NovelToon NovelToon
Sewindu Untuk Wisnu

Sewindu Untuk Wisnu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikah Kontrak / Pernikahan rahasia / Chicklit
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Amerta Nayanika

"Jangan pernah berharap ada cinta dalam hubungan ini, Ndu." - Wisnu Baskara Kusuma.

"Aku bahkan tidak berharap hubungan ini ada, Mas Wisnu." - Sewindu Rayuan Asmaraloka.

*****

Sewindu hanya ingin mengejar mimpinya dengan berkuliah di perantauan. Namun, keputusannya itu ternyata menggiringnya pada garis rumit yang tidak pernah dia sangka akan terjadi secepat ini.

Di sisi lain, Wisnu lelah dengan topik pernikahan yang selalu orang tuanya ungkit sejak masa kelulusannya. Meski dia sudah memiliki kekasih, hubungan mereka juga masih tak tentu arah. Belum lagi Wisnu yang masih sibuk dengan masa dokter residen di tahun pertama.

Takdir yang tak terduga mempertemukan kedua anak manusia ini dalam satu ikatan perjodohan.

Pernikahan untuk menjemput ketenangan hidup masing-masing. Tanpa cinta. Hanya janji bahwa hati mereka tak akan ikut terlibat.

Akankah perjanjian yang mereka buat dalam pernikahan ini dapat ditepati? Atau malah membawa mereka jatuh ke dalam perasaan masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amerta Nayanika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Tanpa Mentari

Hari itu menjadi hari yang sibuk sekali bagi gadis ini. Tumpukan undangan di atas meja sangat membuat kepalanya pusing. Ingin rasanya dia membuang kumpulan kertas itu.

Sewindu menarik nafas panjang dan rebah di atas lantai. Masih ada beberapa deret nama lagi yang harus dia tulis dalam undangan pernikahannya.

Dia menoleh pada Ibu yang sedang memeriksa nama-nama undangan. “Kenapa nggak pakai undangan digital aja sih, Bu? Kan jaman sekarang sudah canggih, ada undangan digital juga.”

Ibu menoleh pada anaknya yang goleran di lantai. “Nggak enak, Ndu. Lagi pula, Ibu nggak punya nomor tetangga kita.”

“Keluarga Ibu sama Romo datang juga ndak?”

Gerakan tangan Ibu yang sedang memeriksa daftar nama, mendadak terhenti. Wanita itu menarik senyum lalu mengangguk.

Melihat respon itu, Sewindu sontak bangkit dari rebahnya di atas lantai. “Serius, Bu? Siapa? Eyang? Bude? Pakde? Nanti ada sepupu Sewindu juga?”

Gadis yang hendak melepaskan masa lajangnya ini tampak begitu antusias. Tak sabar untuk segera bertemu dengan sanak keluarga yang belum pernah dia kenal sebelumnya.

“Pak Tomo, Mbak Laras,” Ibu menoleh, “Itu kan keluarga kita.”

Sewindu sontak kembali layu saat mendengar jawaban Ibu. “Sekalian saja, semua karyawan resto itu keluarga kita,” cibirnya.

“Kan memang begitu, Ndu.”

“Terus keluarga Ibu dan Romo yang di Jogja nggak ada yang datang? Maksud Sewindu tuh yang masih ad hubungan darah sama kita loh, Bu.”

Ucapan Sewindu kini terdengar seperti rengekan di telinga Ibu. Terdengar begitu berisik hingga membuat kepalanya sakit.

Wanita paruh baya itu akhirnya menghela nafasnya pelan. Dia beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju dapur. Hanya sebentar untuk mengambil air minum.

Bukannya dia minum sendiri, Ibu malah menyerahkan segelas air putih itu kepada Sewindu. “Ngombe sek, ben nggak mikir yang aneh-aneh.”

Meski bibirnya sedikit mengerucut, Sewindu tetap menerima uluran gelas dari Ibu. Kebetulan juga dia sedang haus sekarang.

“Kamu nggak mau undang temanmu?” tanya Ibu setelah memeriksa jumlah dan nama-nama para undangan.

Sewindu menggeleng. “Nggak, lagi pula Sewindu nggan punya teman sejak lulus sekolah.”

Gadis itu berdiri dari lantai tempatnya duduk. Di sela langkahnya menuju dapur, barulah dia teringat sosok teman yang selama ini bersamanya.

“Ada deh, Bu!”

****

Terhitung sudah tiga minggu sejak pengumuman diterimanya Sewindu di kampus impiannya. Sejak hari itu juga, dia masih belum bertemu dengan Sewindu lagi. Gadis itu hilang bagai ditelan bumi.

Maka dari itu, hari ini Daffa mengirimkan sebuah pesan singkat pada Sewindu untuk bertemu di café nanti sore. Sementara menunggu waktu itu tiba, di sinilah dia sekarang.

Deretan boneka lucu dalam sebuah tempat bernama Istana Boneka. Dia sendiri juga bingung akan memberikan apa untuk Sewindu. Terhitung sudah 30 menit dia berdiri di antara rak-rak itu.

“Ada yang bisa saya bantu, Mas?”

Daffa sedikit terlonjak saat mendengar suara seorang wanita di sampingnya. Seorang pegawai toko berdiri di sana dengan senyuman ramah.

“Mau saya bantu pilihkan?” Wanita itu kembali menawarkan diri untuk membantu.

Daffa bergumam ragu, matanya kembali menelusuri rak penuh boneka di sekitarnya. “Saya masih bingung, Mbak. Saya juga nggak tahu dia sukanya apa.”

“Buat cewek atau cowok? Ukurannya juga mau yang seberapa? Nanti saya bantu pilihkan.”

Daffa menoleh kembali pada pegawai yang masih berdiri di sampingnya. Wanita itu masih tersenyum ramah di sana.

“Buat cewek, Mbak. Tapi, jangan yang terlalu besar. Saya bawa motor soalnya.”

Tanpa bertanya lagi, wanita itu kini menyusuri isi rak dengan matanya. Tak seperti Daffa yang berdiri selama setengah jam di sana, dia langsung menemukan dua pilihan yang mungkin cocok.

Dua buah boneka yang tak terlalu besar namun sangat pas untuk dipeluk, disodorkan padanya. “Silakan, Mas.”

Alih-alih boneka panda yang lucu dan berbulu lembut, Daffa lebih tertarik dengan boneka berbentuk anjing berwarna cokelat gelap.

Dia menunjuk pilihannya dengan senyuman. “Ini aja, Mbak.”

Daffa kini bisa membayangkan Sewindu yang memeluk boneka itu. Dia berharap, selain coretan di buku sketsanya, Sewindu bisa menumpahkan emosinya lewat pelukan pada boneka anjing itu.

“Mau kartu ucapan juga, Mas?”

Daffa langsung mengangguk. “Boleh saya tulis sendiri?”

Begitu mendapat secarik kartu ucapan yang dapat dilipat dan sebuah pena, pemuda itu menuliskan sesuatu untuk Sewindu di dalamnya.

*****

Meski matahari masih cukup ceria di atas sana, antrean di depan kasir ini terbilang cukup panjang. Mereka bahkan harus membuka pintu kaca agar para pelanggan tidak berdempetan di dalam.

Hari ini Sewindu datang tidak bersama buku sketsa seperti biasanya. Ada sesuatu yang dia bawa di dalam tas kecilnya itu.

“Iced matcha green tea satu, Kak.”

Dia melongok ke tempat para barista sibuk membuatkan pesanan. Menelaah satu per satu punggung yang ada di sana. “Kak Daffa belum datang ya, Kak?”

Seorang perempuan yang berdiri di balik meja kasir, mengikuti arah pandang Juwita. “Shift malam, Kak. Mungkin nanti jam 4 baru ada.”

“Sudah? Ada tambahan lagi?”

Sewindu menggeleng dan membayar pesanannya. Dia kini menunggu di dekat meja pengambilan sambil menyusuri setiap sudut café dengan matanya. Mencari tempat duduk kosong.

Setelah menerima pesanannya, Sewindu menuju satu meja yang masih kosong di tengah ruangan. Spot yang sangat dihindari banyak orang — termasuk Sewindu.

Tapi, tak ada pilihan lain. Lagi pula, dia hanya sebentar di sana.

“Sewindu.”

Sebuah panggilan membuatnya mendongak pada asal suara. Sewindu tersenyum pada sosok yang sudah dia tunggu. Di tangannya ada sebuah paper bag yang menyembunyikan isinya.

“Nunggu lama?” tanya Daffa seraya mendudukkan dirinya di hadapan Sewindu. Tak lupa, dia masih menyembunyikan bawaannya dari pandangan lawan bicaranya.

Wajahnya lebih berseri dari hari-hari biasanya. Daffa lebih banyak tersenyum sore ini. Begitu juga binar matanya saat memandang Sewindu hari ini.

Sewindu yang dipandangi segitunya langsung memeriksa dirinya pada pantulan layar ponsel. “Kenapa, Kak? Ada yang aneh di mukaku?”

Daffa menggeleng. “Katanya ada yang mau diomongin?”

Gadis itu mengembungkan pipinya sejenak. Lalu, tangannya merogoh tas kecil dan mengeluarkan sebuah undangan berwarna hijau pastel dari sana. Dia menyodorkannya pada Daffa.

“Apa ini?” tanya Daffa, dia menerimanya dengan bingung.

Senyumnya luntur seketika saat menangkap nama Sewindu di sana. Tangannya membuka lembaran undangan itu dengan tergesa.

The Wedding of : Wisnu Baskara Kusuma & Sewindu Rayuan Asmaraloka.

Jantungnya seperti terjatuh dari tempatnya. Daffa mematung di tempatnya, membaca tulisan itu beberapa kali. Masih tak percaya dengan apa yang ada di tangannya saat ini.

“Datang ya, Kak,” ucap Sewindu sambil tersenyum tipis.

Jika sebelumnya senyuman itu akan dengan mudah menular padanya, Daffa masih tak dapat berekspresi saat ini. “Ini serius, Ndu?”

Sewindu mengangguk mantap. Dia beranjak dari tempatnya duduk dan membawa serta minuman pesanannya. “Datang ya, Kak.”

Daffa mengangguk, dia menatap boneka di dalam paper bag dan punggung Sewindu yang menjauh secara bergantian. Dia meremas ujung kertas tebal di tangannya.

Kartu ucapan berisi perasaannya untuk Sewindu, terbuang sia-sia.

1
Nurhikma Arzam
semangat windu semangat juga thor
Nurhikma Arzam
wanita dan ketakutan nya bisa di mengerti tp itu to much dara
Nurhikma Arzam
mulai curiga nih apa ya rahasianya
Nurhikma Arzam
Dara-Dara kenapa kamu nggak mau sih ketemu keluarga wisnu🤦🏻‍♀️
Nurhikma Arzam
mode perjodohan mulai nih kayanya 😂
Nurhikma Arzam
agak bingung Brahaman itu ayah siapa?
Nurhikma Arzam: ooh paham paham
Nurhikma Arzam: ooo paham paham
total 3 replies
Nurhikma Arzam
satu sisi kasian sama sewindu tp sisi lain orang tua juga ada benarnya hmmm
Nurhikma Arzam
Hallo Daffa kandidat sad boy aduuh. nasip jadi second lead male 🥲
Nurhikma Arzam
Dara awas aja kalau kamu menyesal ya. awas aja kalau akhirnya wisnu mengiyakan perjodohan itu. jangan jadi duri kamu 😏
Nurhikma Arzam
oke mulai mengerti jadi ini kisah tentang perjodohan. semangat thor
Nurhikma Arzam
bagus nih buat aku yang bukan orang jawa bisa belajar 😁
Nurhikma Arzam: harus sih kak wkwkw
Amerta Nayanika: wah kayaknya aku harus bikin translate nih, wkwkwk
total 2 replies
Nurhikma Arzam
Halo kak aku mampir cerita nya bagus. jangan lupa mampir juga di cerita aku ya 😊
Amerta Nayanika: halo kakak!! terima kasih ya❤️🙆‍♀️
total 1 replies
Akbar Cahya Putra
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
Amerta Nayanika: halo🙌
tunggu updatenya setiap hari ya!! thank you❤️
total 1 replies
★lucy★.
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Amerta Nayanika: udah nih, yuk baca!🙆‍♀️
total 1 replies
Mary_maki
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Amerta Nayanika: halo halo🙌
makasih ya, jangan lupa likenya❤️ thankyou 🙆‍♀️✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!