Lanjutan dari novel Iblis penyerap darah, untuk baca season 2 gak wajib baca season 1,tapi kalau mau baca itu lebih bagus.
Kaisar Mo Tian adalah tirani hidup. Dikenal sebagai Iblis Darah Abadi, ia memimpin Kekaisaran dengan tangan besi dan kegilaan yang disengaja. Bagi Mo Tian, kesetiaan adalah segalanya; pengkhianatan dibalas dengan pembantaian brutal—seperti yang dialami para pemberontak Sekte Tinju Api, yang dihancurkan tanpa sisa olehnya dan Liu Bai, sang Tangan Kanan yang setia namun penuh kepedulian.
Di mata rakyatnya, Mo Tian adalah monster yang mendamaikan dunia melalui terror. Namun, di balik dominasinya yang kejam, bersembunyi luka lama dan kilasan ingatan misterius tentang seseorang Seorang wanita cantik misterius yang mampu memicu kegelisahan tak terkendali.
Siapakah dia? Apakah dia adalah kunci untuk menenangkan Iblis Darah, atau justru pedang bermata dua yang akan menghancurkan Takhta Abadi yang telah ia bangun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17: Serangan balik
Kaisar duduk dengan sangat santai, sosoknya dingin dan tak tersentuh, punggungnya bersandar di singgasana darah.
Di depannya, Master Rou Shi perlahan mendekat, tubuhnya bergerak di luar keinginannya, kerutan di tubuhnya terlihat semakin jelas di bawah penerangan redup, menampakkan usianya yang rapuh dan jiwanya yang hancur. Dia menarik paksa tangan anaknya yang sedang memeluk lututnya erat-erat karena teror.
"Jangan, A-Ayah!" Gadis itu menangis tersedu-sedu, isakannya memilukan, berusaha melawan dengan menarik tangannya kembali dengan sekuat tenaga. Namun kekuatannya terlalu lemah, rapuh seperti ranting kering, dibandingkan dengan ayahnya yang sekarang menjadi boneka qi yang perkasa namun terkutuk.
"K-Kaisar, saya mohon jangan lakukan ini! Saya rela melakukan apa saja untuk Anda. Bunuh saja saya dan jangan apa-apakan putri saya!" Master Rou Shi berbicara sambil menangis menyedihkan, air matanya membasahi pipinya yang penuh lumpur dan debu, semua martabatnya lenyap.
Kaisar yang melihat pertunjukan putus asa itu menggelengkan kepalanya dengan gerakan lambat. "Jika kau ingin putrimu Ku bebaskan dalam permainan ini... maka kau juga harus mengembalikan keperawanan semua wanita yang pernah kau setubuhi!" Suaranya tenang, dingin, dan lugas, namun logika absurditasnya yang kejam sudah dapat membuat Master Rou Shi tidak berdaya dan hancur secara mental.
Master Rou Shi melotot, bola matanya hampir keluar dari rongganya, ia terkejut dan hanya bisa diam, seolah lidahnya sudah dipotong oleh qi Kaisar. Penyesalan yang menusuk hingga ke sumsum tulang kini membanjiri kesadarannya karena telah mengganggu orang yang tidak seharusnya diganggu.
Dia merasa merinding secara spiritual, ketakutan sejati merayapi kulitnya, dengan sifat Kaisar yang benar-benar tidak mengenal ampun. Ini sudah tidak dapat disebut naif, melainkan kejam, sadis, psikopat, gila—seakan-akan semua kegilaan dunia menyatu dengan pribadi Kaisar.
Master Rou Shi yang terkendali mulai membelai wajah anaknya dengan tangan kaku. Sedangkan anaknya berusaha mengelak, tapi tangan Master Rou Shi yang lain mencengkeram rahangnya kuat. Seandainya orang normal melihat kejadian itu, dipastikan dia akan mual dan muntah saking jijiknya, saraf optiknya akan terganggu oleh pemandangan yang tak wajar.
Namun berbeda dengan Kaisar, ia justru menyeringai lebar, seringai predator yang menikmati penderitaan mangsanya.
Master Rou Shi yang terpaksa mulai mencium pipi dan jidat anaknya dengan sangat kasar. Anaknya berusaha mengelak dengan menggerakkan kepalanya secara histeris dan tangannya berusaha menjauhkan tubuh Master Rou Shi darinya.
"A-Ayah, berhenti!" Suaranya bergetar, serak, bahkan hampir tidak keluar, hanya berupa bisikan ketakutan yang mencekik. Ia merinding luar biasa, tubuhnya bergetar hebat dan tidak dapat melawan, ia terperangkap.
Master Rou Shi menangis sejadi-jadinya, air matanya mengalir deras tanpa henti. "S-saya mohon, Kaisar, kasihanilah putri saya!" Dia masih saja memohon dengan isakan yang menyayat hati, tangisan seorang ayah yang gagal.
Kaisar diam, tidak menjawab, tidak bergeming. Ia tersenyum sinis, menikmati detik-detik kehancuran total Master Sekte itu, dan melanjutkan tontonannya yang menjijikkan.
Master Rou Shi yang terkutuk mulai memegang pakaian anaknya yang sangat bersih dan lembut. Dia merobek paksa pakaiannya dengan suara kain robek yang menyakitkan dan memilukan, mengulangi persis apa yang ia lakukan kepada korbannya.
Dia mulai mencium setiap lekuk tubuh anaknya dan menggigitnya seperti binatang buas yang kelaparan. Anaknya kesakitan dan merintih, mendesah kasar bercampur isak tangis yang histeris.
"M-maafkan Ayah..." Master Rou Shi sudah tidak dapat melawan, hatinya seakan-akan hancur berkeping-keping seperti kaca kristal. Dia sangat frustrasi dan tidak tahu harus melakukan apa—hanya bisa pasrah pada kendali iblis yang sadis.
Master Rou Shi membuka penuh pakaian anaknya sehingga menampilkan dua buah gunung di dadanya yang putih pucat. Ia meremasnya sampai anaknya menjerit kesakitan yang memecah gendang telinga.
"Hahaha! Apa kau senang?!" Kaisar tertawa gila, tawa yang penuh kegilaan dan sadisme murni. Ia menatap Master Rou Shi yang sedang menangis. "Kenapa kau menangis seperti itu? Seharusnya kau merasa senang karena dapat menikmati tubuh anakmu sebelum orang lain! Hahaha!" Kaisar jika sudah dendam benar-benar tidak main-main.
Tidak ada rasa belas kasih satu pun. Inilah definisi tidak naif yang sesungguhnya; pembalasan yang melampaui keadilan dan berbatasan dengan kegilaan. Ketika Kaisar tertawa senang karena melihat kesengsaraan musuhnya...
Master Rou Shi sudah membuat beberapa luka gigitan di tubuh anaknya. Ia kemudian mulai membuka celananya dan akan melakukan hal terakhir dari kegilaan ini.
"I-Ibu... T-tolong aku!" Gumam si gadis, suaranya nyaris hilang, seperti bisikan putus asa terakhir, berharap ibunya yang sudah tiada menolongnya. Master Rou Shi mengangkat tangannya menuju pakaian yang tersisa di tubuh si gadis.
Ketika ia akan membukanya—tepat pada puncak momen horor, satu detik sebelum kehancuran total—tiba-tiba Kaisar berteriak kesakitan, jeritan yang memecah ketenangan dinginnya. "ARRRRGH!"
Kekuatan yang mengendalikan Master Rou Shi terlepas, seperti benang spiritual yang dipotong oleh kekuatan tak terduga, dan hilang seketika. Rou Shi mendapatkan kembali kendali tubuhnya dalam keadaan setengah sadar.
"A-aku lepas! Mati kau, Dasar Iblis!" Master Rou Shi, dengan tenaga terakhir yang didorong oleh kemarahan, penyesalan, dan naluri melindungi, menerjang maju, seperti roket kematian. Ia mengumpulkan semua kekuatan dan qi yang tersisa di tangan dan dantian-nya, memadatkannya menjadi satu serangan tinju yang brutal dan penuh kebencian.
Karena Kaisar terkejut dan terganggu oleh rasa sakit mendadak, ia terlambat bereaksi. Tangan Master Rou Shi menghujam tepat ke bagian jantung Kaisar!
Kaisar mengeluarkan darah pekat dari mata, mulut, dan hidung, luka gelap menyebar di dadanya. Tatapan matanya kosong sejenak, lalu tubuhnya berakhir tumbang, jatuh dari singgasana darahnya, seolah dia sudah mati!