PERINGATAN!!!! SELURUH ISI CERITA NOVEL INI HANYA FIKTIF DAN TIDAK RAMAH ANAK ANAK. PERINGATAN KERAS, SEMUA ADEGAN TAK BOLEH DITIRU APAPUN ALASANNYA.
Setelah membantu suaminya dalam perang saudara, dan mengotori tangannya dengan darah dari saudara-saudara suaminya, Fiona di bunuh oleh suaminya sendiri, dengan alasan sudah tak dibutuhkan. Fiona bangkit kembali, ke lima tahun sebelum kejadian itu, dengan tekad kuat untuk membalas Dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Pemimpin Monarch berusaha menenangkan diri, tapi tubuhnya gemetar. "Kami tidak takut padamu, Vergil! Kau pikir kau bisa mengalahkan kami semua sendirian?!"
Tiba-tiba, Verdian melangkah maju dari belakang Vergil, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Ia tidak sendirian!" teriaknya, mengangkat pedangnya.
"Bodoh!" Pemimpin Monarch mencibir, "Dia hanya bocah kecil! Serang mereka!"
Pasukan Monarch segera bergerak, pedang dan tombak mereka berkilauan. Pertarungan pun pecah. Vergil bergerak dengan kecepatan yang tak terlukiskan, setiap tebasan pedangnya mematikan. Verdian, bertarung di sisinya, menebas setiap musuh yang mencoba mendekati mereka.
Sementara itu, di lorong gua yang lain, Fiona dan Luis mendengar suara pertarungan. Luis terkejut, "Itu suara pertarungan! Verdian dan Vergil sudah ditemukan! Mereka dalam bahaya!"
Fiona, yang tadinya tenang, kini berlari secepat kilat ke arah suara. "Kita harus cepat! Mereka membutuhkan kita!"
"Tunggu, Felani! Ini terlalu berbahaya!" Luis berteriak, berusaha mengejarnya, tetapi Fiona sudah terlalu jauh.
Saat Fiona tiba di ruangan utama, jantungnya serasa berhenti. Verdian dan Vergil terkepung oleh puluhan anggota Monarch. Mereka bertarung dengan sengit, namun jumlah musuh terlalu banyak.
Fiona segera bergabung dalam pertarungan. "Verdian!" ia berteriak.
Verdian terkejut melihat ibunya. "Ibu! Apa yang kau lakukan di sini?!"
"Aku datang untuk membantumu!" jawab Fiona, mengeluarkan belati yang ia sembunyikan. "Verdian, Vergil, mundur! Biarkan aku mengurus mereka!"
Namun, Vergil dan Verdian tidak mendengarkan. Mereka terus bertarung, menolak untuk mundur. Luis, yang baru saja tiba, langsung mengeluarkan busurnya. Ia tahu ia tidak bisa bertarung langsung, jadi ia memutuskan untuk membantu dari belakang.
"Maafkan aku, Verdian," gumam Luis. Ia melepaskan anak panah, mengarahkannya ke arah musuh yang akan menyerang Verdian. Anak panah itu menusuk bahu musuh, membuatnya limbung. Verdian memanfaatkan kesempatan itu, menebas lehernya, lalu menghempaskannya ke tanah.
Luis terus melepaskan anak panah, membantu Verdian dan Vergil dari belakang, sementara Fiona bertarung di depan, melindungi putranya dengan segala cara. Pertarungan semakin sengit. Tiba-tiba, Vergil menoleh ke arah Luis. Ia melihat wanita yang berdiri di sisinya dan bertanya, "Siapa wanita ini?"
Fiona tersentak, hampir lupa bahwa ia sedang menyamar sebagai Felani. "Ia temanku," jawabnya, suaranya tercekat. Luis menembakkan anak panahnya, melindungi Vergil dari belakang, dan Vergil menyadari bahwa wanita yang berada di sisinya adalah Felani.
Tiba-tiba, sebuah bayangan hitam melesat dengan kecepatan luar biasa, membelah kerumunan anggota Monarch dan menyerang mereka. Seketika, penyamaran Fiona terbongkar, tudung kepalanya terlepas dan rambut cokelatnya tergerai. Ia menatap Vergil dengan terkejut, begitu juga dengan Vergil. Vergil menatap Fiona dengan tatapan tak percaya, mata Fiona berkaca-kaca, begitu juga dengan mata Vergil. Air mata mulai mengalir di pipinya. Ia tidak menyangka wanita yang ia cintai berada di hadapannya, masih hidup dan bertarung di sisinya.
Namun, ia harus kembali fokus, karena bayangan hitam itu adalah musuh baru yang lebih kuat dari yang mereka duga. Bayangan itu memperkenalkan diri sebagai Kronos. "Nama saya Kronos," suaranya menggelegar, "dan saya di sini untuk mengakhiri kalian semua!"
Kronos memiliki kecepatan yang luar biasa, ia berhasil mengimbangi bahkan lebih cepat dari Vergil. Vergil mencoba menyerangnya, tetapi Kronos selalu berhasil menghindar. Vergil sangat terkejut, ia belum pernah bertemu musuh yang bisa mengimbangi kecepatannya.
Saat Vergil lengah, Kronos berbalik dan menyerang Verdian. Verdian, yang terkejut, mencoba menangkis serangan itu, tetapi serangannya terlalu cepat. Pedang Kronos berhasil menusuk dada Verdian, membuat bocah itu terhuyung, darah mengalir dari mulutnya.
"Verdian!" Fiona menjerit, ia segera berlari dan melindungi putranya. Ia menatap Verdian, yang terbaring lemas dalam pelukannya. Verdian batuk, darah mengalir dari mulutnya. Ia menatap ibunya dengan tatapan kosong, dan air mata mulai menetes dari mata Fiona.
Vergil yang melihat kejadian itu, bertanya dengan suara penuh emosi, "Siapa anak itu?! Mengapa kau melindunginya?!" Fiona hanya menangis, tidak bisa menjawab pertanyaan Vergil. Vergil semakin marah, ia berteriak, "Jawab aku! Siapa dia?!"
Fiona menatap Vergil, air matanya terus mengalir. Akhirnya, dengan suara parau, ia mengatakan yang sebenarnya. "Ia anakmu, Vergil. Ia putra kita."
Seketika, Fiona, Luis, dan Kronos merasakan niat membunuh yang sangat besar dalam diri Vergil yang ditujukan kepada Kronos. Vergil melangkah dengan pelan menuju Kronos sambil bergumam, lebih kepada dirinya sendiri, "Jadi dia adalah putraku." Ia kemudian menatap Kronos, matanya menyala dengan amarah yang tidak terkendali. "Dan kau, Kronos! Beraninya kau melukai putraku!"
Tepati janjimu ya Vergil, jangan ada wanita selain Fiona..
Alurnya bagus, tokoh & karakternya kuat, penulisannya juga rapih banget..
Semangat terus ya.. 💪😎
Karyamu keren banget.. 💪😄👍