NovelToon NovelToon
Perjalanan Seraphina

Perjalanan Seraphina

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Murid Genius / Identitas Tersembunyi / Angst / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:556
Nilai: 5
Nama Author: miao moi

Seraphina di culik dari keluarganya karena suatu alasan. Lucunya ... Penculik Seraphina malah kehilangan Seraphina.

Seraphina di temukan oleh seorang perempuan yang sedang histeris sedih karena suaminya selingkuh, sampai mempunyai anak dari hasil selingkuhan. Perempuan yang menemukan Seraphina tidak mempunyai anak. Karena itulah dia memungut Seraphina. Jika suaminya punya anak tanpa sepengetahuannya jadi ... Mengapa tidak untuknya?

Kehidupan Seraphina nyaman meski dia tahu dia bukan anak kandung dari keluarganya saat ini. Kenyamanan kehidupannya berubah saat orang tuanya mati karena ledakkan.

Saat dirinya sedang terkapar tak berdaya dalam kobaran api. adiknya Ken, berbisik kepada dirinya untuk lari sejauh mungkin. Dengan sekuat tenaga ia melarikan diri dari seorang yang memburunya, karena ia penyintas yang sangat tak diharapkan.

Inilah perjalanannya. Perjalan yang penuh suka dan duka. Perjalanan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miao moi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tanaman apa ini?

"ohh kurasa ... bukan ... hem." Gumamnya kembali, ia membalikkan satu demi satu halaman tapi semakin ia membalikkan halaman ia makin kecewa karena itu bukan tanaman yang dicarinya. Tapi ... Tak menjadi masalah, malah, ia menikmatinya karena otaknya menambah informasi tentang tanaman.

Ia berbaring telungkup sambil membalikkan halaman, kakinya bergoyang-goyang. Sudah hampir setengah buku sudah ia baca tapi tak kunjung menemukannya. Ia menghela nafasnya, menoleh melihat matahari yang bersinar semakin menyengat. Mulutnya terbuka menguap, tangannya terangkat meregangkan tubuhnya.

Sejenak ia melamun menunduk menatap bukunya yang masih belum selesai ia baca. Ia memundurkan tubuh, bersandar ke tembok di bawah jendela. Ia memutuskan ... dengan ngebut ia mulai membolak-balik halaman. Ia hanya membaca nama tanaman tanpa informasi yang detail.

Mulutnya membaca seiring halaman buku yang ia balikkan. Seiring ia membaca nama tanaman, rasa penasarannya muncul.

Banyak tanaman aneh yang ingin dia lihat secara langsung saat membacanya. misal seperti yang tertulis disini. "Tanaman buah kaca. Pohon tajam yang terlena. Pohon perak kuat ...." Gumamnya, suatu saat ia ingin benar-benar melihatnya secara langsung atau memiliknya jika beruntung.

Banyak pohon langka dan aneh di buku. yang jarang di temui di sekitar. tapi, pohon yang dibelinya menurutnya sangat unik, masih tak kunjung ditemukan di buku yang ia buka. Jarinya sudah membalikkan halaman terakhir karena ia kebut dengan hanya melihat gambarnya saja.

Begitupun buku selanjutnya, ia buka secara ngebut hanya dengan memandang gambar saja. rata-rata buku tanaman ini bergambar. Jadi memudahkannya saat ini. Sudah hampir tiga buku ia lihat dan sekarang tinggal satu halaman saja ia buka maka kemudian benar-benar sudah ketiga.

"Ohhh ini kah?" Matanya menatap serius kearah gambar itu, ia melirik kearah judulnya disana tertulis, "tanaman elemen, sangat langka." Gumamnya sambil mengerutkan keningnya.

Ia bingung karena hanya ada gambar yang buram, tak jelas. Namannya tertera disana, tapi, tidak ada informasi detailnya. Di halaman itu hanya ada gambar dan nama judulnya lalu kemudian tidak ada ... Kosong. Ia berdiri beranjak dari duduknya.

Ia melangkah keluar dari perpustakaan dengan bingung beserta jengkel. Sudah sampai setengah hari ia berada di perpustakaan tapi hanya itu informasi yang ia peroleh?

"Benar-benar?!" Gumam Seraphina jengkel. Ia memutuskan berjalan ke kamarnya.

"Kamu sudah makan Seraphina? Sudah setengah hari kamu tidak keluar dari perpustakaan." Seru ibunya.

"Nanti!" Jawabnya sambil lalu menaiki tangga.

Lalu ia memasuki kamarnya langsung menghampiri tanaman pohonnya aneh itu. Benar kata ken pikirannya. Aneh karena bentuknya dan juga aneh kerena tidak ada informasinya.

Pohon itu seperti garpu yang sedang menusuk tomat. Bibirnya mengerut, matanya menelusuri pohon itu, "kau ini tanaman apa?" Tanyanya, seolah tanaman itu akan menjawab.

Daripada garpu ... tanaman ini seperti trisula, pikirannya. Ia bangkit untuk mengambil air di atas meja lalu dengan pelan-pelan ia menyiram ke tanaman itu. Tangannya menangkup pipinya, ia memandangi pohon aneh dengan lama.

Ia memandangi pucuk pohon itu, ada tiga merah dia atas, setiap pucuk Trisula itu kata Ken, seperti tomat. Dengan penasaran jarinya terulur ke tanaman itu, ia elus kan ke puncak bulatan merah itu," awww!" Teriaknya langsung menarik tangannya yang berdarah.

Tak ada yang tajam dari bulatan itu tapi mengapa ia seperti ditusuk? Ia mengulum jari telunjuknya. Ia memperhatikan pohon itu dengan bingung. Bulatan merah puncak pohon itu terkena tetesan darahnya.

Ia kaget saat bulatan puncak pohon itu seperti menyesap darahnya. Sesaat kemudian bulatan pohon merah itu semakin merah setelah itu semakin berkilau. Ia bengong melihatnya. Ia mengambil kertas di dekatnya lalu ia usap kan ke bulatan merah itu lalu ... Tidak ada apa-apa.

Dahinya makin mengerut, dengan berani, ia kembali menyodorkan jarinya lagi untuk kembali melihat reaksi tadi bukanlah palsu. Lalu ... Tidak ada apa-apa.

"Apa-apaan!" Gumam tak percaya, tangannya memegang dahinya. sekarang ia rasa ia sedang tak fokus. Ia menatap pohon aneh itu dengan lelah. Ia rasa ia sedang butuh asupan.

Ia beranjak keluar dari kamarnya. Ya bagaimana tidak, tentu saja ia lapar karena ini sudah mulai siang hari, dia belum makan apa-apa. Ia bahkan mengabaikan pelayan yang menyuruh ia makan—pelayan disuruh ibunya.

"Hei, siapa kau?" Tanya Seraphina melihat dari kejauhan, ada seseorang didalam rumah nya yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Matanya menelusuri dari atas sampai kebawah. "Dari pakaian mu kau seorang pelayan?"

Pelayan itu menghampiri Seraphina lalu membungkuk kearahnya sekilas, "benar nona saya pelayan baru."

Seraphina mengangguk kecil, "sejak kapan?"

"Sejak kemarin nona!" Jawab sang pelayan.

"Siapa namamu?" Tanya Seraphina, mendongak menatap mata pelayan itu. Pelayan itu mempunyai rambut pendek, dia tinggi tapi tak lebih tinggi dari ibunya.

"Nama saya Mona!" Jawab Mona.

Seraphina tersenyum kepada mona, "semoga kau betah disini Mona!"

Mona balas tersenyum, "iya nona."

"Sekarang aku lapar! Tolong Katakan kepada orang dapur untuk membuatkan makan untuk Seraphina!" Kata Seraphina dengan senyum menawan kepada mona.

Dengan senang hati Mona menjawab saat melihat senyuman imut Seraphina, "baik nona, ada pesanan khusus?"

"Tidak, seperti biasa saja." Jawab Seraphina sambil menggeleng sekilas.

Mona mengangguk kembali sekilas lalu berjalan kearah dapur. Ia melihat ibunya berjalan kearahnya, dengan kepala di geleng-geleng, "baru keluar?"

Ia nyengir kepada ibunya, "aku sedang mencari informasi tentang bagaimana merawat pohon ku yang baru itu."

"Sudah ketemu?" Tanya ibunya, sambil menuangkan air ke gelasnya.

Seraphina mengangkat bahunya dengan lesu, punggung disandarkan ke kursi dengan lemas, "hanya ada tulisan tanaman yang langka."

"Hanya itu?" Tanya ibunya setelah selesai meneguk minumannya.

"Ya ... Sisanya kosong, tidak ada." Ucapnya sambil menatap ibunya.

"Ibu rasa itu benar-benar pohon yang langka," ibunya tiba-tiba mendengus lalu terkekeh-kekeh. "Terlepas dari dari tampilannya yang sangat aneh, kamu membelinya dengan mahal."

Seraphina merapatkan bibirnya, meringis.

Kana mengangkat alisnya tapi bibirnya tersenyum menatapnya, "kau harus merawatnya dengan baik!"

"Aku sedang berusaha melakukannya dengan mencari informasi pohon itu, tapi tidak ada apa-apa. Aku tidak tahu bagaimana cara merawatnya." Kata Seraphina.

Ibunya menatap dirinya dengan sorot maklum, "kamu hanya perlu merawatnya dengan pelan-pelan dan teliti." Ibunya mendekati dirinya, lalu menepuk pundaknya. "Tahu kan? Kamu jago dalam hal itu?"

Seraphina tersenyum, "oke ibu, makasih."

Ibunya mengusap lembut kepalanya sekilas, "sama-sama sayang. Sekarang nikmati makananmu, ibu akan keatas."

Makanan datang dengan waktu yang pas saat ia selesai bicara dengan ibunya. Ia berterimakasih kepada pelayan yang mengantarkan makanannya. Aroma sedapnya makanan tercium oleh hidungnya. Perutnya seketika langsung berbunyi ribut. Ia tersenyum malu kepada pelayan yang tersenyum menatapnya.

"Kurasa aku sangat kelaparan." Kata Seraphina sambil nyengir, ia pun mulai menikmati makanan nya yang hangat, mendesah puas saat makanan masuk kedalam mulutnya.

1
boing fortificado
Saya begitu bersemangat mengenalkan ini kepada teman-teman.
Yaky De la rosa
Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!
Graziela Lima
Gak sabar nih thor, gimana kelanjutan cerita nya? Update yuk sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!