NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona CEO Dingin

Terjerat Pesona CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Ayunda dan Siska pergi ke taman kota pukul 8 pagi. Satu jam kemudian mereka sampai dan mereka memutuskan untuk keliling taman dan membaca buku di perpustakaan yang yang terdapat di taman tersebut. Cukup lama mereka menghabiskan waktu disana sampai tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12 siang. Mereka kemudian memutuskan untuk makan siang di restoran dekat dengan taman tersebut..

Setelah sampai di restoran Ayunda dan Siska melihat - lihat seisi restoran yang sudah nampak ramai karena memang sudah jam makan siang. Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di pojok dekat jendela agar bisa melihat taman dan udara sejuk tanpa kebisingan dari orang - orang yang makan sambil berbincang..

Seorang pelayanan datang menghampiri meja mereka.

"Siang kakak, silahkan menunya dilihat dulu."ucap sang pelayan dengan ramah.

"Terima kasih kak,.."sahut Ayunda dengan senyum pula.

"Kamu mau pesen apa sis?"

"Hmm.. Aku mau spaggeti dan es jeruk aja ya mbak.."

"Kalau aku mau mie ramen sama es capuccino aja."

"Baik ka, silahkan ditunggu."

Setelah pelayan meninggalkan meja mereka, Siska menatap Ayunda yang tampak lesu hari ini.

"Kamu sebenarnya ada masalah apa Yun?"Tanya Siska dengan penuh rasa penasaran.

"Kenapa hidup aku gak seberuntung orang lain ya Sis? Kenapa aku gak bisa hidup bahagia kaya anak lain. Bisa kuliah, bisa disayang sama keluarga. Aku cuma punya bibi dan saudara satu. Tapi kenapa mereka jahat banget sama aku. Kenapa mereka selalu bersikap buruk sama aku?" Ayunda menangis tersedu sambil mencurahkan semua keluh kesahnya terhadap Siska..

Siska kemudian menggeser duduknya dan berada di samping Ayunda.

"Kamu yang sabar ya, aku yakin kok kalau kamu itu kuat. Aku yakin kamu bisa lakuin segala ujian hidup kamu."

"Mereka jahat Sis, mereka bilang gara - gara aku paman jadi meninggal. Mereka menuntut aku untuk memberi kehidupan yang layak untuk mereka. Aku harus memenuhi semua kebutuhan mereka termasuk kebutuhan sehari - hari dan sekolah Eka. Terakhir mereka datang dan minta uang 3 juta katanya untuk biaya sekolah Eka. Tapi nyatanya mereka pakai uang itu buat beli baju dan tas sedangkan aku harus kerja keras untuk menghidupi diriku sendiri. Tapi harus tetap menanggung hidup mereka, kalau aku gak menuruti semua kemauan mereka,bi Yati akan menyiksaku.Rasanya aku sudah gak sanggup untuk tinggal di bandung lagi Sis. Tapi aku juga gak tahu mau kemana lagi. Aku udah gak punya siapa siapa lagi di dunia ini."

Ayunda menangis tersedu - sedu. Melihat itu pun Siska tak kuasa menahan air matanya pula.

"Maaf Yun, aku gak tahu kalau kamu se menderita ini. Maaf aku gak bisa jadi sahabat yang selalu ada saat kamu sedang sedih. Aku gak nyangka kalau bibi dan saudara kamu itu sekejam itu. Gimana kalau kamu pergi ke Jakarta aja. Aku punya saudara di sana. Dia juga punya cafe. Kamu juga bisa kerja disana. Kalau kamu mau aku bisa bilang sama saudara aku kalau ada temenku yang butuh pekerjaan."

"Kamu serius Sis? Apa mungkin saudara kamu mau nerima aku kerja di cafe nya sedangkan aku cuma lulusan SMA?"

"Kamu tenang aja, serahin semuanya ke aku. Aku yakin saudara aku mau nerima kamu kerja di cafe nya."

"Makasih ya Sis, kamu memang sahabat terbaikku." Mereka pun saling berpelukan sampai pelayan datang mengantar pesanan mereka.

"Silahkan makanannya, selamat menikmati," ujarnya.

"Terima kasih."ucap Ayunda dan Siska bersamaan.

***

Di sudut lain,

"Bos itu bukannya gadis yang dulu sempet hampir kita serempet ya?" tanya Zaky sambil menunjuk arah meja pojok.

Nathan sontak menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Zaky. Nathan hanya menjawab dengan anggukan kecil. Kalau dilihat - lihat gadis itu cantik juga bos. Terlihat manis dan menggemaskan. Tapi kenapa keliatannya ia sedang sedih gitu ya bos."

Nathan menatap heran ke arah sahabat yang merangkap sebagai asisten dan sekretaris tersebut. "Sejak kapan kamu kepo dengan urusan orang lain."

"Eh.. Bukan begitu Nath, kamu lihat saja dia sedang menangis dan tampak menyedihkan sekali. Tidak seperti waktu itu yang terlihat cantik dan ceria meski wajahnya sedikit pucat karena takut tertabrak." Nathan kembali mengarahkan  matanya kepada gadis tersebut. Benar apa yang dikatakan Zaky. Dia adalah gadis yang cantik dan manis, tapi kenapa dia terlihat begitu sedih dan wajahnya penuh dengan kepedihan. Tanpa disangka, Ayunda pun menoleh ke arah nya dan pandangan mata mereka beradu beberapa detik saja, karena saat menyadari jika gadis tersebut juga memandangnya, Nathan langsung mengalihkan pandangan ke arah lain.

Ayunda pun tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan pemuda tampan yang sempat mengganggu pikirannya.

"Sis, kamu lihat deh meja sana, dia adalah cowok yang sempet aku ceritain ke kamu, yang hampir nabrak aku, dan pas ketemu di supermarket juga."

Mendengar hal itu, Siska langsung menatap ke sebrang dan ia terpukau dengan ketampanan pria itu.

"Wow.. Itu benar - benar makhluk paling sempurna Yunda. Wajah yang tampan, alis tebal, bibir tipis, tatapan mata yang tajam dan tubuh yang tegak dan atletis. Pantas saja kamu jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena dia memang sempurna."

Siska menatap kagum pada wajah pemuda tersebut.

"Udah Sis, jangan diliatin terus. Malu kau nanti mereka sadar kalau kita sedang liatin mereka."

***

Beberapa jam sebelumnya

Di ruang meeting sudah duduk para staff dan bos nya saat Rudy memasuki ruangan. Dengan wajah pucat dan suara gemetar Rudy menyapa semua staff dan juga bosnya.

"Selamat pagi pak Nathan, pak Zaky dan semuanya." sapa Rudy.

"Pagi..." Serempak mereka menjawab. Namun tidak dengan Nathan dan Zaky. Pandangan mereka menghunus hanya ke satu arah yaitu Rudy.

Kemudian Rudy duduk di kursi yang masih kosong, kemudian Nathan berucap.

"Baik karena semua sudah kumpul, kita langsung saja buka meeting ini agar semua cepat selesai dan saya segera bisa kembali ke Jakarta.

Saya tidak ingin bertele - tele, saya ingin membahas tentang penggelapan dana yang terjadi di perusahaan saya ini. Saya sudah memberi kesempatan beliau untuk mengembalikan semua uang yang telah ia curi. Tapi bukanya ia ada itikat baik malah sebaliknya, ia berencana untuk kembali membuat ulah dengan mencuri file penting dan akan dijual dengan pesaing perusahaan saya. Saya sudah mengantongi beberapa nama yang terlibat dalam kasus ini. Jika kalian mau mengaku maka saya akan memberi pengampunan pada kalian. Tapi kalau kalian tetap bungkam saya akan beri bukti yang saya punya kepada polisi agar kalian segera diperiksa. Tapi ini tidak berlaku untuk sang komandan. Dengan sinis Nathan tajam ke arah Rudy. Untuk pak Rudy saya tidak ada pengampunan lagi untuk anda. Saya sudah memberikan kesempatan untuk anda tapi anda tetap punya rencana licik di belakang saya. Saya sudah serahkan semua bukti ini kepada pihak kepolisian dan anda tinggal menunggu surat panggilan untuk anda."

Mendengar hal tersebut membuat Rudy panik bukan kepalang.

"Mohon maaf pak Nathan, saya mohon ampun. Saya janji tidak akan berbuat seperti itu lagi dan saya akan mengembalikan semua uang yang telah saya ambil. Tapi saya mohon jangan laporan saya ke polisi."

Dengan tegas menjawab, "semua sudah terlambat pak Rudy. Kasus anda telah masuk penyelidikan."

Lemas sudah tubuh Rudy mendengar semua kenyataan tersebut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!