Penjara Hati Sang Mafia

...~Happy Reading~...

Seperginya laki laki tadi, Shiena pun segera beralih pergi ke dapur. Melihat beberapa bahan makanan yang tersedia di sana. Dapur yang memang belum sempat ia bereskan, kini membuatnya semakin frustasi.

'Beres beres saja aku kurang ahli, apalagi memasak,' gumam Shiena dalam hati menghela napas dengan berat.

Shiena memilih untuk membereskan dapur terlebih dulu, agar memudahkan nya untuk memasak nanti. Dan setelah terlihat rapi, ia mulai menyalakan kompor beserta ponsel nya untuk membuat tutorial di youtube.

"Astaga! aku mau memasak apa!" jerit Shiena dengan begitu frustasi ketika tidak menemukan bahan yang berada di dalam tutorial YouTube terebut. Dan kompor yang sudah menyala pun hanya berisi panci dengan air.

Shiena melihat ada ikan, yang bisa ia goreng. Namun ia kembali teringat akan mami nya yang kala itu menggoreng ikan. Dengan cepat Shiena pun menggelengkan kepala karena tidak ingin membuat kesalahan yang sama.

Namun, begitu lelah dirinya mengobrak abrik isi kulkas, dan dirinya hanya menemukan ikan. Dan dengan terpaksa, ia pun akhirnya memasak ikan. Mencari tutorial agar bagaimana cara memasak ikan agar tidak meledak ledak seperti sebelum nya.

'Selesai!' pekik Shiena begitu girang bahkan sampai berjingkrak ketika melihat hasil masakan nya yang hampir sempurna.

Shiena pun segera meletakkan makanan itu di meja makan. Setelah itu, ia pergi ke lantai dua untuk memanggil laki laki yang ia sendiri tidak tau siapa nama nya.

"Permisi! anda dimana? halooo!" panggil Shiena ketika sudah berada di lantai dua, namun tidak tahu kemana dirinya akan pergi.

"Tuan, anu eh siapa ya namanya. Tuan kulkas, astaga bukan. Tuan siapapun kamu yang tadi menyuruh ku membuat makanan. Silahkan keluar dan nikmati makanan mu." teriak Shiena sambil matanya terus menatap ke sekeliling.

Cklek.

Shiena langsung mengalihkan perhatian ke arah sumber suara dimana salah satu pintu di sana di buka. Dan berapa terkejut nya Shiena bahwa ternyata di sana ada tiga orang laki laki dengan wajah yang sama dingin nya. Dan salah satu dari mereka adalah, ...

"Tuan Artha!" seru Shiena menatap begitu kesal.

"Halo sweety," jawab laki laki itu tersenyum dan bahkan mengerlingkan sebelah matanya. Namun dengan cepat Shiena melengos dan memalingkan wajah.

"Maaf, saya hanya membuat satu makanan. Karena saya tidak tahu bahwa kalian ada tiga nyawa di sini, " ujar Shiena menundukkan kepala nya.

"Apa kamu pikir kami ini kucing, kau sebut tiga nyawa!" cetus salah satu dari tiga laki laki itu.

Shiena tidak menjawab, ia hanya memanyunkan bibir dengan sedikit kesal.

"Kenapa kamu begitu jahat padaku hem?" tanya laki laki bernama Artha menghampiri Shiena.

"Kenapa Tuan Artha juga jauh lebih jahat padaku? menyuruh ku membersihkan gudang sampai seperti ini Apakah anda memiliki dendam pribadi dengan ku, Atau anda sengaja ingin mengerjai ku!" pekik Shiena menggebu gebu membuat Artha menghela napas nya dengan kasar.

"Panggil dia Edward. Dia tidak pantas memakai nama ku!" satu laki laki yang super dingin yang tadi meminta makanan kepada Shiena, ia sudah begitu muak setiap mendengar gadis itu memanggil nama Edward dengan nama belakang dirinya.

"Clay! kau sungguh tidak asik!" protes Edward mendengus kesal.

"Jadi nama mu Clay?" tanya Shiena ketika Clayton sudah berada tepat di depan nya dan hendak melewati nya.

Clayton tidak menjawab, ia hanya menatap Shiena semakin dalam untuk beberapa detik. Hingga setelah beberapa saat ia pun berlalu dan pergi meninggalkan Shiena dan dua teman laki laki nya.