Komedi, Fantasy, Slice of life, Survival
Julian hanyalah seorang Adventure lemah yang bekerja sebagai seorang pemandu dungeon. tapi suatu hari, Julian malah memandu party yang berisi orang-orang bego yang hanya bisa mesra-mesraan.
Julian berakhir di tinggalkan oleh party sampah itu dan harus menghadapi monster Rank B seorang dari. Julian menggunakan semua cara untuk kabur dan malah berakhir masuk portal aneh yang membuatnya terjebak di dungeon.
Di sana Julian mendapatkan trait tersembunyi yaitu Petani dungeon dan mendapatkan makhluk yang memiliki potensi sampai Rank SSS.
Bisakah Julian keluar dari dungeon dengan selamat? baca kelanjutan hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dingin!
Hari sudah semakin larut. Mike tidur di kasur yang terasa empuk dan selimut hangat. Sedangkan Julian ia tidak bisa tidur karena di dalam dungeon terutama pada malam hari suhu sekitar terasa sangat dingin.
"Iiiii... Dingin banget dah! Gak ada korek lagi gua. Gimana gua buat api coba?" Ucap Julian sambil mengusap-ngusap kakinya yang ke dinginan.
Julian kemudian memasukkan tangannya ke dalam celana untuk menghangatkan diri bersama burungnya.
"Gak ada sesuatu yang bisa gua pake buat selimut apa ya? Coba gua keliling bentar dah. Mungkin aja ada yang bisa gua pake buat ngehangatin badan." Ucap Julian sambi menggigil.
Julian berdiri dengan kedua tangan yang masih di dalam celana. Julian kemudian berjalan ke arah kanan. Sambil melihat kiri kanan Julian hanya melihat tanah kosong dan batu saja.
Julian berjalan cukup jauh dari tempat awal. Julian berhenti berjalan karena ia menemui jalan buntu"Lah, nyampe sini doang ternyata! Gua kira gak ada ujungnya. Kalo gini mah gua terpaksa balik lagi tanpa hasil dong."
Julian berbalik untuk kembali ke tempat awal. Di tengah jalan Julian tidak sengaja tersandung batu sampai tersungkur ke tanah.
DUGG
"Aaww! Sial-sial! Gua nendang apa dah? Batu ternyata! Dasar batu kamprett!" Ujar Julian menyalahkan batu. Padahal ini salah dirinya sendiri karena tidak hati-hati.
Julian kemudian berdiri. Karena masih merasa kesal terhadap batu yang membuatnya jatuh. Julian menendang batu tersebut"Rasain nih batu sialan!"
DUGGGHH
"AWW! AWW! AWW! Sakit-sakit! Kaki guaaa! Batu kamprett." Ucap Julian sambil berdiri dengan satu tumpuan kaki. Sedangkan kaki satunya yang sakit ia angkat.
"Awas aja ya lu! Kali ini gua maafin. Tapi, kalo lu sekali lagi berani bikin gua kesel! Beuh. Gua buat lu jadi bubuk kabur!" Ucap Julian sambil menunjuk ke arah batu.
Mungkin jika batu itu bisa berkata. Ia akan berkata seperti ini 'Dih! Manusia oon. Kenapa nyalahin gua? Padahal dia yang jalan gak liat-liat. Dia juga yang nendang malah dia yang ngamuk'.
Julian kemudian melanjutkan langkahnya menuju lokasi awal sambil beberapa kali menengok ke belakang sambil berpose mengancam tangan memotong leher yang artinya'Lain kali kalo ketemu gua, mati lu!'.
Julian berjalan dengan kaki yang pincang karena masih sakit. Sesampainya di tempat awal atau yang akan kita sebut 'house' agar lebih mudah.
Sesampainya di house. Julian berdiri sambil menghela napas panjang. Ia merasa lelah, dan kecewa karena tidak menemukan sesuatu yang berguna.
"Hahh... Kalo mikirin makanan sama minuman sih gua udah gak bingung lagi. Tapi, kalo gini terus bisa-bisa gua bisa mati karena hipotermia anjir!" Ucap Julian.
Julian yang merasa bingung menengok ke arah pohon ceri jumbonya. Ketika melihat pohon ceri Ia menemukan sebuah ide cemerlang agar tidak kedinginan lagi.
"Oh, iya. Kenapa gua gak pake daun tuh pohon buat selimut ya! Pinter juga gua." Ucap Julian seperti melihat sebuah harapan.
Julian berjalan ke arah pohon ceri tersebut. Ia mulai memotong beberapa daun ceri nya untuk ia gunakan sebagai selimut.
Setelah Julian mengumpulkan cukup banyak daun di tanah. Ia memutuskan untuk menyatukan daun tersebut agar mudah untuk di gunakan.
"Oke, segini lumayan lah. Sekarang mungkin gua coba rekatin nih daun. Tapi pake apa? Masa pake ludah sih. Gak ada lem lagi." Ucap Julian bingung.
Walaupun Julian bingung bagaimana cara agar bisa merekatkan daun dengan daun. Ia kepikiran satu cara"Ahah! Gua dapet ide! Emang jenius lu jul hahaha. Gua pake getah nih daun aja ya kan."
Julian mengambil batu yang memiliki ujung yang tajam. Ia mengambil satu daun lalu memotongnya menjadi beberapa bagian. Getah dari daun tersebut kemudian keluar.
"Untung aja ada getah nya ini daun. Kalo gak ada gua mau pake apa coba?" Ucap Julian.
Julian mengambil daun yang masih utuh. Lalu mengambil daun yang sudah di potong tadi. Ia mengoleskan getahnya ke beberapa bagian daun lalu merekatkannya dengan daun lainnya.
"Beneran bisa coy! Gak nyangka hasilnya beneran rapet gini. Kalo gini mah bisa jadi kasur sama selimut sementara sih." Ucap Julian senang.
Setelah beberapa menit. Akhirnya Julian berhasil merekatkan semua daun. Daun yang sudah menyatu di hamparkan di tanah sebagai alas untuk tidur. Sedangkan sebagian lagi Julian gunakan untuk selimut.
"Fiuh, akhirnya jadi juga. Sekarang gua mau tidur! Tidur tidur tidur! Gua pengen bobok pokoknya! Udah nguantuk bener." Ucap Julian. Matanya mulai terasa berat untuk tetap terbuka.
Julian juga sudah mulai menguap. Julian langsung melompat ke kasur sederhana yang ia buat dari daun.
BUGG
"Aduh-aduh! Hahaha, lupa gua, ini kan bukan kasur beneran jir. Sakit bener dah. Ada-ada aja gua ini." Ucap Julian yang merasa kesakitan karena menghantam tanah.
Julian mulai membaringkan tubuhnya di kasur tipis buatannya itu. Walaupun begitu setidaknya itu membuat Julian lebih nyaman untuk tidur. Julian juga mengambil selimut daunnya dan menutupi badannya dengan itu.
Julian tidak merasa kedinginan lagi. Tapi, seperti ada yang kurang bagi dirinya. Ia biasanya tidur memeluk sesuatu seperti guling bergambar anime. tapi kali ini dia tidak tahu harus memeluk apa.
"Gimana gua tidur coba? Kalo gak ada yang bisa gua peluk gini. Oh, iya. Telor! Gua ambil dulu dah." Ucap Julian.
Ia teringat dengan telur yang ia letakkan tidak jauh dari kasurnya. Ia mengambil telur tersebut seperti mengerami telur tersebut. Julian kemudian tidur nyenyak sambil memeluk telur tersebut.
PAK
PAK
PAK
Saat Julian memeluk telur tersebut. Julian tidak sadar karena sudah tidur pulas. Telur tersebut terus bersuara seperti memukul permukaan telur seakan-akan isinya akan segera keluar.
(ꈍᴗꈍ) Aku juga ingin telur. Tapi telur waifu xixixixixi
𓃟 𓃗 Awaaas babiiii!