NovelToon NovelToon
MAFIA'S OBSESSION

MAFIA'S OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Mafia
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Kisah dewasa (mohon berhati-hati dalam membaca)
Areta dipaksa menjadi budak nafsu oleh mafia kejam dan dingin bernama Vincent untuk melunasi utang ayahnya yang menumpuk. Setelah sempat melarikan diri, Areta kembali tertangkap oleh Vincent, yang kemudian memaksanya menikah. Kehidupan pernikahan Areta jauh dari kata bahagia; ia harus menghadapi berbagai hinaan dan perlakuan buruk dari ibu serta adik Vincent.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Vincent kembali ke kamar mandi untuk merapikan diri, sementara Areta terbaring kelelahan sambil memandang langit-langit dengan tatapan kosong. Beberapa saat kemudian, suara ketukan pelan terdengar di pintu.

"Masuk," sahut Vincent, yang baru selesai berpakaian.

Pintu terbuka dan pelayan wanita masuk membawa nampan besar berisi bubur, sup, dan segelas jus segar.

Pelayan itu meletakkan nampan di nakas, membungkuk dalam, dan segera keluar, menghindari tatapan Vincent.

Vincent duduk di sisi ranjang, mengambil mangkuk bubur.

Ia menyendokkan bubur itu dan mengulurkannya ke bibir Areta.

"Makan, Areta. Kamu harus pulih, Areta. Kita punya urusan yang belum selesai."

Areta memalingkan wajah, tetapi rasa lapar dan kelelahan membuatnya tidak sanggup melawan lagi.

Ia membuka mulutnya dan menerima suapan bubur itu.

Vincent menyuapinya dengan telaten dan berbeda dengan sebelumnya.

Tatapannya tertuju pada garis rahang yang keras, dan kemudian, pada sebuah bekas luka jahitan yang samar di sisi leher Vincent, tersembunyi sebagian di balik kerah kemejanya. Luka itu tampak lama, seperti bekas sayatan pisau yang dalam.

"Itu kenapa?" tanya Areta lirih, menunjuk ke bekas luka di leher Vincent.

Vincent menghentikan tangannya, raut wajahnya berubah sejenak, sebuah ekspresi yang tak teridentifikasi melintas di matanya, sebelum kembali menjadi senyum tipis dan dingin.

"Ini?" Vincent menyentuh bekas luka itu dengan jarinya.

Areta menganggukkan kepalanya dan penasaran dengan jawaban suaminya.

"Perkelahian antar mafia. Sedikit pengkhianatan dari rekan kerja lama."

Areta terdiam saat mendengar perkataan dari suaminya.

Ia tahu, dunia Vincent adalah dunia kekerasan dan pengkhianatan.

Ia kembali memakan suapan bubur, tetapi pertanyaan lain muncul di benaknya.

"Apakah kamu masih mencintai Clara?" tanya Areta, suaranya kembali dipenuhi kebencian dan rasa jijik yang ia rasakan atas hubungan terlarang mereka.

Vincent menaruh mangkuk bubur itu di nakas dan langsung memegang tangan Areta, genggamannya lembut, berbeda dengan genggaman posesifnya yang biasa.

"Tidak," jawab Vincent, matanya menatap dalam ke mata Areta.

"Aku tidak pernah mencintai Clara. Itu hanya obsesi dan hubungan gelap tanpa emosi. Itu hanya kebiasaan."

Ia menarik napas panjang dan untuk pertama kalinya, Vincent berbicara dengan kejujuran.

"Jujur, aku sekarang mencintai kamu, Areta. Perlawananmu, keberanianmu, upaya gilamu untuk lari, semua itu membuatku tergila-gila. Aku mencintaimu," ucap Vincent.

Pengakuan itu menghantam Areta seperti ombak.

Ia tidak percaya jika seorang monster akan mencintai dirinya.

"Tapi aku tidak," balas Areta tegas, menarik tangannya dari genggaman Vincent.

"Kalau kamu mencintai aku, kamu tidak akan mengikat tangan, menyumpal mulut, dan membiusku di kamar orang lain. Aromanya sangat tidak enak di hidungku, Vincent."

Mendengar kata-kata jujur dan brutal Areta, Vincent tertawa terbahak-bahak.

"Aku akan buktikan padamu. Kau akan jatuh cinta padaku, Areta. Aku akan memastikan itu." ucap Vincent sambil mencium kening istrinya.

Areta mengabaikan ancaman itu dan menggunakan kesempatan langka ini, di mana Vincent tampaknya sedang mencoba bersikap 'normal'.

"Aku ingin kamu mengantarku ke makam ayahku," pinta Areta.

"Hanya sebentar. Aku ingin berpamitan, sebelum kamu memutuskan hukuman macam apa yang harus kujalani di sini."

Vincent terdiam sejenak saat mendengar permintaan istrinya.

Ekspresinya melunak sedikit. Ia tahu, rasa sakit Areta atas ayahnya adalah hal yang nyata.

"Baik, Areta. Kita akan pergi setelah kau menghabiskan sarapanmu." ujar Vincent.

Ia tidak ingin membahas Clara yang sudah ia hukum, karena ia ingin Areta yang menjadi algojo, seperti janjinya. Vincent hanya menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Areta.

Setelah menghabiskan sarapan, Areta merasa sedikit lebih kuat.

Vincent berdiri di depan lemari, memilihkan pakaian untuk Areta.

Ia mengambil sweater kasmir yang tebal dan celana panjang yang nyaman.

Dengan sigap, Vincent memakaikan pakaian hangat itu di tubuh Areta, menangani istrinya dengan kelembutan yang sangat berbeda dengan perlakuan brutalnya semalam.

Kontras yang menyesakkan itu membuat Areta hanya diam, membeku dalam kebingungannya.

"Kita berangkat sekarang," ujar Vincent sambil menggenggam tangan istrinya.

Mereka pergi dengan mobil hitam, tidak semewah yang semalam, tetapi lebih kokoh dan tak mencolok.

Vincent mengemudi sendiri, dan Jonas mengikuti di belakang dengan mobil terpisah.

Tak berselang lama mereka tiba di pemakaman ayah Areta.

Vincent mengajak istrinya untuk turun dari mobil.

Areta langsung menuju ke makam ayahnya. Ia berlutut di tanah, memegang batu nisan yang dingin.

Ia menangis sesenggukan dan mengeluarkan semua emosi yang ia tahan selama ini.

Areta merasa bersalah karena tidak bisa melindungi ayahnya.

"Ayah, maafkan aku. Aku tidak bisa lari dari monster itu. Aku hanya ingin bersama Ayah. Selamat tinggal, Ayah," bisik Areta sambil mencium batu Nisan milik Ayahnya.

Vincent berdiri agak jauh, membiarkan Areta sendirian.

Matanya mengawasi sekitar dan waspada terhadap bahaya yang selalu mengincarnya.

Ia tahu, musuh-musuhnya selalu mengincar kelemahan, dan saat Areta sedang rapuh adalah celah terbaik.

DOR!

Sebuah peluru melesat dan Vincent langsung menyadari bahaya itu.

Tanpa berpikir, ia berlari ke arah Areta, mendorong tubuh gadis itu hingga jatuh terjerembap di samping makam.

Brugh!

Peluru itu mengenai dada Vincent dan ia langsung tersungkur di atas Aretan

Darah segera merembes membasahi sweater Areta.

DOR! DOR!

Terdengar suara tembakan balasan dan membabi buta.

Jonas yang melihat kejadian itu dari mobilnya, langsung keluar dan menembak balik musuh yang bersembunyi di balik pohon besar di ujung pemakaman.

Dalam beberapa tembakan, Jonas berhasil melumpuhkan penyerang itu, yang segera jatuh tersungkur.

Areta yang tergagap dan shock, berusaha bangkit dari bawah tubuh Vincent yang berat.

Ia melihat darah segar mengalir deras dari dada Vincent, membasahi kemejanya dan menodai sweater yang ia kenakan.

"Vincent! J-jangan tidur!" teriak Areta panik, menepuk pipi suaminya yang mulai memucat.

Ia melihat mata Vincent setengah terpejam dan napasnya mulai tersengal.

Jonas berlari menghampiri mereka, wajahnya pucat.

Ia berjongkok, memeriksa denyut nadi dan luka tembak di dada Vincent.

"Tuan Vincent! Nyonya, minggir sebentar," ucap Jonas, lalu ia mengangkat tubuh Vincent dengan sigap.

Jonas segera membopong Vincent ke mobil. Areta hanya bisa mengikuti dengan langkah gemetar.

"Kita ke rumah sakit terdekat. Nyonya, Anda harus tenang," ujar Jonas sambil memasukkan Vincent ke kursi belakang.

Ia mengemudi dengan kecepatan penuh sambil membelah jalan menuju kota, meninggalkan makam dan penyerang yang tak bergerak di belakang.

Areta duduk di samping Vincent, memegang tangan suaminya yang sudah dingin.

Meskipun ia membenci pria ini dengan segenap hatinya, shock melihat Vincent terluka parah saat melindunginya membuatnya dilanda kepanikan yang luar biasa.

"Dia akan baik-baik saja, Nyonya," hibur Jonas, mencoba menenangkan Areta melalui kaca spion.

"Tuan Vincent sangat kuat." tambah Jonas.

1
putrie_07
cinta gila😆😆😆😆
lanjut Thor💪😘
اختی وحی
ikut gemeter😄
اختی وحی
semangat thor,makin seru
my name is pho: terima kasih 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!