Papi membuat Rere dan bunda tertegun.
Kemarahan Papi Chandra sudah sangat di ambang batasnya, ia begitu marah sejak lama. Tapi, semua nya baru bisa terbalaskan saat ini. Maka, Papi Chandra ingin melakukannya hingga puas.
" tapi Pi,, apa tidak terlalu berlebihan, bunda takut nanti Papi yang justru akan terjerat hukum" kata bunda dengan nada khawatir.
"tenang saja bun, Papi tidak akan melakukan hal yang merugikan Papi sendiri. Papi tau bagaimana cara nya membalas semua perlakuan mereka" kata Papi Chandra yang hatinya masih di liputi kemarahan.
Bersambungg
