NovelToon NovelToon
TRAPPED OBSESSION

TRAPPED OBSESSION

Status: tamat
Genre:Action / Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance / Tamat
Popularitas:72.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Hulya Millicent harus terjebak dalam obsesi cinta seorang bos mafia. Dia bahkan tidak tahu kalau dirinya telah dinikahi oleh sang mafia semenjak usianya baru 18 tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Berusaha Untuk Kabur

...•••Selamat Membaca•••...

Hulya membuka pakaiannya satu per satu, membuat libido Marchel semakin naik, Hulya yang saat ini full naked mendekati Marchel dan bergabung di bawah kucuran air shower lalu memeluk Marchel dengan lembut.

"Lepaskanlah Marchel, kau butuh pelepasan bukan," ujar Hulya, tanpa membuang waktu, Marchel langsung menerkam bibir Hulya dan menciuminya dengan penuh nafsu.

"Aku mencintaimu, Hulya, aku tidak ingin mengkhianatimu," ucap Marchel lalu kembali menciumi bibir Hulya, ini yang dia mau, bercinta hanya dengan Hulya saja.

Marchel menciumi bibir itu dengan ganas lalu menciumi seluruh tubuh Hulya, untuk ronde pertama mereka melakukan di kamar mandi, lalu di bathub dan keluar dari kamar mandi, mereka melakukan lagi di sofa dan di atas ranjang. Marchel benar-benar menghujam Hulya dengan ganas dan brutal, memenuhi fantasinya bercinta dengan Hulya di setiap sudut ruangan.

Setelah puas dan mendapatkan pelepasan berkali-kali, Marchel melihat tubuh Hulya begitu mengenaskan dengan jejak cinta di seluruh tubuh wanitanya.

"Kamu lelah? Maafkan aku, aku benar-benar membuatmu tersakiti begini Hulya," ucap Marchel sambil membelai wajah Hulya, wanita itu menarik sudut bibirnya membentuk senyum, terlihat jelas di wajahnya kelelahan luar biasa.

"Tidurlah, Marchel, aku benar-benar lelah, bagian bawahku benar-benar sangat sakit sekarang," keluh Hulya dengan suara serak, Marchel membuka kaki Hulya untuk melihat area kewanitaannya, Hulya segera merapatkan kaki.

"Milikmu sampai bengkak dan merah begitu, apa kita harus mengobatinya?" tanya Marchel.

"Tidak perlu, paling besok sembuh, kita tidur saja." jawab Hulya lalu memejamkan mata, tak butuh waktu lama, Hulya akhirnya tertidur, untuk menarik selimut pun, Hulya sudah tidak kuasa.

Marchel menyelimuti tubuh polos mantan istrinya lalu berbaring di samping Hulya, memeluk dan menciumi wajah Hulya.

"Hampir saja aku melakukan kesalahan besar, sayang, aku hanya ingin menyentuhmu saja, tidak menyentuh wanita lain," lirih Marchel namun tak didengar oleh Hulya, lalu dia ikut tidur.

...***...

"Kau benar-benar cari mati denganku brengsek, kau sudah membuat aku mengkhianati Hulya." Tifani meronta, wajahnya memerah karena cekikan Marchel.

Tangan Tifani memukul-mukul lengan Marchel tapi apa daya, tenaga pria itu sangat kuat bahkan bibir Tifani sudah membiru. Marchel benar-benar mencari Tifani, sengaja meninggalkan Hulya di mansion untuk bertemu Tifani.

"Kau mau memperalat aku dengan hubungan semalam hah? Jangan mimpi kau Tifani, aku tau isi kepalamu ini." Marchel semakin kuat mencekik Tifani hingga bola mata Tifani memerah, wajahnya membiru dan dia menghembuskan nafas terakhir, ya, dia tewas di tangan Marchel.

Marchel mengambil tas Tifani dan memeriksa semuanya, menemukan sebuah kamera dan langsung merusaknya. Marchel menghubungi Louis untuk mengurus Tifani, dia meninggalkan kamar hotel tersebut dan melesat ke mansion nya.

Marchel berlari ke kamar, dia ingin menemui Hulya kembali.

Di dalam kamar itu tidak ada Hulya, Marchel terus memanggil nama wanita yang sangat dia cintai itu, sampai salah seorang pelayan mengatakan kalau Hulya ada di taman belakang sedang berkebun.

Marchel langsung ke sana dan memang Hulya tengah menanam beberapa bunga. Selama tinggal di mansion itu dan menjadi istrinya, Hulya sangat suka dengan bunga. Taman belakang itu adalah hasil dekorasi Hulya sendiri.

Marchel bernafas lega ketika melihat Hulya sibuk begitu, dia menghampiri mantan istrinya itu lalu memeluknya. Karena pelukan yang tiba-tiba, Hulya yang sedang berjongkok langsung terduduk ke tanah.

"Aduuh, Marcheeelllll kau merusak bungakuuuuuuu," teriak Hulya ketika bunga di tangannya hancur, Marchel tidak peduli, dia semakin memeluk erat Hulya.

Revi dan Demon selaku pelayan dan tukang kebun di sana hanya tersenyum melihat mereka.

"Aku merindukanmu Hulya, ayo ikut aku ke kamar."

"Kau tidak lihat sekarang aku sedang berkebun?"

"Mereka yang akan menyelesaikannya, ayo ikut aku." Hulya meletakkan semua alat kebunnya lalu mengikuti Marchel ke dalam kamar. Di dalam kamar, Marchel mencoba untuk menggoda Hulya.

"Temani aku mandi Hulya, please."

"Tidak mau, kau pasti akan bertindak yang bukan-bukan padaku."

"Aku menginginkanmu."

"Jangan gila Marchel, aku ini bukan istrimu lagi, jangan seenaknya meminta padaku," tolak Hulya sembari mundur menghindari Marchel.

"Aku tidak peduli, satu-satunya wanita yang ingin kusentuh hanya kamu Hulya." Marchel meraih pinggang mantan istrinya itu lalu mendorong Hulya ke atas kasur.

Marchel membuka pakaiannya dan mencumbu Hulya, di tengah ciuman itu pipi Hulya basah karena air mata Marchel yang menetes. Hulya menangkup wajah mantan suaminya itu dan melihat tatapan aneh dari mata Marchel.

"Apa ini bentuk penyesalan dirimu padaku karena hampir bercinta semalam dengan Tifani?" tanya Hulya, Marchel membenamkan wajahnya ke leher Hulya.

Marchel lalu membawa Hulya duduk, menciumi tangan Hulya berkali-kali.

"Aku minta maaf Hulya, ini semua bukan keinginan ku."

"Aku tau Marchel, kau di bawah pengaruh obat juga, aku sampai tidak kuat bangun tadi pagi karenamu," keluh Hulya sembari mempoutkan bibirnya, Marchel tersenyum gemas lalu mencium sudut bibir Hulya.

"Aku mau berendam air dingin Hulya."

"Oke, jangan merasa bersalah begitu, semua yang terjadi tidak bisa dielakkan, bukan." Hulya terlihat biasa saja, Marchel semakin khawatir karena Hulya tidak menunjukkan rasa cemburu.

"Kau tidak cemburu sama sekali Hulya?"

"Buat apa aku cemburu, kau bukan suamiku." Hulya memasuki kamar mandi, Marchel benar-benar kesal tapi apa yang Hulya katakan memang benar.

Marchel berendam sedangkan Hulya kembali berkebun dengan Demon dan Revi. Marchel memejamkan matanya, dadanya terasa sesak ketika Hulya tidak cemburu dan bahkan terlihat biasa saja mengetahui dirinya hampir bercinta dengan Tifani.

"Ini tidak boleh dibiarkan, aku tidak mau hati Hulya berpaling dariku, dia harus mencintai aku." Marchel keluar dari bathub lalu meraih handuknya.

...***...

Hulya melirik testpack yang ada di tangannya, gadis merah dua yang sangat jelas, jantungnya berdegup sangat cepat dan perasaannya tidak karuan. Selama hampir satu bulan di mansion ini, Marchel selalu memaksa untuk melakukan hubungan dengannya.

"Bagaimana ini? Kalau Marchel tau aku hamil, dia pasti akan semakin gencar meminta rujuk kembali padaku, aku belum siap menjadi istrinya dan kalau dia emosi lagi, dia akan kembali memukul perutku, aku tidak sanggup lagi menahan rasa sakit itu," kata Hulya lirih, dia terduduk di atas closet sambil memegangi test pack itu, menangis dalam diam dengan tangan bergetar hebat.

Tok tok tok.

"Hulya, kenapa kau lama sekali di dalam kamar mandi? Apa kau sakit?" tanya Marchel, Hulya kelimpungan, dia mencoba biasa saja lalu membuang test pack ke dalam tong sampah.

Hulya mencuci wajahnya lalu keluar dan tersenyum pada Marchel, seolah tak ada apa-apa.

"Tidak, aku hanya sakit perut saja." alasan Hulya karena memang dia begitu lama di dalam kamar mandi.

"Oke, kalau begitu aku mau pamit ya, aku ke markas dulu, kau mau menitip sesuatu?" Hulya menggeleng, Marchel mengusap lembut pipi Hulya dan mengecupnya, lalu dia pergi.

"Aku harus kabur dari sini, aku tidak mau Marchel mencelakai diriku dan anak ini lagi, sudah cukup aku hampir mati dalam keadaan hamil sekali," tekad Hulya, dia menyusun rencana untuk kabur dari Marchel.

Semenjak kejadian dengan Tifani waktu itu, Hulya semakin biasa saja pada Marchel, tidak pernah bermanja dan tidak menunjukkan rasa cemburu yang membuat Marchel resah, dia semakin posesif pada Hulya sehingga apapun yang Hulya lakukan selalu dia awasi.

Malam harinya Marchel masih di markas, dia akan ke pelabuhan untuk melakukan transaksi besar malam ini.

Hulya yang telah hafal dengan gerak Marchel, kini mulai melancarkan niatnya, Hulya mengendap untuk bisa keluar dari mansion itu. Setelah melewati beberapa pelayan dan penjaga, akhirnya Hulya berhasil keluar dari mansion Marchel dengan aman, dia berlari meninggalkan mansion itu, berharap ada kendaraan yang lewat agar dia bisa kabur, Hulya bahkan tak peduli dengan cctv dalam mansion.

Sedikit lagi Hulya sampai di jalan raya, dia berjalan santai karena lelah berlari. Hulya menyeberang dan kaget ketika sebuah mobil hampir menabraknya.

Hulya membulatkan mata saat melihat pengendara mobil itu adalah Alessandro dan yang duduk di bangku sampingnya adalah Marchel. Tanpa membuang waktu lagi, Hulya berlari dengan kencang ke arah jalan raya.

"HULYAA TUNGGU, JANGAN LARI HULYAAA," teriak Marchel saat keluar dari mobil.

Alessandro memutar balik mobil dan mengejar Hulya, karena tidak bisa lari lagi, Hulya memasuki gang sempit yang tidak bisa dimasuki mobil.

"Shit," umpat Marchel, dia mengambil sebuah pisau dari dalam mobil lalu mengejar Hulya.

Jantung Hulya benar-benar hampir copot saat ini, dia terus berlari tanpa menoleh ke belakang, karena dia tahu kalau Marchel sedang mengejarnya.

Sedikit lagi dia mencapai ujung dari gang sempit itu dan hap! Alessandro berdiri di ujung sana dengan sebuah pistol yang mengarah pada Hulya.

Dia berbalik dan melihat Marchel memegang pisau, Hulya memejamkan matanya, dia tidak bisa kabur lagi sekarang.

"Berani sekali kau kabur dariku hm?"

Plak! Plak! Dua tamparan didapatkan oleh Hulya dari Marchel. Dia tersungkur, sudut bibirnya robek dan berdarah. Marchel menjambak rambut Hulya dengan kuat, Hulya benar-benar merasa sakit di kepalanya.

"Aku mau bebas Marchel, aku tidak mau hidup denganmu, kenapa kau tidak mengerti," kata Hulya sambil meringis memegangi tangan Marchel di kepalanya.

"Aku tidak akan membebaskan kamu, kau bisa bebas jika mau kembali menikah denganku dan kita hidup bersama, baru aku akan membebaskan kamu."

"Aku tidak mencintai kamu lagi, aku tidak mau menikah denganmu."

"Apa ada pria lain di hatimu?"

"Ada, dan aku mencintai dia." Marchel kembali menampar Hulya dengan kuat, dia tahu kalau rasa Hulya memang sudah hambar padanya saat ini.

"Aakhh Marchel, Sakiiittt," erang Hulya ketika kakinya di gores menggunakan

pisau daging oleh Marchel, pisau yang dia gunakan tadi untuk menghabisi musuhnya.

"Masih mau coba kabur dariku hm?"

"Aku tidak mau hidup denganmu lagi, kau itu sakit jiwa Marchel."

"Persetan dengan omonganmu, sekali lagi kau berusaha kabur dariku, aku akan memotong sebelah kakimu ini." Hulya begitu ketakutan karena apa yang dikatakan oleh Marchel tidak pernah main-main.

...•••BERSAMBUNG•••...

1
Erni Sasa
lanjut kesini kak😘😘😘😘
Vebi Gusriyeni: Makasih syg❤
total 1 replies
Lemon Tea
kak mana lanjutannya kak?
Weni Safir
lanjutannya jgn lama kk
Annissa Riani
Serapuh itu hatiku sampai nangis sama deeptalk mereka berdua 😭
Yeyen Niri
Rilis langsung yg kedua kak
Mediterina
Plis Hulya sama Marchel gak boleh pisah dong, mereka masih bisa baikan. Rilis series 2 kak plis
Syifa Mahira
Marchel sih sick banget ya tapi mau gimana nasi udah jadi bubur, jangan cere dong
Lira Cantika
Nangis banget dengan deeptalk Marchel sama Hulya 😭
Natasha
Lanjut lagi kak
Zifana Izza
Lanjut series 2 kak
Kakak Echa
lnjut series 2 kk
ISMI PRADIPTA
Lanjut series 2 dong kak, gak rela mereka pisah
Alda Fatimah
Gak bisa liat mereka pisah begini😭
Alle
Apa yang mereka alami semuanya menyakitkan dan Amar sudah merusak semuanya hingga Hulya yang paling menderita. Sedih banget liat Marchel harus kehilangan anak dan istri juga setelah dia kehilangan orang tuanya. Gak membenarkan perilaku Marchel juga ya tapi gak tega kalau mereka harus pisah😭
Rissa Squad
kok sesedih ini ya jadinya 😭
Juwita
Mereka sama2 sakit sih sebenarnya. Pantas Marchel kacau kontrol emosi dia, karna dia udah sakit ngeliat ortu nya dulu dan keputusan hulya untuk pisah udah benar sih tapi kok aku yang sedih pake banget yah 😭
Tammy
Gak kuat aku sama perpisahan mereka/Sob/
Fida🔥🔥
Nangis sama bab ini, gak terima aja mereka pisah. Lanjut series 2 kak
Ulfa Raynamia
Marchel salah dalam kekerasan yang dia lakukan tapi selama ini dia mencintai hulya bahkan tidak pernah menduakan atau bermain wanita dan menyentuh wanita lain selain Hulya. itu sih yg bikin gue gak bisa terima perceraian ini
🌹Andara Terina🌹
Jadi marchel sih sakit juga ya, tpi to much kalau dia balas ke Hulya apalagi hulya lagi hamil anak dia. Kak cepat rilis series kedua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!