NovelToon NovelToon
Destined For U

Destined For U

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Net Profit

Mati-matian berusaha dan berakhir gagal membuat Deeva enggan membuka hati, tapi sang ibu malah menjodohkannya tepat dimana perasaannya sedang hancur. Diantara kemalangannya Deeva merasa sedikit beruntung karena ternyata calon suaminya menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan.

"Anggap gue kakak dan lo bebas ngelakuin apa pun, sekalipun punya pacar, asal nggak ketahuan keluarga aja. Sebaliknya hal itu juga berlaku buat gue. Gimana adil kan?" Arshaka Rahardian.

"Adil, Kak. Aku setuju, setuju, setuju banget." Deeva Thalita Nabilah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buruk Rupa

Malam hari Deeva sedang memasukan barang-barang yang akan ia bawa ke dalam koper dibantu oleh Elisa. Gadis itu datang ke rumah selepas magrib tadi, ingin menghabiskan malam terakhir bersama Deeva sebelum pergi esok hari.

“Segini doang yang dibawa, Deev?” tanya Elisa, “cek lagi deh takutnya ada yang ketinggalan.” Lanjutnya seraya menunjukkan koper yang akan ia tutup.

Deeva menghampiri sahabatnya, “iya udah ini doang. Ntar kalo ada yang kurang gue beli disana aja. Otw sendiri, ribet kalo bawa banyak barang.”

“Iya juga yah.” Jawab Elisa.

“Nah paham kan lo. Buruan tidur, besok kereta gue pagi banget.” Ajak Deeva.

“Cie yang udah nggak sabar mau ketemu calon suami.” Ledek Elisa.

Deeva memukul Elisa dengan bantal, “sekali lagi lo ngomong calon suami, gue pastiin lo keluar dari rumah ini. Enek gue.”

“Gue cuma bercanda, Deev.” Elisa menghambur memeluk Deeva.

“Gue pasti bakal kangen banget sama lo. Pokoknya kalo ada apa-apa lo harus kabarin gue. Tunggu satu tahun aja, ntar kalo gue udah lulus pasti lanjut ke Jogja. Kalo aja bokap ngijinin gue pindah, pasti gue ikut sama lo pindah deh.” Lanjutnya.

“Udah deh nggak usah pake nangis gini, udah kayak emak-emak aja lo. Gue tuh cuma pindah ke Jogja, deket woy, sehari juga sampe. Kalo lo mau juga weekend bisa main kesana, kalo nggak gue yang balik kesini. Lo disini aja lanjutin sumber cuan kita, kalo ada peluang juga gue bakal kembangin disana.” Ucap Deeva. Hasil mengikuti ekstrakurikuler tata boga di sekolah, keduanya membuka kedai makanan pedas yang digemari anak muda yang omzetnya cukup lumayan tanpa diketahui orang tua.

“Siap.” Jawab Elisa.

“Siap tapi masih nangis. Mulai besok kan gue nggak ada tuh, lo bisa rekrut temen-temen buat bantuin.” Ucap Deeva. Meski hanya buka saat weekend saja tapi kedai mereka begitu ramai.

Mereka terus mengobrol dari mulai bisnis kecil-kecilan yang mereka Kelola, masalah cinta yang kandas hingga memotivasi diri supaya lebih baik dimasa yang akan datang. Pagi harinya Elisa sudah siap lebih dulu, ia menunggu Deeva yang belum juga keluar dari kamar mandi sejak tadi.

“Deeva! Gila!” Elisa terlonjak kaget melihat penampilan sahabatnya. Celana jeans dengan baju jadul yang sangat tidak fashionable dan kacamata culun menempel di wajah Deeva. “Ini nggak banget sumpah." lanjutnya seraya menggelengkan kepala.

“Calon suami lo bisa langsung mundur kalo kayak gini caranya, Deev.” Komentar Elisa, sementara Deeva tersenyum puas dengan penampilannya.

“Gue maunya gitu sih. Sorry aja dijodoh-jodohin.” Jawabnya.

“Ini kalo Tante Ani tau pasti malu banget dah penampilan anaknya kayak gini. Lo tuh terkenal cewek pendek menggemaskan, kenapa sekarang jadi gini? Miris gue liatnya.”

“Nyokap gue nggak bakal tau kalo lo nggak ngadu. Ini tuh yang terbaik, Lis. Kemaren gue udah coba jadi cewek sempurna tapi ternyata gagal dapetin Dirga. Sekarang gue mau jadi cewek jelek aja.” Jawab Deeva.

“Terserah lo aja deh, nyerah gue.”

Sampai di stasiun penampilan Deeva benar-benar mencuri perhatian. Gaya culunnya membuatnya mendapat banyak tatapan aneh, kasihan dan jijik dari orang-orang julid disana.

“Tuh kan jadi liatin! Penampilan lo sih, kacau.” Gerutu Elisa.

“Kacau gimana? Keren gini kok. Gue berangkat yah, makasih udah nganterin.” Pamit Deeva. Ia memeluk sahabatnya sebelum masuk ke dalam kereta.

Perjalanan dari Bandung ke Jogja menghabiskan waktu delapan jam. Deeva sudah sangat bosan di kereta begitu lama seorang diri. Banyak orang di gerbong yang ia tempati tapi rasanya benar-benar sendiri karena tak ada satu pun yang menyapanya. Mungkin karena penampilannya yang tak menarik, padahal jika ia tampil seperti biasanya sudah bisa dipastikan akan banyak orang yang menyapanya.

Kecantikan Deeva memang bisa dikatakan diatas rata-rata. Meski tubuhnya tak tinggi dan bisa dibilang gadis pendek, tapi wajahnya imut menggemaskan. Di sekolah lamanya saja ia menjadi salah satu murid yang banyak dikagumi anak laki-laki.

Tiba di stasiun Jogja, Deeva berjalan ke arah pintu keluar sambil menyeret kopernya. Tadi mamanya menghubungi jika calon suaminya yang akan menjemput dirinya. Deeva mencari orang yang menurutnya paling tampan di sekitar pintu keluar, berhubung kata sang mama calon suaminya itu tinggi dan tampan. Sudah mencari kesana kemari Deeva nyaris menyerah dan memilih naik taksi kemudian tidur di hotel saja. Namun sebelum naik ke dalam taksi ia melihat seorang pria tinggi menggenakan jas hitam rapi baru saja turun dari mobil yang tepat berada di depan taksi yang akan ia tumpangi. Lelaki berkaca mata hitam itu mengeluarkan kertas HVS bertuliskan namanya dengan semua huruf capital, DEEVA THALITA NABILAH.

“Wih beneran bening ternyata.” Gumam Deeva. Ia mengurungkan niatnya naik taksi dan pergi menghampiri lelaki tinggi itu.

“Deeva, Kak.” Ucap Deeva tepat di depan lelaki itu.

Lelaki tinggi itu membuka kaca mata hitamnya dan melihat penampilan Deeva dari ujung kaki hingga kepala. “Beneran Deeva Thalita Nabilah anaknya Tante Ani?” tanyanya.

“Iya, Kak.” Jawab Deeva.

Lelaki tinggi itu tertawa mengejek, “astaga penampilan lo bener-bener deh.” Ucapnya jujur.

“Penampilan aku kenapa, Kak?” ingin marah tapi Deeva sadar penampilannya sekarang memang buruk. Tapi ia bersikap santai, toh ini memang yang ia inginkan. Calon suaminya tak suka dan berakhir membatalkan perjodohan konyol ini. Zaman sekarang lelaki mana yang mau dengan gadis culun dan jelek seperti dirinya.

"Penampilan lo luar biasa, bikin mata gue sakit. Buruan masuk, gue anterin. Buang-buang waktu aja.” Gerutunya.

“Gue balik ke kantor lagi, bawa barang-barang lo sendiri.” Ucapnya setelah mengantarkan Deeva hingga rumah.

Deeva merasa kesal campur senang diperlakukan seperti itu, tapi setidaknya ia tiba di rumah dengan selamat. Rumah yang akan ia tinggali begitu mewah dengan nuansa putih dan taman yang luas. “Kalo jadi orang jelek emang gini yah? Nothing special.” Gumamnya seraya menyeret koper dan beristirahat di ruang tamu.

Berbeda dengan Deeva yang tengah bersantai, orang yang menjemputnya tengah uring-uringan begitu tiba di kantor. Raffa, laki-laki yang menjabat sebagai sekretaris Shaka melempar kunci ke meja bosnya.

“Calon bini lo, Shak. Ampun dah, buang-buang waktu gue aja.” Sesantai itu memang mereka saat hanya berdua saja. Bukan hanya sekretaris tapi Raffa merupakan teman kuliahnya dulu hingga mereka sangat akrab.

“Kenapa? Ngeselin? Maklumlah namanya aja bocah. Kata kakek dia baru kelas dua SMA.” Jawab Shaka. “Ngadepin bocah harus sabar. Katanya lo mau dia jadi bini lo, ambil gih. Gue sih baru dua enam, santai. Belum pengen nikah gue, apalagi sama bocah.” Shaka menggelengkan kepalanya.

“Gue juga masih dua enam woy. Nggak mau gue sama dia, buat lo aja. Kan pilihan kakek lo.” Jawab Raffa.

“Kan lo suka yang muda-muda.” Ledek Shaka.

“Gue suka yang muda tapi nggak kayak calon bini lo, bikin sakit mata. Kayak orang kampung, culun terus nggak banget lah. Lo liat sendiri aja ntar di rumah.” jawab Raffa.

"Gue yakin foto yang kemaren dikirim sama kakek lo itu pake filter, makanya cakep. Aslinya jauh banget, Shak." lanjutnya dengan ilfeel.

1
Net Profit
pertama😙😙😙
sum mia
galau...galau... situlah Shaka....emang enak....

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia
sadar Shak.,..pikiiirrr....dan renungkan.... jangan hanya marah-marah mulu . dan selalu Deeva yang disalahin .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Erna Wati
alkhamdulillah up juga Thor nuhun
Linda Ayu Tong-Tong
aku pengen getok kepalanya shaka boleh gk thor..ahahah
Silvie Dpurple
lanjut park shakanya
💥💚 Sany ❤💕
Makanya jangan sok terzhalimi Shak, seakan-akan Deev itu beban buat kamu. Sekarang giliran Deev yang gak mau bergantung ma orang laen, kamu juga yang sewot. Maunya kamu apa Shak?.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ada yang bully
Rita
tuh peka knp tggu sdh sakit ma kecewa
Rita
diulang2 ma ditekankan ngga tuh kata REPOT
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gak sengaja atau ada yg usil?
Rita
jleb ngga tuh
Rita
tdk segampang itu ferguso cewek klo msh dongkol jgn berharap cepet luluh
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
nah lho Shaka hbs kena ceramah kk mu skrg ceramah sindiran bocilmu😂😂😂😂
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mubazir.
aisyah
mending ngomel ,,mencak mencak ya shak,dari pada ngambek🤭
Srie Handayantie
bingung kan kau Shaka , gak tenang dah hidup mu itu
Srie Handayantie
mantepp benerr , ddinya deeva bergantung padamu krna ucapan mu juga . tpi mungkin makin kesini deeva sadar dripada bikin ribet dan kena marah jadi membentingi diri sndiri supaya kuat
Vike Kusumaningrum 💜
Gpp nya cewek itu ribet Shaka, kmu g bisa diem aja. tapi emang susah sih nyari lelaki yang peka, padahal kita mah cuma butuh didengar, dimengerti trus mereka minta maaf, terlepas dari salah atau nggak minta maaf aja dulu, trus dipeluk, kalau udah tenang baru kasih penjelasan atau tanya kejelasannya, kalau ikutan emosi ya gini jadinya.


Aku ya gitu seperti Deeva, malah tahan diem berhari-hari. mending diam, g nguras emosi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!