Pelabuhan Cinta CEO Arrogant

"Apa bener itu dia", disaat Vandy ingin memastikan penglihatannya.

Tiba - tiba terdengar Ting pintu lift kebuka,

Anggun dan kedua sahabatnya pun masuk kedalam lift.

"Shiiiiiit" umpat Vandy

Aldi yang mendengar umpatan temannya pun bertanya, "lo kenapa Van"?

"Gue kayak melihat Anggun tada di lift karyawan".

"Ah ngacok lo, lagian mau ngapain dia disini coba"

"Iya juga sih, mungkin emang gue yang salah liat kali"

Vandy dan Aldipun masuk kedalam lift.

Sampai dikantin lagi - lagi Anggun dan kedua temannya jadi pusat perhatian.

"Kenapa sih mereka liatin kita gitu banget" ucap Anggun

"Iya risih gue jadinya" ucap Sinta

"Cuekin aja, anggap aja mereka manekin - manekin dimall" ucap sisil

Mereka pun berjalan untuk ngambil makanan mereka.

"Gimana sil apa udah dapat Apartemennya?" tanya Sinta

"Udah donk, gue minta papa buat cariin yang dekat - dekat sini"

"Bagus dong" ucap Anggun

"Gue salut sama papa lo Nggun, mereka nggak pernah maksain lo untuk nurutin kemauan mereka" ucap Sinta

'Gue juga bersyukur sin punya ortu kayak mereka"

"Apa lo nggak pernah dijodohin gitu nggun, sama anak rekan bisnis papa lo?" tanya Sisil

"Nggak sih, karena menurut papa gue kebahagiaan gue lebih dari segalanya" jawab Anggun

"Oh so sweet banget si bokap lo" ucap Sisil

"Lagian lo ya sil, anak orang nomor satu di Asia mah mana perlu itu"

"Iya juga sih, kan udah berada nomor satu"

Anggun dan Sinta cuma menggeleng-gelengkan kepala mereka mendengar omongan Sisil.

Waktu istirahat pun selesai Anggun dan kedua sahabatnya pun sudah kembali bekerja.

braak tumpukan berkas - berkas ditarok Dona dimeja Anggun.

"Apa ini kak?" tanya Anggun

"Emang lo nggak liat, kerjain tu berkas - berkas"

"Maaf kak aku nggak bisa, lagian kerjaan aku juga banyak" ucap Anggun

"Lo berani ngelawan gue"

"Bukan gitu kak, kerjaan aku juga lagi banyak, lagiaan itu kan tugas kakak, kenapa kakak kasih ke aku"

"Gue nggak mau tau lo harus kerjakan berkas - berkas itu"

"Terserah kakak" ucap Anggun

"Dona apa berkas yang saya kasih kekamu tadi sudah selesai?" tanya Pak Gio

"Belum pak" jawab Dona

"Terus ngapain aja kerja kamu dari tadi!!, saya nggak mau tau, saya beri kamu waktu 1 jam untuk mengerjakannya, dan antarkan keruangan saya. Mengerti!"

"Mengerti pak" jawab Dona

Anggun dan kedua temannya pun tersenyum melihat Dona yang kenak marah.

Dona yang melihat Anggun dan kedua temannya tersenyum pun, mengepalkan tangannya, "awas kalian"

Jam sudah menunjukkan puku 4 sore,

Anggun dan kedua temannya pun bersiap untuk pulang.

"Nggun lo pulang sama siapa?" tanya Sisil

"Gue dijemput bokap Sil" jawab Anggun

"Kalau gitu kita duluan ya" ucap Sinta dan Sisil

"Ok, hati - hati dijalan" ucap Anggun pada kedua temannya.

"Siip" ucap Sinta"

Udah 30 menit Anggun menunggu papanya, namun yang ditunggu - tunggu belum datang.

"Papa kemana sih?", Anggun mencoba menelepon tapi nggak masuk, coba telpon mama dulu.

"Assalamualaikum sayang terdengar suara diseberang sana"

"Wa'alakum salam mah, papa ada dirumah?"

"Papa udah pergi dari tadi sayang, jemput kamu, emang papa belum nyampe sana"

"Belum mah"

"Mungkin kejebak macet kali, kan ini udah jam pulang kantor"

"Mungkin sih mah, ya udah Anggun tutup telponnya dulu ya mah, Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam"

Vandy yang baru sampai di lobi kantornya, melihat Anggun.

"Apa gue salah lihat lagi" ucap Vandy,

Vandy mengucek - ngucek matanya, untuk memastikan apa yang dilihatnya salah, tapi itu tidak sesuai dengan fikirannya. Dia masih melihat Anggun disana.

Vandy mau menghampiri Anggun, tiba - tiba sebuah mobil mewah menghampiri Anggun,

dan keluar sosok pria yang sangat Vandy kenal.

Om Wiguna.

Belum selesai keterkejutannya, Vandy udah disugukan dengan pemandangan anak kecil berumur 5 tahun yang memeluk Anggun,

Deg

Apa itu anaknya Anggun

to be continue,

maaf cuma bisa Up segitu dulu, soalnya lagi ada kerjaan dikit, ntar baru lanjut lagi yaaak... 😉😉😉

Aku nggak bosan - bosan nih buat minta readers dukung novel aku, dengan cara Like dan Vote,

makasih sebelumnya.. 😊😊

HAPPY READING 😉😉