NovelToon NovelToon
Rebirth Of Serein

Rebirth Of Serein

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Salvador

Karena dosa yang Serein perbuat, ia dijatuhi hukuman mati. Serein di eksekusi oleh pedang suaminya sendiri, Pangeran Hector yang tak berperasaan. Alih-alih menuju alam baka, Serein justru terperangkap dalam ruang gelap tak berujung, ditemani sebuah sistem yang menawarkan kesempatan hidup baru. Merasa hidupnya tak lagi berharga, Serein awalnya menolak tawaran tersebut.

Namun, keraguannya sirna saat ia melihat kembali saat di mana Pangeran Hector, setelah menghabisi nyawanya, menusukkan pedang yang sama ke dirinya sendiri. Suaminya, yang selama ini Serein anggap selalu tak acuh, ternyata memilih mengakhiri hidupnya setelah kematian Serein.

Tapi Kenapa? Apakah Pangeran Hector menyesal? Mungkinkah selama ini Hector mencintainya?

Untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, Serein memutuskan untuk menerima tawaran sistem dan kembali mengulang kehidupannya. Sekaligus, ia bersumpah akan membalaskan dendam kepada mereka yang telah menyebabkan penderitaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : adjudant

...****************...

“Pertama-tama, aku harus bertemu dengan orang ini,” gumam Serein pelan sembari menarik pena bulu hitam dan membulatkan sebuah nama di bukunya. Sorot matanya menunjukkan kesungguhan yang kentara.

Serein tengah duduk sendirian di meja tulis kamar pribadinya, cahaya matahari sore menyusup masuk lewat jendela tinggi yang terbuka separuh. Ia ingin merancang dan mulai merealisasikan rencananya. Tidak ada banyak waktu tersisa jika mengingat garis kematian yang pernah menjemputnya di kehidupan lalu. Walaupun kali ini Serein yakin bisa menghindarinya dengan lebih mudah. Ia tidak akan mengulangi kebodohan yang sama. Tidak akan ada kelengahan, tidak akan ada kesalahan bodoh seperti dulu.

Namun, bukan berarti Serein bisa bersantai begitu saja. Ia memiliki tujuan di kehidupan kali ini. Ia harus meraih kehidupan yang lebih baik.

Jemarinya yang ramping mengetuk permukaan meja kayu berlapis ukiran. Suara ketukannya berirama, seakan menandai tiap detik berlalu dengan tekad.

“Sepertinya aku butuh seorang pengawal,” gumamnya perlahan.

Serein tak ingin terlalu mengambil resiko dan juga ia tak bisa terus-terusan keluar mansion diam-diam. Ia butuh seseorang yang bisa menjaganya dan juga privasinya. Meski ada Rara yang bisa ia percaya, tapi Serein membutuhkan orang yang lebih kuat, yang tentunyadjuga bisa untuk melindunginya di saat bersamaan.

Dan karena itulah kini Serein berada di ruang kerja Duke Draka, ayahnya, untuk menyampaikan niatannya. Ruangan itu hangat dengan aroma kayu tua dan tumpukan buku tebal di rak-raknya, serta pancaran cahaya dari perapian yang menyala tenang.

“Aku menginginkan ajudan pribadi, ayah,” ucap Serein membuka pembicaraan.

Duke Draka yang tengah membaca laporan di mejanya, menoleh menatap putri sulungnya itu.

“Ajudan? Untuk apa?” tanyanya sambil menyandarkan tubuh ke kursi besar di belakangnya.

“Semakin lama aku akan memiliki banyak kegiatan di luar kediaman. Aku butuh seseorang yang bisa bersamaku ke mana pun,” jawab Serein dengan tenang, pandangannya tak bergeming.

“Ada banyak prajurit di manor kita. Ayah bisa meminta mereka mengawalmu ke mana pun.”

“Tidak,” Serein menggeleng pelan, matanya tetap menatap sang ayah, “aku ingin seseorang yang bekerja langsung di bawahku, bukan pada ayah.”

Lelaki paruh baya itu mengangkat sebelah alisnya, tampak bingung, “Apa bedanya?”

“Tentu berbeda,” sahut Serein cepat, suaranya terdengar mantap. “Meskipun ayah yang membayarnya, dia harus lebih mendengarkanku daripada mendengarkan ayah nantinya. Aku ingin seseorang yang sepenuhnya bisa kuandalkan tanpa terikat struktur perintah yang rumit.”

Ia diam sejenak, lalu menambahkan, “Dan juga, aku menginginkan ajudan perempuan, agar terasa lebih nyaman.”

Duke Draka menatap putrinya dengan mata penuh pertimbangan, lalu akhirnya mengangguk perlahan. “Baiklah, atur bagaimana senyamanmu. Tapi, semua prajurit kita adalah laki-laki, Serein. Ayah akan mencarikan pengawal wanita yang kompeten untukmu dari luar.”

Serein tersenyum tipis, tak sepenuhnya terlihat di wajahnya yang tenang, “Tidak apa. Aku akan menunggu yang cocok.”

Walaupun bukan prajurit kediamannya, Serein jelas percaya ayahnya pasti akan mencarikan seseorang yang bisa di percaya sepenuhnya, bukan sembarangan orang.

Tok tok...

Suara ketukan pelan terdengar dari arah pintu yang memang sejak tadi sengaja Serein biarkan terbuka. Langkah lembut mendekat, lalu muncullah sosok Duchess Valencia di ambang pintu. Gaun malamnya menjuntai anggun menyapu lantai, rambutnya disanggul rapi seperti biasa, dan di tangannya terdapat sebuah cangkir porselen berisi kopi yang masih mengepulkan uap hangat.

“Selamat malam, suamiku. Aku membawakan kopi hangat yang tadi kau pesankan pada pelayan,” ujarnya dengan senyum lemah lembut khasnya yang selalu ditunjukkan did epan orang-orang, seraya melangkah masuk tanpa menunggu jawaban.

Duke Draka yang duduk di belakang meja kerjanya hanya mengangkat kepala sejenak. Ekspresinya tak berubah sedikit pun, tetap datar seperti biasa.

“Terima kasih, Duchess. Padahal kau tidak perlu repot-repot,” sahutnya, mengambil cangkir dari tangan istrinya dengan gerakan tenang.

Duchess Valencia terkekeh pelan, “Tidak apa, tadi kebetulan aku lewat dan hendak melihatmu kemari. Kau bekerja terlalu keras sampai bulan menyongsong.”

Ia menoleh ke arah lain saat matanya menangkap sosok Serein di sana,

“Serein ternyata juga di sini? Apa yang sedang kalian bicarakan?” tanyanya dengan nada penasaran.

“Serein bilang dia membutuhkan seorang ajudan wanita,” jawab Duke Draka tanpa basa-basi.

“Ah, begitu?” balas Duchess Valencia sambil mengalihkan pandangannya pada Serein.

Gadis itu hanya mengangguk pelan. “Benar, Ibu,” jawabnya singkat.

Serein menghela nafas diam-diam. Padahal ia sudah sengaja memilih waktu malam hari agar pembicaraannya dengan ayah tidak diketahui orang lain di dalam kediaman. Tapi tetap saja, keberadaan Duchess Valencia kini seperti tembok tak terhindarkan.

“Bukankah semua bawahan keluarga kita laki-laki?” tanya Duchess sambil mengaduk sisa kopi di dalam cangkir yang ia ambil untuk dirinya sendiri dari baki di meja kecil. “Nah, bagaimana jika ibumu ini yang membantu mencarikan? Ibu bisa mencarikan dari salah satu prajurit kediaman bangsawan teman-teman ibu.”

Nada bicara Duchess Valencia masih terdengar lembut dan penuh perhatian. Tapi bagi Serein, tawaran itu justru membuatnya waspada. Apalagi ia melihat ekspresi ayahnya yang tampak mempertimbangkan saran tersebut.

Dengan cepat, Serein menggeleng tegas, meski tetap menjaga sopan santunnya.

“Tidak perlu, Ibu. Aku yakin Ayah bisa mencarinya dengan mudah. Benar, Ayah?” tanyanya sambil menatap Duke Draka, berharap lelaki itu mengerti maksud tersembunyi di balik permintaannya.

Duchess Valencia masih tersenyum, seolah tidak menyadari penolakan halus itu. “Ibu punya hubungan yang baik dengan istri Duke Zurich. Keluarga mereka punya banyak prajurit wanita, kau tahu.”

Astaga, kenapa ibu tirinya ini kekeuh sekali?

Serein belum sempat membuka mulut, ketika akhirnya Duke Draka menyela dengan suara berat dan tegas,

“Biar aku saja. Ada banyak yang harus diuji sebelum membiarkannya menjadi ajudan Serein begitu saja.”

Mendengar itu, Duchess Valencia terlihat mengangguk dengan kaku, “Ah, kalau begitu memang lebih baik kau yang menyeleksinya, suamiku,” ucapnya akhirnya, lalu menyeruput kopi dari cangkirnya perlahan.

Serein tersneyum lega, bukan apa. Bisa-bisa nantinya valencia malah memberikannya mata-mata, atau lebih parah pembunuh bayaran. Walaupun ibu tirinya memang tak terlihat sekejam itu, tapi Serein tak mau mengambil risiko.

***

Beberapa hari berlalu, Duke Draka semakin sibuk mempersiapkan keberangkatannya untuk penyerangan ke perbatasan. Begitu pun para pasukan yang akan terlibat untuk penyerangan kali ini. Satu hari sebelum kepergiannya, Duke Draka memberikan apa yang putrinya inginkan.

“Salam, Nona. Perkenalkan saya Agnes Helga, ksatria dari Noctavelle.”

...****************...

tbc.

1
lily
semngt merambah dunia bisnis
lily
semoga saja baik
lily
semngat mengubah takdir
Annisa Ica
semangat up nya kak
Yuyun Suprapti
up lg kk
vew
semangat thor 💪💪
Ndo Ndoe lumut
wake up grably thor
Ndo Ndoe lumut
wake up grably Thor
Lyra
keputusan yang bagus Maria
Lyra
Akhirnya Serein mulai mengukir namanya
kaki novel
lanjut Thor.. makin seronok. 🥰👍
kaki novel
lanjut Thor, 🥰👍
kaki novel
hadir, moga seru.
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
ok halaman ini menarik!
lily
untung serein punya bju cadangan
lily
itu lady yg nantinya akan dibjodhkan dengan pangeran kedua kan
septiana
yap maksud sekarang...
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
ohhh i see... she is comingg!!
lily
apa jangan2 Hector juga hidup kembali sama kayak serein
lily
strateginya apa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!