Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, baru saja lulus SMA. Namun tiba-tiba Ayahnya yang pemabok dan suka main judol, memaksanya untuk menikah dengan saudagar kaya yang memiliki 3 istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melahirkan
Sampai menjelang kelahiran anaknya yang seharusnya lahir tgl 20 desember 2020, tapi anaknya maju jadi 30 nopember 2020.
Tidak ada persiapan apapun ia masih santai tepat hari minggu tgl 29 nopember 2020, Sasa masih menulis novel tentang perjalanan hidupnya.
"Mas, aku lapar pengen makan bakso yang pentolnya besar." ucap Sasa kepada suaminya
"Di mana ya dek?" Pak Yudi balik bertanya
"Di perempatan ada Mas." sahut Sasa
"Bi, tolong beliin bakso buat Ibu." ucap Pak Yudi
"Baik Pak." sahut Bi Inah lalu ia pun pergi
Kurang lebih 15 menit Bi Inah kembali, sambil membawakan sebungkus bakso yang pentolnya besar.
"Ini Bu baksonya." ucap Bibi, lalu ia ke dapur untuk mengambil mangkok dan sendok.
"Bibi engga beli?" tanya Sasa
"Engga Bu tadi bibi sudah makan." jawab Bi Inah
"Ini beli dimana Bi?" tanya Sasa lagi
"Di dekat terminal Bu." sahut Bi Inah
"Pantesan lama ya Bi, jauh beli nya." ucap Sasa sambil membuka bungkus bakso
"Di perempatan tutup Bu." sahut Bi Inah, yang di angguki oleh Sasa setelah itu ia pun berlalu ke belakang.
"Terimakasih Bi." ucap Sasa lagi
Ia pun memakan bakso tersebut yang di belikan oleh Bi Inah, karena memang Sasa sudah lapar pada saat itu.
Bakso adalah termasuk salah satu makanan favoritnya, apalagi kuahnya yang pedas. Kenikmatan tiada tara yang membuatnya, menjadi penggemar bakso.
*******
Jam sudah menunjukkan pukul 21 malam, ia sudah bersiap untuk tidur tapi tiba-tiba perutnya merasa tidak enak. Sasa bolak balik ke kamar mandi, untuk buang air besar terus begitu sampai larut malam.
Jam 23 malam ia mencoba untuk tidur tapi tetap tidak bisa, hanya 15 menit lalu pergi lagi ke toilet.
Sasa tidak mengerti kalau itu adalah kontraksi, sampai jam 03.00 pagi. Sasa tidak bisa tidur, ia bahkan sampai merangkak setelah dari toilet saking lemasnya.
Saat itu semuanya sudah tidur termasuk suaminya, lalu ia membangunkan suaminya.
"Mas... mas." panggil Sasa, sambil menggoyang-goyangkan badannya.
"Iya Dek." jawab suami dalam keadaan setengah sadar
"Mas aku sakit perut." ucap Sasa
Mendengar Sasa yang bilang sakit perut, seketika Pak Yudi langsung beranjak dari tempat tidur.
"Sakit kenapa? apakah terlalu pedas baksonya?" tanya Pak Yudi
"Bukan Mas, sepertinya aku mau melahirkan." jawab Sasa
"Iya kah?" tanya balik Pak Yudi yang terkejut, mendengar kata lahiran.
"Tunggu Dek, aku mau bangunkan Bi Inah dan Sandy ya." ucap Pak Yudi, yang langsung berlari keluar dari kamar tidur mereka.
"Bi....
Tok
Tok
Tok
Ceklek "Iya Pak ada apa?" tanya Bi Inah setelah pintu kamarnya terbuka
"Bi cepat, Ibu mau melahirkan." ucap Pak Yudi
Tak beberapa muncullah Bi Inah dan Sandy, yang tergopoh-gopoh menyambangi kamarnya.
"Bu, Ibu mau melahirkan?" tanya Bi Inah setelah mereka sampai dikamar Sasa
"Iya Bi, mules sekali." sahut Sasa lirih sambil memegangi perutnya
"Sudah ayo cepat bawa Ibu kerumah sakit." ucap Pak Yudi dengan wajah gelisah
Tak menunggu lama Sasa bersiap-siap ganti baju dan memakai pembalut, agar cairan ketuban tidak merembes. Perlengkapan bayi yang sudah ia siapkan, jauh-jauh hari di dalam tas.
Kurang lebih 20 menit perjalanan mereka sampai di rumah sakit, Sasa dicek di IGD ternyata ia sudah pembukaan 6 perut rasanya sudah mulai tiada jeda.
Kemudian bidan datang dengan membawa alat cek jantung bayi, perutnya semakin kontraksi saat ia tidur miring.
Sasa teriak-teriak kencang sekali, kemudian suaminya berbisik kepadanya.
"Jangan teriak-teriak Dek." ujarnya berbisik
"Tahan Dek." ucap Pak Yudi mencoba menenangkan
"Sakit sekali Mas." ujar Sasa, sambil meringis menahan perutnya yang mules.
Jam 04.00 pagi setelah di cek jantung, kemudian ketubannya pecah. Bidan panik dan telepon keruang bersalin, buru-buru Sasa di pindah keruangan.
Ketika di cek ternyata pembukaannya sudah lengkap, lalu Bidan yang menanganinya memanggil Bidan yang lain untuk siap-siap.
Disini awal perjuangannya, berkali-kali ia mengatur nafas. Ia bener-bener sudah tidak kuat, sakitnya luar biasa.
"Ayo Bu, bayinya sudah kelihatan." ucap Bidan kepada Sasa
Pak Yudi masih berada disitu entah karena empati, atau karena kasihan kepada Sasa.
"Ayo Dek, kamu pasti bisa." ujar Pak Yudi memberikan semangat
"Sakit Mas!!" sahut Sasa setengah berteriak, menahan rasa sakit yang sudah tidak tertahankan lagi.
"Tarik nafas pelan-pelan Bu, buang dari mulut." ucap Bidan
Kemudian Bidan menekan sedikit perutnya membantu bayi itu keluar, dan Bidan satunya lagi selalu ngecek detak jantung bayi.
10 menit kemudian akhirnya bayi pertama Sasa lahir dengan normal, berjenis kelamin perempuan berat badan 3,5 kg panjang 50 cm.
Putrinya di letakkan di dada Sasa, ia peluk. Ia menangis, begini rasanya melahirkan.
Berat sekali rasanya capek, letih, sakit disitu tangisnya pecah sambil memeluk anaknya.
Rasanya bahagia sekali mendengar tangisan dari anaknya, mungkin seperti inilah yang di rasakan Ibunya dulu.
Ibunya juga pasti seperti ini saat melahirkan, jadi begini rasanya menjadi seorang ibu.
Ia bersyukur karena pada saat melahirkan di dampingi oleh suaminya, yang setia menemaninya dan Bidan yang sabar menanganinya. Karena bukan Sasa saja yang capek berjuang, tapi bidannya juga.
Di ruang bersalin banyak Ibu-ibu yang mau melahirkan, ada yang sudah dua hari masih menunggu bukaan.
Sasa bersyukur di beri kelancaran, dari mulai periksa hamil sampai persalinan.
Setelah sekian lama di tinggal Pak Yudi kerumah istri-istrinya yang lain, nantinya anaknya ini yang bakal menemani hari-harinya karena Sandy juga sudah mulai bekerja.
Sasa di karuniai anak perempuan yang sangat cantik, yang di beri nama Icha.
Tapi Sasa agak merasa deg-degan karena setelah di perhatikan secara seksama, ternyata wajah Icha mirip sekali dengan Sandy.
"Kamu kok mirip sekali dengan Sandy sih." lirihnya pelan, takut ada orang lain yang dengar.
Disaat seperti itu tiba-tiba Bi Inah memasuki ruang bersalin, sambil membawa barang-barang Sasa juga kebutuhan bayinya.
"Selamat ya Bu, akhirnya Mas Sandy punya adik." ucap Bi Inah sambil tersenyum, dan mengambil bayi Icha dari samping Sasa.
"Cantik sekali, namanya siapa Bu?" tanya Bi Inah sambil menggendong Icha
"Namanya Dysha Bi, tapi panggilannya Icha." sahut Sasa
"Namanya bagus, dan unik." entahlah, Bi Inah merasa ada yang aneh dengan nama bayi Dysha.
Tok
Tok
Tok
Saat mereka mengobrol tiba-tiba terdengar ada suara ketukan di pintu, Pak Yudi sudah pergi dari ruang rawat Sasa.
"Bi tolong bukain pintunya." ucap Sasa, lalu Bi inah pun meletakkan Baby Icha di box bayi sedangkan dirinya pergi membuka pintu.
Ceklek
Setelah pintu di buka terlihat seorang laki-laki yang tidak asing bagi mereka, ya dia adalah Sandy yang datang mengunjungi mereka.
"Mas Sandy, silahkan masuk Mas. Mas Sandy pasti ingin nengokin adeknya ya, adek Mas cewek. Cantik banget." ucap Bi Inah, seraya bergeser memberi ruang pada Sandy untuk masuk.
"Makasih Bi." jawab Sandy, lalu ia pun melangkah masuk ke kamar VIP tempat di mana Sasa menginap pasca melahirkan.
Bersambung...