VOLETTA yang sering di panggil VIOLET, seorang bayi yatim piatu yang tidak memiliki saudara lagi, dia di angkat oleh keluarga Romanov keluarga nomor satu di kota Bore.
Dan Violet tumbuh besar dengan penuh kasih sayang dari keluarga Romanov, apa lagi saat putra bungsu keluarga Romanov, LUCANE ROMANOV mengambil alih keluarga Romanov, Violet semakin membuat semua orang iri dengan kehidupannya, karna Lucane selalu memprioritaskan Violet.
Tapi itu semua berubah saat Violet sengaja ingin mencelakai wanita yang di cintai oleh Lucane, karna hasutan dari musuh wanita itu, Lucane perlahan menunjukkan sisi iblisnya di depan Violet, pria itu menghukum Violet dengan menyiksanya di ruang bawah tanah.
Dan saat Violet menghembuskan nafas terkahirnya, dia berjanji jika ada kehidupan kedua dia tidak akan lagi mengusik kehidupan Lucane dan wanita pujaan hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Di atas ranjang yang besar, Violet mulai mengerjapkan matanya, dia menggeliat dengan melenguh.
''Ughhh''
''Baby, sudah bangun''
Violet langsung menoleh ke samping, dan melihat Lucane yang duduk di sofa dekat jendela, dengan memakai kemeja yang tidak di kancing sepenuhnya.
''Paman''
Lucane meletakkan laptopnya di sisi tempat duduknya, lalu dia bangkit dan pindah duduk di sisi ranjang Violet.
''Paman, apa yang terjadi denganku?'' tanya Violet sembari duduk lalu bersandar di sandaran ranjang.
Lucane tersenyum dan bertanya. ''Kamu tidak ingat?''
Violet menggelengkan kepalanya, dan matanya menyipit melihat sesuatu di leher dan dada Lucane. ''Terus, itu kenapa leher Paman sama dada Paman, kok merah merah begitu?''
Sembari tersenyum Lucane menundukkan kepalanya, melihat bekas ciuman Violet semalam yang memenuhi dadanya.
''Kamu tidak ingat juga?'' tanya Lucane.
Lagi lagi Violet menggelengkan kepalanya. ''Aku hanya ingat semalam setelah keluar dari kamar mandi, ada yang membekapku dari belakang, terus setelah itu aku tidak ingat apapun lagi'' papar Violet.
Lucane menghela nafasnya, ternyata gadisnya ini tidak ingat apapun dengan kejadian semalam.
''Semalam ada yang ingin menjebakmu'' ucap Lucane.
Flash back on
Semalam setelah mendengar jawaban Jayden kalau Violet pergi ke kamar mandi, Lucane segera menyusul karna tiba tiba perasaannya tidak tenang.
Dan saat sampai di depan toilet wanita, Lucane melihat ponsel milik Violet tergeletak di atas lantai depan toilet, dia buru buru mengambilnya dengan panik.
Wajah Lucane menggelap, lalu dia segera mengambil ponselnya dari dalam saku celananya, dan menghubungi orang kepercayaannya.
''Cepat, temukan keberadaan Nona dalam sepuluh menit'' perintah Lucane dengan tegas.
''Baik Tuan'' sahut seseorang dari balik telfon yang tak lain adalah Xander.
Lucane kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, dengan expresi wajahnya yang sangat menyeramkan.
''Sialan, siapa yang berani mengusik gadisku'' geram Lucane meremas ponsel milik Violet.
Tak butuh waktu lama Xander menghubunginya lagi, dan mengatakan kalau Violet di bawa ke kamar hotel di lantai empat.
Lucane dengan langkah besarnya segera pergi menuju ke lantai empat, saat keluar dari dalam lift bersamaan dengan Xander yang juga keluar dari lift satunya.
''Nomor berapa kamarnya?'' tanya Lucane.
''Nona ada di kamar nomor satu kosong tiga'' jawab Xander.
Ketika sudah menemukan nomor kamar yang di katakan oleh Xander, tidak menunggu lama Lucane langsung menendang daun pintunya dengan keras, cukup dengan sekali tendangan pintu berbahan kayu jati itu langsung terbuka dengan keras.
Duagg
Brakkk
''Baby''
Lucane langsung berlari ke arah ranjang, wajahnya semakin menggelap, melihat kondisi Violet yang terikat kedua tangan dan kakinya dengan mulut di tutup dengan lakban.
Emhhh
Violet yang saat itu sudah sadar langsung menggeliat, ketika Lucane melepaskan ikatan di tangan dan kakinya.
''Baby, tahan ya'' tukas Lucane dengan hati hati membuka lakban yang menutup mulut Violet.
Srettt
Ughh
''Baby, maaf maaf'' ucap Lucane mengelus bibir Violet.
Slrupp
Lucane tersentak Violet tiba tiba menghisap jarinya, dan saat itu Lucane menyadari kalau Violet dalam pengaruh obat.
''Sialan'' desis Lucane geram.
Xander yang berdiri di depan pintu, langsung membalikkan badannya saat menyadari kedatangan seseorang di belakangnya, dan ternyata seorang pria tua yang di kenal sebagai juri utama di acara modeling internasional, tapi bukan itu intinya, Xander sangat tahu betul pria di depannya selalu memanfaatkan para wanita yang ingin menjadi model terkenal dengan syarat harus memuaskan hasratnya.
''Kamu!''
Pria tua itu seketika gugup, melihat asisten pribadi dari pria yang memiliki kuasa di kota Bore berdiri di depannya.
''Tu,, Tuan Xander'' sapa pria tua itu dengan tersenyum.
''Katakan?, siapa yang menyuruhmu?'' tanya Xander seakan akan sudah bisa menebak kedatangan pria tua di depannya saat ini, karna tidak mungkin dia tiba tiba ingin meniduri Nonanya yang sama sekali tidak pernah di kenalnya, kecuali ada orang yang sengaja merencanakan di belik semua ini.
Pria Tua itu semakin di buat gugup dengan pertanyaan Xander. ''Sa,, saya tidak tahu Tuan, ta,, tapi dia seorang gadis muda'' jawab pria itu.
''Beri dia pelajaran''
Xander menoleh dan melihat Tuannya berdiri di belakangnya, sembari membopong tubuh Nona Mudanya yang di selimuti jas mahal milik Tuannya.
Pria tua itu semakin gemetar melihat kemunculan Lucane dari dalam kamar dengan wajah dinginnya, dan yang membuatnya semakin takut, karna Lucane membopong keluar seorang gadis yang akan di nikmatinya di kamar ini.
Pria tua itu langsung bersimpuh dengan ketakutan. ''Tu,, Tuan Lucane, ampuni saya''
Lucane tidak perduli, dia berlalu pergi melewati pria tua itu, dan masuk ke dalam lift.
''Berdiri!'' seru Xander.
Pria Tua itu berdiri dengan keringat dingin membasahi tubuhnya.
''Tu,, Tuan Xander, ampuni saya'' ucap pria Tua itu mengatupkan kedua tangannya.
Xander langsung menarik tangan pria Tua itu dan mematahkan seluruh jari jarinya begitu saja.
Krtaakk
Akhhhhhhh
''Ampun,, ampun!!'' teriakan pria itu menggema memenuhi koridor kamar hotel di lantai empat.
''Ini akibat, karna sudah berani punya tujuan buruk pada Nona Muda Romanov'' tukas Xander lalu beranjak pergi menyusul Tuan Mudanya.
''Akhhhh''
Di dalam mobil Lucane berusaha menenangkan Violet yang terus saja bergerak dengan gelisah.
''Tuan, maaf kalau menunggu terlalu lama'' ucap Xander setelah masuk ke kursi kemudi.
''Cepat, kembali ke villa''
Xander menganggukkan kepalanya dan segera melajukan mobilnya menuju villa roser garden.
Di pertengahan jalan Xander teringat, kalau sudah menemukan bukti rekaman cctv hotel.
''Tuan, saya sudah menemukan bukti, pelaku yang menjebak Nona Muda'' ucap Xander.
''Mana?''
Xander langsung mengambil ponselnya di saku kemejanya, lalu menyerahkannya pada Tuannya yang duduk di jok belakang.
Wajah Lucane sangat dingin, ketika melihat rekaman cctv itu dimana Violet yang sudah tak sadarkan diri di bawa masuk oleh seorang pria yang memakai baju karyawan hotel, dan tak berselang lama seorang gadis muda keluar dari kamar itu bersamaan dengan pria karyawan hotel dan mengunci pintu kamarnya dari luar.
''Luna'' desis Lucane penuh emosi.
''Tuan, apa saya harus memberi pelajaran pada Nona Luna?'' tanya Xander karna setahunya Luna adalah kekasih dari keponakan Tuannya.
''Untuk saat ini tidak perlu, biarkan Jayden dulu yang menanganinya, setelah itu kamu bisa memberinya pelajaran'' sahut Lucane, dia tahu Jayden tidak jauh beda dengannya, Jayden akan sangat murka jika ada yang berniat jahat dengan Violet.
''Baik Tuan'' sahut Xander menganggukkan kepalanya.
Flash back off
''Ck, jadi Luna yang merencanakannnya'' decak Violet geram.
Lalu Violet beralih menatap leher dan dada bidang Lucane yang di penuhi tanda merah.
''Lantas, kenapa dengan leher dan dada Paman?, kenapa merah merah?'' tanya Violet dengan tatapan polosnya.
''Kamu tidak ingat?'' Lucane balik bertanya.
Violet menggelengkan kepalanya.
Lucane menghela nafasnya dengan tersenyum, lalu meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakas sejak semalam.
''Baiklah, karna kamu tidak ingat, jadi aku akan memberitahumu'' tukas Lucane menunjukkan rekaman vidio di ponselnya.
Mata indah Violet langsung membulat dengan sempurna, pipinya sampai merah seperti kepiting rebus, melihat apa yang di lakukan oleh dirinya pada Lucane.
''I,, itu tidak mungkin aku'' tukas Violet dengan menggit jarinya.
Lucane mengulum senyum. ''Kalau bukan kamu siapa lagi?, apa kamu punya kembaran'' tukas Lucane.
Tiba tiba Violet menutup wajahnya dengan bantal dan berteriak.
''Akhh,,, kenapa aku bisa melakukan hal mesum seperti itu!'' teriak Violet.
Lucane terkekeh pelan, lalu mendekatkan wajahnya di telinga Violet dan berbisik.
''Baby, kamu sudah menodaiku, kamu harus tanggung jawab''
lncang bgt tu nnek shir pke jmbak vio sgla,ga tau apa pwangnya galak bgt....
tnggu aja hkumn'ny,d jmin bkln kapok....
mngkn vio ingn mlupakn orng yg udh mnyktinya,skligs mlupakn kjdian yg bkin dia trauma.....anggp aja tu hkuman buat jayden jg biar dia ga mngulangi d msa dpn....
mga aja vio g lupa sm lucane.....
kl sm jayden mh ga pa2,drpd trauma lg....
biar ga gnggu vio lg....