NovelToon NovelToon
KETUA OSIS CANTIK VS KETUA GENG BARBAR

KETUA OSIS CANTIK VS KETUA GENG BARBAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Musoka

Ketua OSIS yang baik hati, lemah lembut, anggun, dan selalu patuh dengan peraturan (X)
Ketua OSIS yang cantik, seksi, liar, gemar dugem, suka mabuk, hingga main cowok (✓)

Itulah Naresha Ardhani Renaya. Di balik reputasi baiknya sebagai seorang ketua OSIS, dirinya memiliki kehidupan yang sangat tidak biasa. Dunia malam, aroma alkohol, hingga genggaman serta pelukan para cowok menjadi kesenangan tersendiri bagi dirinya.

Akan tetapi, semuanya berubah seratus delapan puluh derajat saat dirinya harus dipaksa menikah dengan Kaizen Wiratma Atmaja—ketua geng motor dan juga musuh terbesarnya saat sedang berada di lingkungan sekolah.

Akankah pernikahan itu menjadi jalan kehancuran untuk keduanya ... Atau justru penyelamat bagi hidup Naresha yang sudah terlalu liar dan sangat sulit untuk dikendalikan? Dan juga, apakah keduanya akan bisa saling mencintai ke depannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Party

Happy reading guys :)

•••

Lampu-lampu neon bekelip liar dengan diiringi oleh dentuman bass yang begitu sangat keras, menggema ke seluruh bagian dalam sebuah ruangan tertutup yang dipenuhi oleh banyak sekali anak muda berpakaian kekinian—ada yang memakai dress bodycon, tanktop, atau sekadar kaus oversize berpadu dengan sneakers mahal.

Para pelayan mondar-mandir membawa nampan berisi gelas kaca berkilauan, sementara seorang DJ yang berada di atas panggung terus-menerus memutar musik EDM yang membuat lantai semakin bergetar.

Beberapa anak muda mengangkat botol minuman mereka ke udara, menyoraki beat yang semakin bertambah menggila sambil mulai berdansa ria.

Di tengah kerumunan para anak muda itu, terlihat sosok Naresha mengenakan dress bodycon berwarna hitam—berdiri dengan tubuh lentur mengikuti irama musik yang sedang terputar, seraya sesekali meneguk wine di dalam gelas kaca yang tengah dirinya pegang.

“Akhirnya gue balik ke dunia ini lagi,” gumam Naresha, sebelum bersorak ria dan melanjutkan aktivitas berdansanya.

Nayla dan Thalita sempat menggelengkan kepala pelan saat melihat betapa semangatnya Naresha pada malam hari ini. Mereka saling pandang beberapa saat, sebelum pada akhirnya bergabung dengan Naresha di tengah-tengah kerumunan—ingin memastikan bahwa malam ini akan benar-benar menyenangkan daripada terakhir kali mereka pergi bersama.

Beberapa menit berlalu, Naresha mengangkat gelasnya ke udara dengan wajah telah berubah menjadi merah merona—pertanda bahwa dirinya sudah mulai dikuasai oleh efek minuman beralkohol, meskipun belum sepenuhnya dan masihlah bisa berpikir cukup jernih.

“Cheers, Babes,” ajak Naresha kepada Nayla dan Thalita, tanpa menghentikan sedikit pun gerakan tubuhnya.

Nayla dan Thalita mengangguk paham, menempelkan gelas berisi wine milik mereka sambil mengucapkan kata ‘cheers’, lantas meneguk isi di dalamnya secara bersama-sama.

Musik EDM semakin menjadi-jadi, membuat tubuh Naresha kian lepas dengan rambut panjangnya ikut bergoyang seiring gerakan yang semakin bertambah berani. Sesekali gadis berparas cantik itu menutup mata, membiarkan dentuman bass mengalir di dalam darahnya.

Thalita yang mengenakan tanktop berwarna hitam tidak kalah lepas dari Naresha. Ia memutar tubuhnya dengan penuh percaya diri, menarik perhatian beberapa laki-laki yang sejak tadi sesekali mencuri pandang—lantaran terpesona dengan lekuk tubuhnya.

Sementara itu, Nayla terlihat sedikit lebih kalem. Meskipun dirinya tetap ikut bergoyang, tetapi ia memilih gerakan yang terlihat sangat anggun sambil sesekali kembali meneguk minumannya.

“Gila, ini malam terbaik!” teriak Naresha di sela musik yang sedang terputar. Ia mendekati telinga kanan Thalita agar suaranya bisa terdengar jelas.

Thalita tertawa renyah, lalu mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi, membiarkan cahaya neon yang sedang berganti warna menerpa kulit putihnya. “Baru mulai, Sayang … Ini akan jadi malam yang panjang!”

Setelah Thalita mengatakan hal itu, seorang DJ mengganti track lagu dengan beat yang lebih cepat, membuat sorakan para anak muda di lantai dansa semakin bertambah panas.

Naresha kembali meneguk sisa minumannya, lalu menaruh gelas kosong ke atas meja terdekat sebelum melangkahkan kaki kembali masuk lebih dalam ke kerumunan yang sedang asyik berpesta ria.

Menyadari kehadiran Naresha, mata para cowok yang ada di sana seketika menoleh—bukan hanya terpana oleh Aura Naresha yang begitu sangat liar, tetapi juga karisma serta keindahan tubuh yang seakan tidak bisa untuk diabaikan begitu saja.

Sekitar empat jam lebih berlalu, pada akhirnya Naresha dan kedua sahabatnya keluar dari dalam gedung tempat club malam yang baru saja mereka kunjungi berada. Mereka berjalan menuju parkiran sambil tertawa bersama-sama dengan tubuh sudah sedikit susah untuk dikendalikan.

“Pisah di sini, ya … Jangan lupa, besok kita masih banyak hal yang harus dikerjain,” kata Naresha dengan suara sedikit serak, menghentikan langkah kaki di depan mobil miliknya berada—tepatnya mobil milik Kaizen yang telah dirinya ambil alih dengan bantuan sang mama mertua.

Nayla dan Thalita saling memeluk tubuh satu sama lain, lantas menganggukkan kepala secara bersama-sama.

“Aman … tapi lu yakin masih bisa nyetir sendiri?” tanya Nayla, sembari berdecak pelan ketika Thalita yang sudah sangat mabuk sangat susah untuk dikendalikan.

Naresha terkekeh pelan saat melihat kelakuan Thalia, menyingkirkan beberapa helai rambut yang sedikit berantakan sambil menganggukkan kepala. “Aman, gue masih kuat, kok … Oh, iya … titip Thalita, ya … selamat menghadapi kereseannya waktu lagi mabuk.”

Setelah mengatakan hal itu, Naresha segera masuk ke dalam mobil sedan mewah berwarna hitam milik Kaizen, mengembuskan napas panjang beberapa kali, sebelum pada akhirnya mulai menjalankan kendaraan roda empat itu keluar dari area parkiran—ingin sesegera sampai rumah guna mengistirahatkan tubuhnya yang telah kehabisan tenaga.

•••

“Huh … puas, tapi cape banget … rasanya aku pengin tidur aja besok seharian.”

Naresha memasukkan password smart lock pada pintu masuk ruangan kamarnya dan Kaizen, lantas masuk ke dalam sana dengan langkah sangat gontai.

Begitu berada di dalam ruangan kamar, Naresha spontan mengerutkan kening, saat melihat sosok Kaizen telah tertidur sangat pulas dengan wajah dipenuhi oleh banyak sekali luka memar. Ia menaruh sling bag berwarna merahnya di atas meja rias, lantas melangkahkan kaki dengan sangat gontai mendekati tempat tidur mereka.

Dengan gerakan penuh kehati-hatian, Naresha mendudukkan tubuh di sisi kanan Kaizen, sebelum pada akhirnya menggerakkan tangan kanan untuk menyentuh beberapa luka memar di wajah tampan suaminya itu.

“Dia habis ngapain, sih, sampai bisa kayak gini?” gumam Naresha, menatap wajah Kaizen dengan mata terbuka setengah, “Nggak bisa dibiarin ini … Kalau nggak diobati, bisa-bisa muka dia rusak. Aku nggak mau punya suami jelek cuma gara-gara luka-luka kecil ini.”

Setelah menggumamkan akan hal itu, dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada, Naresha bangun dari atas tempat tidur—berusaha mencari kotak P3K untuk mengobati luka-luka memar di wajah Kaizen.

Sekitar lima menit berlalu, pada akhirnya Naresha kembali ke sisi Kaizen dengan membawa kotak P3K dan juga sebaskom kecil air hangat beserta handuk bersih. Napasnya sedikit tersengal karena tubuhnya semakin dipengaruhi oleh efek minuman beralkohol, tetapi tekadnya lebih kuat daripada apa pun.

Secara perlahan tapi penuh kepastian, Naresha membuka kotak P3K yang telah dirinya bawa, lalu merendam handuk bersih ke dalam air hangat sebelum memerasnya.

Dengan penuh kehati-hatian, Naresha mulai mengusap pelan sisi pipi Kaizen yang memburu karena luka lebam.

“Aduh … ini parah banget,” lirih Naresha, tanpa sadar jari-jemarinya bergetar saat menyentuh kulit halus suaminya itu, “Lu habis ngapain, sih? Jadi cowok sok kuat banget … kalau aja gue malam ini nggak pulang … udah rusak ini muka ganteng lu … lu tahu nggak, sih? … Dasar Kebo.”

Setelah memberikan umpatan di akhir kalimatnya, Naresha mulai mengoleskan cairan antiseptik pada setiap lokasi luka memar di wajah Kaizen, lalu membalutnya dengan perban kecil agar proses penyembuhannya bisa berjalan dengan sangat maksimal.

Naresha menghela napas penuh kelegaan sesudah memastikan bahwa semua luka di wajah Kaizen tertutup dengan sangat sempurna. Ia ingin bangun untuk membereskan semuanya, tetapi sudah tidak lagi memiliki tenaga yang tersisa—membuatnya spontan terjatuh di atas dada bidang Kaizen dan mulai kehilangan kesadaran sepenuhnya.

To be continued :)

1
Vlink Bataragunadi 👑
what the..., /Shame//Joyful//Joyful//Joyful/
Vlink Bataragunadi 👑
buahahaha puas bangett akuu/Joyful//Joyful//Joyful/
Musoka: waduh, puas kenapa tuh 🤭
total 1 replies
Vlink Bataragunadi 👑
buahahaha Reshaaaa jangan remehkan intuisi kami para orang tua yaaaaa/Chuckle//Chuckle/
Musoka: Orang tua selalu tahu segalanya, ya, kak 🤭🤭
total 1 replies
Vlink Bataragunadi 👑
ada ya yg ky gini/Facepalm/
Musoka: ada, dan itu Resha 🤭🤭🤭
total 1 replies
Vlink Bataragunadi 👑
gelooooo/Facepalm/
Musoka: gelo kenapa tuh kak 🤭🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!