NovelToon NovelToon
Rahasia Tersembunyi Sopir Pribadiku

Rahasia Tersembunyi Sopir Pribadiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:579
Nilai: 5
Nama Author: Bunnyku

Putri Daniella menyukai Pangeran Felix dan ingin menikah dengannya. Tapi kehadiran sopir pribadinya Erik Sebastian merubah segalanya. Pemuda desa itu diam-diam mencintai putri Daniella sejak kecil. Seiring waktu, terungkap jika Erik adalah putra mahkota yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunnyku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tersipu Malu

Di tepi danau yang kini diselimuti embun pagi musim gugur, dengan dedaunan kuning keemasan berputar-putar tertiup angin, Erik merasakan perubahan halus pada Putri Daniella.

Gadis yang dulu dingin seperti es istana, dengan sikap anggun namun angkuh, kini menatapnya dengan mata hijau yang berkilau penuh kehangatan, seperti daun basah yang memantulkan embun pagi.

Tawa Daniella kini sering terdengar, lembut namun bebas, seperti lonceng kecil yang berbunyi di tengah hutan sunyi.

Hati Erik membengkak setiap kali melihat senyum itu, hatinya penuh kebahagiaan yang tak terucap, tapi juga luka, cinta yang dia pendam bagai api unggun kecil yang hangat namun tak boleh membesar.

Akhir-akhir ini, Daniella semakin manja, seperti anak kecil yang baru menemukan dunia penuh keajaiban. Dia kerap merengek meminta Erik menemaninya ke tempat-tempat terpencil, danau tenang, hutan lebat, atau padang rumput yang diterpa angin sepoi-sepoi.

“Ayok, kita manfaatkan dan habiskan minggu terakhir musim gugur ini menjelajahi daerah yang belum pernah aku kunjungi,” katanya suatu sore, suaranya penuh semangat, matanya bersinar seperti permata, rambut pirangnya berkibar di bawah sinar matahari yang mulai merona.

Aroma kamomil dari parfumnya bercampur dengan udara musim gugur yang harum tanah basah, membuat hati Erik berdegup kencang.

“Siap, Tuan Putri,” jawab Erik, senyumnya tak pernah pudar, meski hatinya selalu berperang antara tugas dan perasaan.

“Kemana pun Tuan Putri mau, saya siap mengantar dan menemani.”

Bagi Daniella, musim gugur dulu hanyalah musim kelabu, udara sejuk yang menusuk, siang yang pendek, dan warna-warni daun yang mengingatkannya pada suasana hatinya yang naik-turun.

Tapi kini, entah kenapa, setiap langkah di bawah pohon-pohon yang berguguran terasa seperti dongeng. Mungkin karena Erik, yang selalu ada dengan kesabaran dan kehangatan, membuat setiap momen terasa seperti petualangan romantis yang dia baca di buku-buku masa kecilnya.

Beberapa hari lalu, di minggu terakhir Oktober, langit biru cerah memayungi bumi, dan udara harum tanah basah menyapa mereka saat Erik mengajak Daniella ke hutan di sekitar Danau Mälaren.

Pohon-pohon birch berdiri tegak, daunnya kuning keemasan berguguran seperti salju ringan, menciptakan karpet alami yang berderit di bawah kaki mereka. Aroma daun kering dan lumut basah memenuhi udara, dan suara burung-burung kecil berkicau seperti melodi alam.

“Apa Putri Daniella pernah memetik jamur di hutan? Tradisi populer di kerajaan Skandinavia saat musim gugur,” tanya Erik, suaranya penuh antusiasme, tangannya memegang keranjang anyaman sederhana, hatinya berharap bisa berbagi kebahagiaan kecil ini.

“Aku tahu memetik jamur hal yang umum dilakukan saat musim gugur,” jawab Daniella, tersenyum malu-malu, wajahnya memerah di bawah sinar matahari yang menyelinap melalui celah daun.

“Tapi aku belum pernah melakukannya.” Matanya menyipit, hatinya merasa bebas, jauh dari beban protokol istana yang kaku.

“Saya akan ajak Putri ke hutan untuk memetik jamur seperti chanterelles dan ceps, serta memetik buah berry juga,” kata Erik, memimpin tangan Daniella dengan hati-hati melewati jalur berdaun.

Sentuhan tangannya hangat, membuat Daniella tersenyum kecil, hatinya terasa ringan seperti daun yang melayang.

Mereka berjalan pagi itu, udara segar menusuk paru-paru, suara dedaunan berderak di bawah sepatu hiking mereka. Memetik jamur di hutan terasa seperti meditasi, warna merah, oranye, dan kuning dari daun-daun musim gugur membuat hutan bagai lukisan hidup.

Daniella tertawa setiap kali menemukan jamur chanterelle kuning keemasan di bawah semak.

“Lihat ini, Erik! Seperti harta karun!” serunya, matanya berbinar, hatinya penuh kegembiraan anak-anak, tangannya memegang jamur dengan hati-hati seolah itu permata.

Setelah pagi menjelang siang, mereka mampir ke desa terdekat, di mana rumah-rumah kayu berdiri sederhana, asap mengepul dari cerobong, dan aroma roti segar tercium dari dapur-dapur.

“Kita mampir ke rumah itu yuk, minta ibu itu ngajarin aku masak jamur,” pinta Daniella, memegang tangan Erik dengan manja, jarinya terasa hangat dalam genggaman pria itu, hatinya penuh semangat untuk belajar sesuatu baru.

“Ayo, kita menyapa wanita-wanita yang sedang duduk di sana,” kata Erik, memimpinnya dengan langkah pasti, hatinya hangat melihat Daniella begitu antusias.

Mereka mendekati sekelompok wanita yang bercengkerama di teras rumah kayu, tawa mereka ringan seperti angin musim gugur.

“Maaf bila saya mengganggu kalian sebentar. Perkenalkan nama saya Erik. Kami dari kota, baru pulang memetik jamur dan mau minta tolong diajarkan memasak. Bolehkah?” sapa Erik, suaranya ramah, hatinya berharap diterima dengan hangat.

“Oh, dengan senang hati,” jawab seorang wanita paruh baya bertubuh agak gemuk dengan wajah penuh kerutan ramah, matanya bersinar tulus.

“Kamu dari kota ya, datang berdua pacarmu? Siapa nama gadis cantik ini?”

Daniella tersipu, pipinya memerah, tapi cepat menjawab, “Iya, saya pacarnya. Nama saya Cecilia, panggil aja Cecil.”

Bohong kecil itu membuat jantung Erik melonjak, seperti mimpi yang terlalu indah untuk jadi kenyataan, hatinya berbunga meski tahu itu hanya sandiwara.

Mereka diajak ke dapur sederhana, di mana aroma bawang dan mentega mulai memenuhi ruangan. Wanita itu, yang memperkenalkan diri sebagai Hilda, mengajarkan dua resep, tumis jamur dan sop jamur.

Daniella menggulung lengan sweaternya, wajahnya penuh konsentrasi saat mengiris bawang putih, aroma tajam membuat matanya sedikit berair.

“Lauk yang sangat populer dengan daging adalah jamur chanterelles yang ditumis dengan mentega, garam, merica, dan beberapa irisan tipis bawang putih,” jelas Hilda, suaranya penuh semangat, hatinya senang berbagi ilmu.

Sop jamur dihias dengan kembang kol, jamur goreng, selada air, dan hazelnut panggang, semuanya terlihat menggoda di meja kayu sederhana. Daniella mencampur bahan dengan hati-hati, sesekali melirik Erik, hatinya berharap hasil masakannya memuaskan.

“Aku baru belajar memasak. Ini pertama kalinya aku memasak. Ayo cicipin tumis dan sop jamurnya,” katanya pada Erik, matanya penuh harap, bibirnya menggigit bawah, hatinya berdebar menanti penilaian.

Erik mencicipi, rasa gurih dan creamy meledak di mulutnya, membuatnya tersenyum lebar.

“Gimana rasanya?” tanya Daniella, harap-harap cemas, hatinya berdebar.

“Enak dan lezat. Beneran, saya gak bohong,” jawab Erik, mata mereka bertemu, penuh kehangatan yang tak terucap, hatinya meleleh melihat usaha Daniella.

“Benerkah?” tanya Daniella tak percaya, lalu mencicipi sendiri.

“Wah, aku sudah pintar masak! Rasanya juga enak banget!” teriaknya kegirangan, melompat kecil seperti anak kecil, hatinya penuh kebanggaan.

“Iya, sudah bisa memasak dan rasanya lezat,” puji Erik, hatinya hangat, seperti melihat matahari terbit setelah malam panjang.

Saat makan, mulut Daniella belepotan krim dari sop jamur. Erik, tanpa sadar, mengelapnya dengan jarinya, sentuhan itu lembut dan intim, membuat waktu seolah berhenti. Mata mereka bertemu, Daniella tersipu, dan Erik buru-buru menarik tangannya, wajah keduanya bersemu merah.

“Ih, kalian romantis dan manis sekali,” goda Hilda, tertawa cekikikan, hatinya terhibur melihat pasangan muda itu.

“Kamu pasti senang mengetahui gadismu itu bisa memasak seenak ini. Padahal, dia baru saja belajar memasak, rasanya sudah lezat.

Kekasihmu sangat berbakat,” puji Hilda, tersenyum lebar, membuat Erik tersenyum malu, hatinya berbunga meski tahu itu bukan kenyataan.

*******

1
Dandi Mahesa
keren kak Lanjut gasken
lovebunny: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Dandi Mahesa
mampir ka
Just_Loa
Halo kak trimakasih sdah mmpir ya 🧡
lovebunny: hallo juga..iya sama sama..sukses selalu
total 1 replies
lovebunny
iya sabar.. tungguin ya 🙏🙏
lovebunny
makadih ya sudah mampir
lovebunny
maksudnya kendala apaan tuh..he..he
Ryner
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
perayababiipolca
Keren! Bagus banget ceritanya.
Agnes
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!